Pelebon Ibunda Cok Ace, Ribuan Warga dan Wisatawan Asing Bakal Padati Ubud

GIANYAR-fajarbali.com | Ibunda Tjokorda Oka Ardana Sukawati (Cok Ace), Anak Agung Niang Agung (96) akan dilakukan pelebon, Jumat (2/3/2018) besok. Anak Agung Niang Agung merupakan ibu angkat mantan Bupati Gianyar yang juga calon wakil Gubernur Bali (Cok Ace) meninggal pada 14 Januari 2018 lalu di RS Bros Denpasar.



Pelebon ini menggunakan Bade Tumpang Sia, yang pada hari ini dilakukan penyambungan Bade/Pemereman (munggah bade) dengan tinggi 28 meter. Prosesi ini juga diikuti dengan pemlaspasan Patung Lembu dan prosesi lainnya, sebelum dilakukan Pelebon besok. Prosesi hari ini menyedot ribuan warga lokal dan wisatawan asing, dimana Krama Desa Adat Ubud sudah bersiap sejak pagi hari.

Prosesi penyambungan (ngeratep) Bade dilakukan dengan hati-hati dari ketinggian sekitar 14 meter. Bendesa Agung Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa menyatakan bersyukur, karena cuaca cukup cerah dan semua prosesi berjalan lancar.



“Besok 12 banjar adat akan melakukan pengarakan secara bergiliran, semoga besok juga cuaca bersahabat,” terang Tjok Raka Kerthyasa.

Cok Ace sendiri menyebutkan prosesi yang dilaksanakan tersebut merupakan bonus bagi wisatawan yang berkunjung ke Ubud. Mengingat setelah prosesi pembakaran di Setra Dalem Puri, Desa Peliatan tidak bisa lagi melihat bade tersebut. Cok Ace sendiri menyebutkan pelebon tersebut dijadikan momentum dan promosi destinasi wisata di Bali.

”Upaya ini sangat efektif, dan penginapan di kawasan Ubud saat ini tingkat hunian 100%,” terangnya.

Hanya saja kata Ketua PHRI Gianyar, Cokorda Ichiro Sukawati menyebutkan kegiatan yang bernuansa budaya tersebut minim informasi kepada wisatawan.




“Saya banyak mendapat informasi, baik dari pengusaha travel dan saya pribadi, wisatawan mengeluhkan informasi pelebon tersebut sangat minim,” terang Cok Ichiro. Bahkan dikatakannya, ada beberapa wisatawan yang sudah berlibur ke Lombok, terpaksa balik lagi ke Ubud untuk melihat prosesi tersebut.

Disamping itu, dirinya mendapat informasi bahwa wisatawan yang berlibur di Kuta dan Nusa Dua bakal datang ke Ubud untuk melihat prosesi tersebut. “Tadi saja saat ngeratep pemereman, banyak wisatawan yang menonton, disamping juga ditonton oleh wisatawan yang kebetulan lewat ke Ubud,” tambahnya.

Menurutnya, dengan adanya prosesi pelebon tersebut tingkat okupansi hunian hotel dan penginapan di Ubud mengalami peningkatan sampai 20%.




“Bulan-bulan ini tingkat okupansi kan sedang turun, dengan adanya prosesi pelebon ini juga bias mendongkrak tingkat hunian kamar,” terangnya. Atas kondisi tersebut, Cok Ichiro menyebutkan agar pemerintah juga ikut memberikan informasi ke dunia luar, sehingga jumlah kunjungan ke Bali pada umumnya bias meningkat. Disamping itu, sisi positifnya, Cok Ichiro menyebutkan sampai pedagang acung dan cold drink dapat mengais rejeki. (sar)