https://www.traditionrolex.com/27 Pertanian Di Bangli Cenderung Melesu Dewan Minta Dinas DKP Kembangkan Demplot Tanaman Buah Selain Jeruk - FAJAR BALI
 

Pertanian Di Bangli Cenderung Melesu Dewan Minta Dinas DKP Kembangkan Demplot Tanaman Buah Selain Jeruk

(Last Updated On: 12/03/2020)

BANGLI – fajarbali.com | Ketua Komisi II DPRD Bangli, I Ketut Mastrem menyatakan perkembangan sector pertanian di Kabupaten Bangli belakangan ini dinilai melesu. Kondisi ini, semakin diperparah akibat lesunya sector pariwisata lantaran dampak penyebaran virus corona. Untuk itu, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli diminta lebih serius memberikan pelatihan dan edukasi kepada para petani. “Penyuluhan kepada para petani secara menyeluruh perlu ditingkatkan. Sebab, pertanian di Bangli belakangan ini cenderung mengalami kelesuan. Terutama di hotikultura. Apalagi akibat dampak kepariwisata, akan tambah melesu. Untuk itu, bagaimana kita membangkitkan petani dan peternak agar bisa bergairah lagi,” ungkap Ketut Mastrem saat dihubungi Rabu (11/3/2020).

 

Kata Mastrem, sebelumnya pihaknya juga telah menyampaikan hal tersebut saat Rapat Kerja Komisi II DPRD dengan jajaran Dinas PKP Bangli baru-baru ini. Menurut Politisi PDIP asal desa Katung, Kintamani ini, sejatinya Kabupaten Bangli selama ini adalah sebagai produsen sejumlah komuditas pertanian di Bali. Untuk itu, pihaknya berkeinginan budidaya tanaman yang dikembangkan di Bangli bisa terus dioptimalkan. Mengingat dalam hal budidaya pertanian di Bangli saat ini masih lemah. “Perkenalan budidaya terhadap petani, sosialisasi dan edukasi harus terus ditingkatkan. Salah satunya mengadakan pelatihan-pelatihan ke petani tentang budidaya. Sebab, ini masih sangat lemah sekali. Terutama ditanaman holtikultura, dipeternakan maupun komuditas tanaman lainnya,” bebernya.

Lemahnya edukasi yang diberikan selama ini, kata dia, bisa dilihat dari prilaku petani di Bangli. Semisal, dalam hal penanganan berbagai macam penyakit tanaman yang dulunya tidak ada kini muncul. Dampaknya, banyak petani menjadi panik melakukan penanganan. Padahal, dengan budidaya yang benar sejatinya tidak  boleh dilakukan dengan pemupukan maupun pengobatan secara berlebihan. Namun karena petani takut, justru tiap tiga hari bisa dilakukan penyemprotan. Padahal itu, belum tentu juga efektif. “Fenomena seperti ini, juga harus perlu diberikan edukasi yang tinggi dari dinas PKP untuk menggaerahkan petani. Usul saya dari dulu, agar dinas juga mengadakan analisis tentang tekstur tanah untuk mengetahui tingkat kebasahan dan keasaman tanah. Supaya tidak seperti sekarang, petani masih adan kecendrungan ikut-ikutan. Tanam jeruk, jeruk semua ditanam hingga akhirnya anjlok. Karena pasarannya tetap seperti itu, tak seimbang dengan produksi yang ada,” ungkapnya.

Disampaikan, sesuai hasil dari diskusinya bersama para pelaku pertanian dan lembaga yang berkompeten dibidangnya, Bangli yang berada diketinggian 700-1.200, sejatinya bisa ditanami buah apa saja. Oleh karena itu, pihaknya menekankan kembali kepada Dinas PKP melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menanam tanaman tidak harus jeruk. “Contoh, di desa saya dicoba Klengkeng juga bagus. Walaupun baru sebatas satu dua pohon ditanam di pekarangan rumah warga, buahnya juga lebat. Manggis dan durian juga bagus. Apa saja bagus, mengingat ketinggiannya berada 800-900 dari permukaan air laut. Semua buah bagus ditanam,” bebernya.

Tindak lanjut dari itu, pihaknya pun sempat menanyakan ke Kementrian Pertanian supaya ada sejumlah demplot tanaman buah di Bangli. Sebab,  kata Mastrem, petani ini perlu diberi contoh. “Kalau hanya disuruh mencoba, susah sekali. Kalau umpanya ada demplot buah ini, buah itu dibeberapa tempat, dan hasilnya bagus, petani baru akan mau. Untuk itu, saya harapkan nanti dinas PKP punya inovasi pengembangan buah selain jeruk. Agar petani tidak hanya menunggu hasil jeruk saja dan Bangli tetap dikenal sebagai daerah produsen pertanian,” pungkas Mastrem.

Secara terpisah Kadis PKP Bangli, I Wayan Sarma ditemui disela-sela penanaman bibit padi varietas Trisakti di Bangkiang Sidem, Bangbang, Tembuku, menyambut positif gagasan komisi II DPRD Bangli tersebut. Selama ini, pihaknya sejatinya telah mengembangkan sejumlah demplot perlakuan dengan satu pupuk dan demplot uji varietas. “Hanya saja, karena anggaran terbatas khususnya dari APBD, sehingga yang kita lakukan juga terbatas. Selama ini, pengembangannya kita lakukan dengan bekerjasama dengan perusahaan, Yayasan maupun swasta,” pungkasnya. (arw)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Diskes Bali : Masih Menunggu Hasil Lab Sembilan Pasien terduga COVID-19 dari Balitbangkes

Kam Mar 12 , 2020
Dibaca: 4 (Last Updated On: 12/03/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Dinas Kesehatan Provinsi Bali hingga saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan terhadap sampel sembilan pasien terduga COVID-19 yang berstatus dalam pengawasan.      Save as PDF

Berita Lainnya