Poltekkes Denpasar Ambil Bagian Tangani Stunting dan Permasalahan Kesehatan di Desa Tembok, Buleleng

(Last Updated On: )
Tim Pengabmas Program Wilayah Berkelanjutan Poltekkes Kemenkes Denpasar di Desa Tembok, Tejakula, Buleleng.

SINGARAJA-fajarbali.com | Dosen dibantu mahasiswa dari lintas-jurusan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Denpasar, turut berkontribusi mengatasi persoalan stunting di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng melalui Pengabdian Masyarakat Program Pembinaan Wilayah Berkelanjutan.

Para pengabdi melakukan aksi nyata melalui kegiatan bertema “Peningkatan Keterampilan dan Pendampingan Interprofesionalisme Bidang Kesehatan Dalam Penanggulangan Stunting”. Tim pengabdi sudah beberapa kali turun ke lokasi, termasuk di awal Agustus 2024.

Ketua Pengabdi, Anak Agung Gede Agung, SKM, M.Kes., mengatakan, penderita gizi buruk tahun 2023 di Desa Tembok berjumlah 18 orang dan gizi lebih sebanyak 19 orang. Dari hasil pendataan saat KKN IPE mahasiswa Poltekkes Kemenkes Denpasar di bulan januari 2024 ditemukan  balita  yang mengalami stunting  sebanyak 28 orang dari 137 balita (20,44%), dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai stunting.

Layanan gratis cek HB dan gua darah untuk umum.

“Solusi yang kami tawarkan yakni memberikan edukasi dan pendampingan interprofesionalisme bidang kesehatan dalam penanggulangan stunting. Interprofessional Colaboration (IPE) merupakan proses kolaborasi yang terdiri dari dua atau lebih tenaga kesehatan berfokus pada belajar dengan, dari, dan tentang masing-masing profesi sehingga dapat mengembangkan kerja sama demi terwujudnya pelayanan pasien yang lebih optimal,” jelas Anak Agung Gede Agung.

Selain balita stunting, timnya juga menemukan persoalan kesehatan lain di Desa Tembok, misalnya tingginya hipertensi di kalangan lansia, karies gigi pada anak SD, perilaku membakar sampah, lansia tidak mendapatkan pelayanan posyandu serta 100 persen remaja putri belum mendapatkan informasi tentang pencegahan anemia.

Masalah yang paling menjadi konsentrasi Kepala Desa adalah kebiasaan anak-anak sekolah mengkonsumsi minuman berwarna dan pemanis, dikhawatirkan akan terjadi kasus Diabetes Melitus (DM) pada usia muda.

Pengabdi pun menjawab persoalan kesehatan itu dengan melakukan langkah untuk menurunkan jumlah balita  yang mengalami stunting  di Desa Tembok, meningkatkan pengetahuan   ibu dan remaja mengenai stunting, eningkatkan pengetahuan  remaja putri mengenai anemia, menurunkan kasus karies gigi usia SD, menekan hipertensi, menggelar posyandu lansia serta pendampingan pengolahan sampah yang tidak berisiko mencemari lingkungan.

“Kami berkolaborasi dari berbagai disiplin ilmu kesehatan seperti ilmu Gizi, Keperawatan, Kebidanan, Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Kesehatan Gigi, dan Kesehatan Lingkungan dalam hal memberikan edukasi dan pendampingan, sehingga mencapai tujuan secara optimal,” ungkapnya.

Saat penyuluhan dan pendampingan, pengabdi dari masing-masing jurusan memberikan edukasi sesuai bidang ilmunya, dengan sasaran para kader posyandu, PKK, perangkat desa, bidan desa, ibu rumah tangga, balita, kepala sekolah, guru dan murid, UKS dan KPM. Program prioritas pengabdian pun disinergikan dengan program desa. Pada saat yang sama digelar juga layanan cek HB dan gula darah gratis untuk masyarakat umum.

“Yang kami lakukan pencegahan stunting dengan penguatan teknik pengukuran tinggi dan berat badan, pemanfaatan pangan lokal, pencegahan karies pada anak di SD, peningkatan kebiasaan minum air putih pada anak, dan pilot projek pengadaan sarana penyaringan air pdam menjadi air minum di sekolah,” ungkapnya.

Anak Agung Gede Agung dibantu anggotanya, Dr. Ni Nengah Ariati, SST. M.Erg                        (Gizi), Dr.Drs.I Wayan Mustika, M.Kes (Keperawatan), Made Widhi Gunapria Darmapatni, SST. M.Keb. (Kebidanan), Anysiah Elly Yulianti, SKM,  M. Kes. (Kesehatan Lingkungan), Dr. Drg. I GA Ayu Putu Swastini, M.Biomed (Teknologi Laboratorium Medis) dan  Ns. I Wayan Sukawana, S.Kep,M.Pd (Keperawatan). Kegiatan ini berlangsung hingga Oktober mendatang.

Perbekel Desa Tembok, Dewa Ketut Wily Astawan, menilai keadiran Sivitas Poltekkes Kemenkes Denpasar sangat bermanfaat, khususnya bagi pembangunan bidang kesehatan di wilayahnya.

“Selain memberikan ilmu dan informasi kesehatan terkait pencegahan dan penurunan stunting kepada Kader Posyandu, KPM dan masyarakat juga memberikan bantuan berupa mesin filter RO yang kami pasang di SDN 1 dan SD 3 Tembok. Harapannya tahun depan di SD lainnya juga mendapatkan sumbangan mesin air supaya semua anak sekolah membiasakan minum air putih setiap hari”kata Wily seraya mengucapkan terima kasih.

Pihaknya berharap, ke depan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dilanjutkan berkesinambungan dan Tembok menjadi desa binaan Poltekkes Kemenkes Denpasar.

 

 

 

Next Post

Pemkot Denpasar Bersama Cap Panda Hadirkan Masikian Fest 2024, Dorong Pelestarian Seni dan Tradisi Bali

Ming Agu 4 , 2024
(Last Updated On: ) Press conference Masikian Fest Cap Panda Tradisi Indonesia: Head of Marketing Food & Beverage Kino Indonesia, Lie Joko Budiman (dua dari kiri), Penyarikan Yowana Bali MDA Kota Denpasar, I Yande Adiana, dan Tokoh STT, A.A Ariyuda Krismawan.   DENPASAR-fajarbali.com | Indonesia dikenal dengan keragaman budayanya yang […]
1722701748777-01_copy_800x534

Berita Lainnya