https://www.traditionrolex.com/27 Penyuluh Bahasa Bali Edukasi Pemilik Lontar di Blahbatuh - FAJAR BALI
 

Penyuluh Bahasa Bali Edukasi Pemilik Lontar di Blahbatuh

(Last Updated On: 01/10/2020)

GIANYAR – fajarbali.com | Penyuluh Bahasa Bali  Kecamatan Blahbatuh memberikan edukasi kepada pemilik lontar agar pusaka tersebut jangan di-tengetkan. Hal ini disampaikan saat perawatan lontar di Banjar Antugan, Desa Blahbatuh, Kamis (1/10/2020).

Dari perawatan kemarin, sebanyak 50 cakep lontar dirawat, namun hanya 17 lontar saja yang berhasil diidentifikasi. Perawatan dan konservasi itu dilakukan guna menghilangkan dan memaknai kesan tenget pada sebuah lontar. Sebab jika tidak dibuka dan dipelajari lontar bisa rusak dimakan ngetnget (rayap). Hal ini disampaikan Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Blahbatuh, Ni Wayan Miani yang menyebutkan untuk melestarikan peninggalan dan warisan leluhur terdahulu. “Tujuan kegiatan ini untuk dapat merawat lontar itu sendiri, supaya kondisinya lebih baik,” jelas Wayan Miani.

Dikatakannya, di di Blahbatuh sendiri cukup banyak warga yang memiliki lontar, namum masih kurang pemahaman si pemilik lontar, “Dan dianggap tenget (sakral), hingga akhirnya rusak dimakan ngetnget dan tidak terbaca,” sesalnya.

Dijelaskannya lagi, sebuah lontar ibaratkan sebuah buku yang berisikan aksara dan memang harus dirawat untuk dipelajari. Bukan saja sebuah lontar itu hanya dipajang saja pada tempatnya. “Lontar itu tidak ada lontar tenget, dan tugas kami di sini untuk merawat lontar yang ada. Bukan hanya dipajang atau diletakkan begitu saja di tempatnya. Bila tidak dibaca akan rusak sendiri,” jelasnya lagi.

Miani menemukan banyak lontar yang terbungkus rapi, diletakkan di tempat khusus dan diupacarai. Sehingga karena sebagai benda sakral, isinya jarang dibuka, dan memerlukan komunikasi untuk membuka dan merawat. Ketika diizinkan untuk dirawat dan dikonservasi oleh pemiliknya, ia dan penyuluh yang lainnya memerlukan waktu yang cukup lama memferifikasi isi dan konservasi. “Untuk konservasi itu satu cakep lontar memerlukan 30 menit, yang lama itu adalah mengindentifikasi lontar tersebut. Sesuai pendataan lontar di wilayah Blahbatuh itu rata-rata tentang usadha,” ucapnya.

Bendesa Adat Antugan, Ngakan Made Sukarsana  menjelaskan di desanya terdapat dua titik pemilik lontar. Sementara saat ini yang berkenan lontarnya dirawat adalah milik Dewa Ngakan Mangku karena diijinkan untuk dirawat dan dikonservasi. “Di sini ada dua lokasi yang mengizinkan untuk dikonservasi, sehingga berkat bantuan dari penyuluh kami bisa menjaga dan merawat lontar yang ada. Kedepan juga akan kami sampaikan kepada pemilik lontar yang lain, untuk diberikan pemahaman agar lontar yang ada dirawat supaya tidak rusak dimakan rayap,” jelas Ngakan Sukarsana.(gds).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Tim Yustisi Jaring Dapati Anggota Dewan Tanpa Masker

Kam Okt 1 , 2020
Dibaca: 5 (Last Updated On: 01/10/2020)GIANYAR – fajarbali.com | Tim Yustisi Protokol Keesehatan Gianyar, kamis (1/10/2020) melakukan sidak masker di wilayah Kecamatan Blahbatuh. Saat sidak masker ini, salah satu anggota DPRD Gianyar, Ni Nyoman Etty Yuliastuti terjaring sidak penerapan protokol kesehatan. Mengendari roda empat, Etty Yuliastuti ditepikan kendaraannya saat melintas di […]

Berita Lainnya