Â
GIANYAR – fajarbali.com | Dalam upaya mencegah peningkatan prevalensi risiko stunting, kelompok mahasiswa pengabdian masyarakat Universitas Mahasaraswati Denpasar (UNMAS Denpasar) memberikan sosialisasi kepada masyarakat di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Stunting masih menjadi tantangan bagi masa depan anak-anak Indonesia. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak serta daya tahan tubuh anak.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang terjadi akibat kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang menyebabkan tinggi badan lebih pendek dari standar usianya. Untuk mencegah peningkatan stunting, pemerintah dan berbagai pihak mengadakan Gerakan Cegah Stunting, sebuah program untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan berkembang secara optimal agar tercegah dari risiko stunting.
Pengabdian ini diketuai oleh Dr. Ni Putu Lisa Ernawatiningsih, S.Si., M.Si. beserta anggota Komang Kalista Prabandari Putri dan Ni Komang Tri Wulandari yang tergabung dalam kelompok pengabdian masyarakat UNMAS Denpasar.
Program ini terdiri dari beberapa kegiatan utama yang dirancang untuk mengedukasi sekaligus meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mencegah stunting. Pertama, pemantauan pertumbuhan anak, yang melibatkan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala secara berkala. Hal ini menjadi fokus utama karena data ini sangat penting untuk mendeteksi risiko stunting sejak dini.Â
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan bersama dengan Kepala Koordinator UPT Puskesmas Sukawati II, diketahui bahwa masih adanya indikasi stunting di desa Batubulan. Maka dari itu risiko stunting memiliki urgensi sehingga diperlukan adanya intervensi untuk segera dilakukan.Â
Kedua, diadakannya sosialisasi mengenai pentingnya pola makan dengan gizi seimbang, ini juga permasalahan utama dimana masih banyak masyarakat yang kurang sadar mengenai pentingnya asupan nutrisi yang cukup bagi ibu hamil, bayi dan balita, termasuk konsumsi makanan yang kaya protein hewani, zat besi, serta vitamin dan mineral esensial lainnya.
Edukasi ini dipaparkan langsung oleh salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Sukawati II agar pemahaman yang diberikan lebih akurat dan terpercaya. Program ini bertujuan untuk mengubah pola pikir serta kebiasaan makan masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini.
Adapun istilah “Isi Piringku" merupakan panduan gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk memastikan asupan nutrisi yang optimal bagi berbagai kelompok usia, termasuk bayi dan balita. Dalam konteks pencegahan stunting, konsep ini menekankan pentingnya keseimbangan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) serta zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dalam setiap sajian makanan. Kampanye "Isi Piringku" juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. (rl)