https://www.traditionrolex.com/27 Perkuat Sesana Pemangku, Wujud Yadnya Peradah Gianyar - FAJAR BALI
 

Perkuat Sesana Pemangku, Wujud Yadnya Peradah Gianyar

(Last Updated On: 19/11/2023)

FOTO: “Diklat Kepemangkuan” di Pura Taman Pule, Mas, Ubud, Minggu (19/11/2023), yang diinisiasi DPK Peradah Indonesia Gianyar.

 

GIANYAR – fajarbali.com | Dewan Pimpinan Kabupaten Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Gianyar (DPK Peradah Indonesia Gianyar) bekerja sama dengan Desa Adat Mas menggelar “Diklat Kepemangkuan” di Pura Taman Pule, Mas, Ubud, Minggu (19/11/2023). 

Dikonfirmasi di sela kegiatan, Ketua DPK Peradah Gianyar, I Kadek Dwi Mahendra Putra, berujar, kegiatan itu sebagai bentuk yadnya dan aksi nyata Peradah Gianyar kepada masyarakat. Kegiatan juga dihadirkan khusus sebagai bagian penguatan diri pemangku dalam rangka menyongsong Karya Agung di Pura Dalem Mas.

“Kegiatan ini untuk memperkuat pemahaman dan sesana pemangku sebagai seorang rohaniawan,” jelas Dwi Mahendra, seraya mengatakan tema yang diusung, yakni “Nincapang Sradha Bhakti Saha Angga Sabha Kepemangkuan–Yadnya Pinaka Saksi Bhakti Pinaka Bukti”.

Ida Pedanda Gede Made Putra Kekeran dan Tjokorda Raka Kerthyasa, dihadirkan sebagai narasumber, dan diikuti 62 orang pemangku di lingkungan Desa Adat Mas.

“Tujuannya adalah untuk mewujudkan pemangku yang tidak sekadar pemangku, tetapi pemangku yang memiliki perilaku dan pengetahuan yang mencerminkan pemuka agama dan paham spiritual,” kata seniman ini.

Sulinggih Ida Pedanda Gede Made Putra Kekeran pada kesempatan itu mengingatkan bahwa seorang pemangku hendaknya memiliki pemahaman yang sejalan dengan pedoman-pedoman yang ada. Dharma Upapati PHDI Gianyar ini pun berharap ke depan para pemangku dapat meningkatkan swadharmanua sebagai seorang pemangku yang benar dan patut.

“Harapannya ketika pemangku melaksanakan tugasnya di masing-masing pura dan desa pakraman dapat berjalan sesuai sesana. Pemangku diharapkan juga dapat memberi pemahaman kepada masyarakat tentang agama,” kata dia pada kegiatan yang dimoderatori akademisi Unud, I Ketut Eriadi Ariana (Jero Penyarikan Duuran Batur).

Sementara itu, tokoh Puri Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa mengatakan bahwa pemangku memegang peranan penting sebagai tokoh spiritual dalam mayarakat. “Pemangku merupakan pengayah sehingga patut menjalankan yg disebut dengan sradha bhakti, agar menjadi sebuah bukti, sebagai wujud bakti kepada umat, yang dilandasi dengan ngama, rupa, guna, sakti,” katanya.

Bendesa Adat Ubud yang sering dipanggil Cok Ibah ini pun menambahkan bahwa menjadi pemangku harus berlandaskan dengan ketulusan untuk mencapai sebuah kejayaan umat beragama. 

Menurutnya Dharma perlu dilaksanakan dengan baik dalam aksi uang nyata oleh umat, terlebih bagi seorang pemangku. “Melakoni Dharma lebih mulia daripada membabarkan banyak mantra. Etika itulah yang perlu dipegang oleh seorang pemangku sebagai seorang rohaniwan,” kata dia memungkasi. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Perkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi, STIE Satya Dharma Jalin MoU dengan BRIN

Ming Nov 19 , 2023
Dibaca: 177 (Last Updated On: 19/11/2023) FOTO: Edy Giri Rachman Putra, Ph.D., dan Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani, SE., MM.   DENPASAR – fajarbali.com | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja menandatangani perjanjian kerja sama atau MoU dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), 15 November 2023 lalu.  […]
IMG-20231119-WA0006

Berita Lainnya