DENPASAR-fajarbali.com | Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI I Gusti Ketut Astawa, mengunjungi Pasar Kreneng, Pasar Badung dan Tiara Dewata Grosir, Kota Denpasar, Jumat (21/3/2025), untuk mengetahui kondisi riil pasokan dan stabilitas harga, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Nyepi tahun 2025.
Sebelumnya, Gusti Astawa memantau Pasar Murah di Halaman Kantor Gubernur Bali. Kunjungan kali ini melibatkan Bank Indonesia (BI), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kota Denpasar, Perum Bulog, Kepala Pasar terkait, Satgas Pangan Polda Bali dan sejumlah stakeholder lain.
"Tujuan kunjungan kami dari Bapanas ingin mengetahui kondisi riil di pasar. Untuk memastikan pasokan dan stabilitas harga," jelas Gusti Astawa ditemui di Pasar Badung, Denpasar.
Secara umum, menurut Gusti Astawa, kondisi pasokan dan harga semua komoditi relatif aman terkendali, bahkan diyakini sampai lewat hari raya. Diakuinya khusus komoditi cabai yang mengalami kenaikan lebih dikarenakan faktor alam.
Yang menjadi sorotan dalam kunjungan kali ini adalah harga minyak goreng merk Minyakita yang dijual jauh melampaui dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp. 15.700.
"Minyakita masih dijual ke konsumen Rp 18-19.000. Ini sangat tinggi, jauh di atas HET yang ditetapkan pemerintah," tegasnya.
Kebetulan, saat itu sebuah truk dari Surabaya sedang membongkar Minyakita. Pihaknya pun lantas meminta keterangan sopir truk. Tapi sang sopir berkilah hanya tugas mengantar.
"Soal harga saya tak tahu-menahu," katanya sembari menyerahkan lembaran dokumen ke petugas.
"Sangat pas tadi ada yang ngirim Minyakita di bawah. Kita cek ternyata harganya Rp16.500, masih di atas HET. Kami minta teman-teman Satgas Pangan (Kepolisian) mengusut persoalan ini hingga ke hulu," kata Gusti Astawa.
Ia menduga, rantai distribusi yang panjang dan kompleks masih menjadi pemicu tingginya harga Minyakita. "Kalau ke konsumen Rp 16.000 masih oke lah. Tapi tetap masih di atas HET. Ini akan terus kita kejar bersama Satgas Pangan," imbuhnya.
Diketahui, Minyakita diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat. HET Minyakita diatur sebesar Rp 15.700 per liter.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Nyoman Widyana Putra, menambahkan, inspeksi dari Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Bapanas dan stakeholder terkait ini, mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada konsumen.
"Inspeksi ini merupakan kehadiran negara dalam menjamin ketersediaan dan kestabilan harga bagi masyarakat. Kami amati semua komoditi aman dari pasokan dan harga kecuali minyak goreng merk Minyakita," kata Widyana.
Selain memantau harga Minyakita, pihaknya juga sempat mengecek volume kemasan. "Kita juga cek tadi apakah isinya sesuai dengan kemasan. Ternyata pas. Cuma tinggal soal harga yang masih di atas HET," pungkasnya.
Sementara itu, Manager Administrasi dan Keuangan, Perum Bulog Bali Airina Faiza, menambahkan, cadangan beras pemerintah di Bali lebih dari 13 ribu ton sehingga pihaknya memastikan pasokan aman hingga empat bulan ke depan.
"Menjelang hari raya besar keagamaan, kami tingkatkan lagi Gerakan Pasar Murah (GPM) di seluruh kabupaten/kota se-Bali. Sehari minimal tiga titik (GPM) di berbagai wilayah," tutup Airina.
Seorang pemilik kios di Pasar Badung, Nur, berharap, pemerintah mampu mengendalikan harga dengan memutus rantai distribusi yang terlalu panjang.
Setiap item barang yang dijualnya, rerata mendapatkan keuntungan Rp1.000 sampai 2.000 per kg. Harga barang-barang yang dia terima memang sudah tinggi dari pihak penyalur.
"Saya sudah sering menerima berbagai kunjungan dari bapak-bapak ngaku dari pemerintah. Tapi kami butuh aksi nyata. Semoga kunjungan kali ini bisa menghasilkan hal yang baik buat kami dan konsumen," kata dia.