BANGLI-fajarbali.com | Bupati Bangli,I Made Gianyar, Senin (4/12/2017) melakukan inspeksi mendadak( sidak) ke sejumlah kegiatan fisik Pemkab Bangli di Kecamatan Bangli.Ada delapan kegiatan yang disidak, dari pagi hingga siang, dimulai dari sidak proyek di RSUD Bangli, proyek rehabilitasi darianse Kota Bangli sampai ke proyek peningkatan jalan lingkar Pura Bukitjati, Bunutin.
Inpeksi yang diikuti juga Wabup Sang Nyoman Sedana Arta dan Sekda Bangli, Ida Bagus Giri Putra saat menyidak proyek di RSUD Bangli, tak ada masalah yang terlampau siginifikan. Meski demikian Bupati Bangli berharap rekanan tidak muluk-muluk menyampaikan laporan kegiatan ini ke Bupati Bangli.”Saya tak ingin saat saya turun baik-baik, tetapi saat BPK turun lalu ada masalah,” ujar Bupati Bangli wanti-wanti kepada hampir semua rekanan yang proyeknya disidak saat itu.
Kemudian Bupati Bangli meninjau proyek rehabilitasi drainase Kota Bangli dengan dana Rp. 7,6 miliar lebih yang dikerjakan CV Catur Harapan Utama. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dinas PU PR Perkim, I Wayan Suarsana mengatakan kalau progres kegiatan fisik itu baru mencapai 19 persen dari 80 persen target selesai. Bupati Bangli tampak kaget mendengar laporan itu. Lalu pihak pelaksana proyek (CV Catur Harapan), I wayan Kerta menyampaikan asalasan keterlambatan, dimana awalnya alat yang ada di Surabay dipbawa ke Bangli untuk memudahkan pekerjaan. Namun di tengah jalan ada gejala erupsi Gunung Agung yang berkonsekuensi pada lekangkaan material, maka akhirnya alat dipindah lagi ke Surabaya. Hal inilah yang cukup memakan waktu, terutama di pengiriman beton cetak.”Pindah alat ini cukup memakan waaktu,” ujarnya.
Tanpa berkesempatan memberikan alasan yang lain lagi dari rekanan langsung dipotong Bupati Bangli. Karena Bupati Bangli seakan taak terima dengan alasan tersebut. Menurutnya tak patut ada alasan apa lagi, ketika rekanan sudah menada tangani proyek.
“Kalau sudah tandatangani kontrak sudah harus ready segalanya, baik alat dan yang lainnya,” ujarnya Bupati yang banyak memberikan ilustrasi saat itu. Dan kepada OPd yang menjadi leading sektor, ke depan agar dimenangkan rekanan yang telah siap dengan segalanya di Bangli, biar pejabat tidak berat lagi untuk mengklarifikasi ke luar daerah.
Rekanan tampak melongok tak mampu untuk bicara apapun lagi. Bahkan Wabup Sang Nyoman Sedana Arta marah-marah kepada rekanan. Dikatakan drainase kota Bangli benar-benar menjadi dambaan, mengingat persoalan banjir yang senantiasa mewarnai Bangli. Tetapi setelah pemerintah mengalokasikan anggaran besar karena keseriusan pemerintah lalu rekanan membuat kecewa.
“Ini menampar muka saya dan Pak Bupati,” ujarnya kesal. Wabup melihat tak ada niat rekanan untuk mengejar target selesai, kaarena tak ada penambahan tenaga kerja.”Berapa sih tenaga yang digunakan, ini tampak tak ada niat untuk kejar target, dilihat dari jumlah tenaga yang tidak ada penambahan,” ujarnya. PPK Dinas PU PR Perkim Bangli , I Wayan Suarsana ketika mengatakan bakal berupaya untuk mensuport rekanan agar bisa kejar reaalisasi pekerjaan 50 persen sampai pada jatuh emponya (21/12), malah ditolak oleh Wabup, untuk tidak dikejar, karena berpengaruh pada kualitas. “Jangan dikejar begitu nanti efeknya kualitas,” tambahnya lagi.
Sementara sejumlah pejabat dalam rombongan itu secara bisik-bisik mempertanyakan soal ketiadaan lubang untuk aliran air di jalan ke drainase, padahal drainase sesungguhnya harus menampung air hujan (air di jalan) agar tidak banjir. Pada atu sisi juga ada bisik-bisik pejabat kalau proyek itu tidak memberikan ruang bagi rumah tangga untuk menyalurkan limbahnya.
“Ada limbah yang kami lihat taadi ngecor tak masuk drainase,” ujar pejabat yang enggan ditulis namanya. Pejabat ini mengatakan drainase harus menampung limbah rumah tangga.Tetapi soal limbah ngecor tak masuk drainase, apakah rekanan yang tidak menolak pembuangan limbah atau memang faktor lain, dia mengaku belum tahu persis persoalannya. Tetapi kalau saja limbah rumah tangga tetap ngecor tak mauks drainase, tentu drainase tidak mengatasi limbah atau kekumuhan.
Saat sidak ke proyekl lain, tak ada persoalan yang terlampau signifikan. Proyek Pasar di Terminal Loka Srana hanya diakui ada keterlambatan 9 persen, namun rekanan berjanji bakal mempercepat kerja. Pelaksana proyek PT Pusuk Indah Lestari mengatakan pihaknya menggunakan sistem lembur untuk kejar target selesai, 3/12. Bahkan bukan sekadar lembur (siang malam). Bahkan tenaga kerja juga berbeda. Karena ketika menggunakan tenaga yang sama, bakal mereka bakal kelelahan.
“Siangnya beda orangnya tenaga untuk malam hari juga beda, karebna kalau tenaga mereka diposir bakal kelelahan,” ujar pelaksana proyek tersebut. (sum)