Pemkab Karangasem Santuni Korban Tersambar Petir

AMLAPURA-fajarbali.com | Musibah tersambar petir yang menimpa sembilan warga hingga dua orang meninggal dunia di Desa Tulamben, pada  Minggu (25/2/2018) lalu, mendapat perhatian dari Pemkab Karangasem.



Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri diwakili Asisten I Ida Bagus Sulendra bersama Direktur Rumah Sakit, Kadis BPBD, perwakilan dari Sekretaris Dinas sosial, perwakilan dari Dinas Pertanian, perwakilan dari Dinas Kesehatan, Kabag Kesra, Kabag Umum dan Sekcam Kubu, mengunjungi korban selamat di RSUD Karangasem dan juga ke rumah duka untuk menyampaikan ucapan bela sungkawa serta memberikan para korban santunan, beberapa waktu lalu.

 Asisten I Ida Bagus Sulendra mengatakan, pihaknya mewakili bupati dan pemerintah Karangasem turut berbelasungkawa terhadap kejadian itu. Bupati juga berpesan, keluarga korban agar tetap tabah menerima cobaan tersebut.  

“Saya mewakili Bupati Mas Sumatri dan Pemerintah Kabupaten Karangasem, turut berbela sungkawa atas korban yang terkena sambaran petir. Semoga diberi  ketabahan untuk keluarga yang ditinggalkan. Untuk yang masih dirawat semoga cepat sembuh supaya bisa menjalankan aktivitas seperti biasa,” ujar IB Sulendra. 



Adapun bantuan yang diserahkan diantaranya, alat rumah tangga dan sembako. Santunan juga diterima oleh 3 Kepala Keluarga (KK) yang terkena dalam bencana ini, yakni perwakilan dari Ni Wayan Tebeng, Ketut Mawan anak kandung,perwakilan Ketut Tika dan Negah Mudar. Sedangkan satu orang pasien yang ditengok di RSUD Karangasem I Nyoman Jenek juga mendapat bantuan berupa sembako yang diterima keponakan korban I Wayan Miasa.

Kepala Desa Tulamben I Nyoman Ardika mengatakan, musibah maut tersambar petir itu sendiri, sebagiamana diberitakan, terjadi di kebun kacang kawasan Banjar Tulamben, Desa Tulamben, yang berjarak sekitar 10 kilometer arah selatan rumah korban, Minggu siang sekitar pukul 14.30 Wita. Saat disambar petir, 9 orang sekeluarga sedang berteduh di dalam gubuk di tengah kebun kacang seluas 2 hektare, karena hujan lebat disertai petir menyambar-nyambar. 

Dalam musibah ini, 2 korban tewas mengenaskan di lokasi TKP, yakni Wayan Tebeng dan anak perempuannya, Ni Nyoman Bawak. Sedangkan 7 korban selamat, juga semuanya masih satu keluarga asal Banjar Beluhu Kauh, Desa Tulamben, masing-masing  I Nyoman jenek, (35) (anak korban tewas Wayan Tebeng), Ni Ketut Sari, (30) (anak korban tewas Wayan Tebeng), I Ketut Tika, (32) (menantu korban tewas Wayan Tebeng), Ni Ketut Purnami, (13) (cucu dari korban tewas Wayan Tebeng), Putu Mae Anggraini, (12) (cucu dari korban tewas Wayan Tebeng), Kadek Denik, (8) (cucu dari korban tewas Wayan Tebeng), dan Komang Erik, (2) (cucu dari korban tewas Wayan Tebeng). 




Selama ini, korban Wayan Tebeng dikenal sebagai petani yang ulet. Walau umurnya telah 70 tahun, Wayan Tebeng konsisten mengolah lahan seluas 2 hektare di Banjar/ Desa Tulamben untuk ditanami kacang tanah. jagung, dan sawi secara bergantian. Selama ini, dia selalu bekerja di kebun mengajak adik, anak, menantu, dan cucunya. Mereka bahu membahu mulai dari mengolah lahan, menanam kacang tanah, cabut rumput, hingga panen. Untuk bibit kacang tanah, ada pengepul yang memberikan bibit, setelah panen, hasilnya dibagi sesuai perjanjian. 

Kesehariannya, korban Wayan Tebeng tinggal serumah bersama sang istri Ni Nengah Tebeng (71), sang adik kadung I Wayan Sutama, anak perempuannya yakni Ni Nyoman Bawak. dan cucunya I Putu Okta. Sebab, sesuai keyakinan di Banjar Beluhu Kauh, Desa Tulamben, tidak boleh tinggal di satu pekarangan lebih dari dua KK.  Rumah yang ditinggal keluarga korban, terdiri dari empat bangunan, satu dapur, dan tiga bangunan tempat tidur. Sedangkan anak-anak yang lainnya tinggal terpisah, masih di Banjar Beluhu Kauh. (bud)