Rayakan Kuningan di Darwin, Prof. Tirka Temukan “Serpihan” Bali Zaman Dulu di Negeri Kangguru

u10-IMG-20251201-WA0001
Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar, Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, MM., M.Hum (tengah) turut ngayah tari pendet di sela persembahyangan Hari Raya Kuningan bersama DBC, Darwin, Australia.

DENPASAR-fajarbali.com | Umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan pada Sabtu, 29 Nopember 2025. Akademisi perempuan sekaligus Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, MM., M. Hum., kembali berkesempatan bepergian ke Sydney dan mampir di Darwin untuk merayakan hari raya Kuningan dengan Darwin Bali Community (DBC).

"Seperti biasa mereka mengadakan persembahyangan bersama pada hari Kuningan karena sebagian besar mereka bisa libur dari pekerjaannya, sedangkan pada hari raya Galungan dilakukan di rumah masing-masing. Masyarakat Bali yang tergabung dalam Darwin Bali Commmunity (DBC) mulai menyiapkan upacara dan upakara secara gotong-royong," ungkap Tirka, melalui pesan elektronik, Minggu (30/11/2025).

Tirka melanjutkan, bebantenan atau sarana upacara mulai dipersiapkan sekitar seminggu sebelum hari raya di rumah Jero Mangku Gusti Suamba. Ada juga yang membuat banten baik "nyahit" maupun metanding di rumahnya namun, setelah setengah jadi atau jadi dibawa dan dipadu-padankan sehingga siap untuk peralatan upakara.

"Mereka seperti keluarga yang sangat dekat merantau di negeri orang, saling bantu dan bahu-membahu. Tidak sedikit dari mereka yang baru belajar membuat banten, canang dan mengetahui budayanya di negeri ini, belajar gratis dari para senior dan teman-teman yang sudah dianggap keluarga," kata Tirka.

"Luar biasa perjuangan mereka di samping berjuang untuk melangsungkan kehidupan masih sempat meneruskan kearifan budaya lokal untuk penerusnya walau mereka berada di luar negeri sebagai diaspora," sambungnya.

Kegiatan DBC apapun baik yang rutin maupun insidentil, selalu diumumkan kepada anggota baik melalui media sosial maupun whatsapp group yang mereka miliki. Khusus untuk hari raya Kuningan, sudah diumumkan seminggu sebelumnya dan juga mengundang Konsulat Jenderal Republik Indonesia yang ada di Darwin.

"Saya sangat senang dapat melaksanakan prosesi persembahyangan dari awal sampai akhir, kali ini. Dari acara penglukatan, mendak di pasih – karena kebetulan lokasi upacara di Pantai Casuarina – pantai umum yang memang selalu digunakan oleh DBC untuk melaksanakan prosesi upacara," ungkapnya.

BACA JUGA:  Didasari Bakti, Satya, Wirang, AA Gde Agung Puji Ngaben Massal Warga Arya Gajah Para

Menurut Tirka, suasana yang tercipta seperti bukan di Darwin, malah seperti di pantai di Bali zaman dulu, sangat bersih dan sepi. Ia pun "ngaturang ayah" memendet, pada acara memendak dari "lunga ngebejian".

Tirka sangat terharu, di negara lain mereka bisa melaksanakan acara “megah” seperti ini dengan segala keterbatasan dan mampu dilaksanakan dengan lancar dan sukses. Ini membuktikan betapa besar komitmen mereka bhakti terhadap leluhurnya yang telah mewariskan budaya luhur.

Setelah persembahyangan usai, dilanjutkan dengan acara ramah-tamah di tempat yang tidak jauh dari tempat persembahyangan. Disamping merupakan healing bertemu dengan teman-teman juga bisa mengupdate informasi mengenai Northern Territory.

Tidak lupa juga ramah-tamah dengan Gina Fadilla - Konsul yang menangani Pendidikan, Sosial dan Budaya. Banyak sekali anggota DBC membawa aneka makanan, khususnya masakan Bali dari berbagai Kabupaten darimana mereka berasal. Mereka sebelumnya saling menginformasikan makanan apa yang akan dibawa sehingga makanan yang disediakan menjadi beragam.

Komitmen yang sangat luar biasa, ia berharap aktivitas suci ini bisa berkelanjutan dan semaik bertambah besar dan semarak. Semakin bertambah komunitas DBC artinya semakin banyak masyarakat Bali yang berkesempatan bekerja atau belajar di negara ini.

Lebih lanjut, Tirka menceritakan pengalaman pertamanya menginjakkan kaki ke Negeri Kangguru yang dimulai sejak 1982.

Tirka yang masih duduk di bangku SMP di Tabanan, sukses menembus seleksi pertukaran siswa antara Bali-Darwin.
Beberapa bulan tinggal di Australia, Tirka langsung jatuh hati.

Setelah program pertukaran pelajar usai, ia selalu ingin berkunjung kembali walau banyak rintangan kala itu karena situasi, yang pastinya berbeda tidak seperti sekarang banyak kemudahan.

Kerinduannya pada Australia terjawab pada 2013. Tirka kembali berkunjung setelah puluhan tahun, tepatnya saat mendapat kesempatan beasiswa Frans Seda Awards untuk belajar Bahasa Inggris General di Navitas, Charles Darwin University.

BACA JUGA:  The Octopus Queen, Kuil Terakhir di Bandieten Eiland

Di Kota Darwin, Tirka mengaku menemukan "serpihan" Bali. Para perantau dari Bali membentuk Darwin Bali Community di Northern Territory. Komunitas ini pun terdaftar sebagai organisasi resmi di pemerintahan setempat tahun 2011.

Komunitas ini memiliki anggota sekitar 40 keluarga dan 125 orang, sudah beberapa kali melakukan pergantian kepengurusan.
I Nyoman Narta, warga Bali yang berasal dari Desa Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar, dipercaya sebagai ketua komunitas yang dinilai paling aktif serta konsisten dalam berkegiatan budaya Bali oleh perwakilan konsulat Indonesia yang ada di Kota Darwin.

Tidak hanya sekadar kumpul-kumpul setiap bulan, layaknya komunitas lain di negeri orang melepas kerinduan, namun setiap tahun komunitas ini dipercaya mengisi acara besar mewakili Negara Indonesia termasuk acara Pesona Indonesia.

"Saya diundang untuk menghadiri acara Nyepi di Konsulat Darwin. Saya bertemu dengan pasangan senior dari Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar yang tenar dengan panggilan "Memek" dan "Bapak".

"Rupanya beliau berdua ini telah berhasil mengantarkan sepuluh orang lebih sanak saudarnya untuk belajar dan bekerja di Darwin yang akhirnya menetap dan beranak-pinak," jelas Tirka.

Ia juga bertemu dengan Gusti Suamba dan keluarganya. Gusti Suamba sempat memimpin komunitas ini sekitar sepuluh tahunan. Gusti Suamba, menurut Tirka, tergolong sukses di tanah rantau. Kunci yang dia pegang adalah ketekunan.
"Kami sempat berdiskusi mengenai ketenagakerjaan, peluang kerja, pertukaran siswa, Kesehatan, pendidikan, adat budaya," kenangnya.

Komunitas ini juga mengadakan agenda tahunan menjelang dan puncak acara 17 Agustus, Pesona Indonesia, parade, pentas tari, stall expo, exhibition, culinary. Khusus acara keagamaan dan budaya Galungan, Kuningan, dan Nyepi.

Setelah tahun 2013, Tirka rutin berkunjung ke Darwin dalam berbagai kegiatan. Awalnya ia meninjau beberapa acara yang dilakukan dan akhirnya resmi bergabung menjadi anggota komunitas mulai Juni 2025.

Akhir Juni 2025 lalu, Tirka sempat mengikuti acara arisan Darwin Bali Community yang diadakan di daerah Anula Park. Dari agenda yang paling sederhana, laporan keanggotaan, keuangan sampai kepada rencana acara selanjutnya yang besar yaitu Pesona Indonesia yang diselenggarakan oleh Konsulat Indonesia antara bulan Agustus/September.

BACA JUGA:  PERADAH Diharapkan Cerdaskan Umat Hindu

"Apa yang mereka lakukan bermula dari sama-sama perantau, senasib, rindu tanah air sekedar berkumpul yang lama-kelamaan berkembang dengan sebuah pagelaran. Maklum masyarakat Bali di manapun mereka berada, jiwa seninya tidak akan pudar," jelasnya.

Menurutnya, aktivitas yang dilakukan komunitas tersebut secara langsung dan tidak langsung sebagai ajang promosi yang sangat kuat. Bagaimana mereka cinta Bali dengan memperkenalkan adat dan budaya Bali kepada masyarakat Darwin, khususnya dan Australia pada umumnya.

Ia menambahkan, Darwin ke Bali hanya ditempuh selama 2.5 jam dengan pesawat udara. Banyak yang belum memanfaatkan kelebihan kota Darwin khususnya untuk lapangan pekerjaan.
Begitu juga banyak masyarakat Darwin belum sepenuhnya memahami kalau Bali itu tetangga dekat jika dibandingkan dengan kota lain di Australia seperti Perth, Sydney, dan yang lain.

"Saya berharap agar pemerintah kabupaten/kota dan provinsi bisa melihat kembali ikatan dua wilayah yang dilakukan puluhan tahun sebelumnya dibangkitkan kembali," harap Tirka.

Ia mencontohkan, Dinas Pariwisata Bali/Indonesia bisa lebih gencar mempromosikan kembali potensi wisata Bali. Dinas Kesehatan yang sudah bekerja-sama sebelumnya bisa digalakkan lagi, keamanan, dan lainnya.

Selain Australia, Tirka telah banyak mengunjungi negara di berbagai benua serangkaian tugasnya sebagai Rektor Universitas Ngurah Rai maupun agenda lainnya.

 

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top