https://www.traditionrolex.com/27 Pasangan Tunanetra Hidup Dengan Jualan Air, Berharap Bantuan Agar Putranya Bisa Sekolah - FAJAR BALI
 

Pasangan Tunanetra Hidup Dengan Jualan Air, Berharap Bantuan Agar Putranya Bisa Sekolah

(Last Updated On: 11/08/2021)

GIANYAR-fajarbali.com l Pasangan suami istri penyandang disabilitas tuna netra I Wayan Warka (51), dan Ni Made Tangen, (35), asal Banjar/Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar patut diapresiasi. Pasangan ini menjalami kehidupan hanya dengan menjual air saja. Pasangan ini memiliki putra yang sudah duduk di DD kelas 5.


Pasutri ini mengaku mengalami tuna netra sejakasih Balita, “Memang sejak lahir sudah tidak bisa melihat karena memang tidak berisi bola mata,” ujarnya Warka suaminya. Dirinya mengalami kelainan sejak berumur 2 tahun. Karena mengalami step. Hingga kedua bola matanya menjadi tidak normal. Namun masih bisa melihat. “Tidak normal sarafnya terganggu, kadang ngelami pandangan kabur,” ujarnya. 

Untuk menyambung hidup, Warka menjual air klebutan. Satu ember besar dihargai Rp 3ribu. Sementara Istrinya membuat wadah lengis atau kelengkapan canang. “Kadang pelanggan bisa memberikan Rp 5000 rupiah, langganan saat ini ada 7, sehari bisa mendapatkan Rp 15.000,” jelasnya.

BACA JUGA :
Yenny Wahid Gelar Vaksinasi Massal di Sleman, Jogjakarta
Setelah Padi Organik, Gianyar Kembangkan Kol Organik, Uj Coba 10 Hektar di Desa Pilan, Payangan

Dengan keadaan keluarganya saat ini, ia tidak bisa berbuat banyak. Kendati ada keinginan untuk bekerja lebih dari sekedar menjual air, namun hal itu tidak mungkin. “Ada keinginan untuk melakukan yang lainnya, tapi kondisi membuat tidak berdaya,” ujarnya. 

Putranya sendiri,  Wayan Widiasa, saat ini duduk dibangku kelas 5 SD. Dalam situasi pandemi covid-19, yang mengharuskan anak belajar daring dari rumah, ia sempat kebingungan dan merasakan kasihan pada diri sendiri karena tidak bisa membelikan anaknya sebuah handphone. “Beruntung dikasi minta oleh sekolah SLB Mahatmiya tempat Ibunya sekolah dulu,” ceritanya.

Pemerintah pun tidak diam melihat situasi keluarga tersebut. Dalam pekarangan rumahnya ada tiga kepala keluarga. Ketiga sudah sempat mendapat bedah rumah dari pemerintah. Namun lantaran tidak berdaya, kondisi rumah pun kini mulai mengalami kerusakan. “Dapat dulu dari pemerintah 17 juta, saya pakai juga untuk membuat dapur, saya berterimakasih kepada pemerintah dan semua pihak yang telah membantu saya selama ini,” ungkapnya. (sar)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Genjot Vaksinasi untuk Pemulihan Kesehatan dan Pariwisata

Rab Agu 11 , 2021
Dibaca: 17 (Last Updated On: 11/08/2021)DENPASAR-fajarbali.com l Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali berharap pemerintah terus menggenjot program vaksinasi dan memperbanyak jumlah perusahaan bersertifikasi CHSE sebagai strategi bertahan di tengah pandemi Covid-19.  Save as PDF

Berita Lainnya