“Dulu Ibu masih kuat menyapu halaman. Sekarang, berdiri dari kursi saja susah.”
Kalimat seperti ini sering kami dengar dari keluarga pasien usia lanjut. Setelah diperiksa, ternyata Ibu mengalami osteoporosis, yaitu kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah, bahkan tanpa benturan keras.
1. Apa itu Osteoporosis?
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi keropos, lemah, dan mudah patah, terutama di usia lanjut. Penyakit ini datang secara diam-diam, tanpa gejala.
Sering kali baru terdeteksi setelah lansia mengalami patah tulang karena terjatuh ringan, atau bahkan hanya karena membungkuk atau batuk keras. Patah tulang akibat osteoporosis bisa terjadi di bagian pergelangan tangan, pinggul, atau tulang belakang.
Hal ini dapat membuat lansia menjadi sulit bergerak, kehilangan kemandirian, bahkan depresi karena tidak bisa lagi melakukan aktivitas seperti biasa.
2. Siapa yang Rentan?
Orang lanjut usia lebih berisiko mengalami osteoporosis, terutama:
• Wanita setelah menopause (karena penurunan hormon estrogen)
• Lansia yang kurang bergerak atau jarang terkena sinar matahari
• Orang yang kurang konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D
• Perokok dan peminum alkohol
• Pengguna obat-obatan tertentu dalam jangka panjang (seperti kortikosteroid pada asma, rematik, atau lupus)
• Orang dengan riwayat keluarga yang juga mengalami osteoporosis atau genetik
3. Bagaimana Mencegahnya?
Pencegahan adalah kunci utama, dan sebaiknya dimulai sejak usia muda. Namun, bagi lansia, langkah pencegahan tetap penting untuk memperlambat pengeroposan tulang lebih lanjut.
Berikut beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan:
A. Konsumsi Makanan Kaya Kalsium dan Vitamin D
• Makanan sumber kalsium: susu, keju, yoghurt, tahu, tempe, ikan kecil (ikan teri), dan sayuran hijau seperti bayam atau brokoli.
• Vitamin D dibutuhkan agar kalsium dapat diserap tubuh dengan baik. Sumber alami vitamin D adalah sinar matahari, dan bisa juga diperoleh dari telur, ikan berlemak (seperti salmon), serta suplemen jika diperlukan.
• Kebutuhan kalsium untuk lansia sekitar 1.000–1.200 mg per hari, dan vitamin D sekitar 800–1.000 IU per hari.
B. Rutin Berjemur di Pagi Hari
• Sinar matahari pagi membantu tubuh memproduksi vitamin D alami.
• Cukup berjemur selama 15–30 menit sebelum pukul 09.00, dengan wajah dan lengan terbuka (tidak tertutup pakaian tebal).
C. Tetap Aktif Bergerak
• Aktivitas fisik seperti jalan kaki, senam lansia efektifnya dengan weight-bearing exercise, naik turun tangga, atau latihan keseimbangan sangat bermanfaat untuk menjaga kekuatan otot dan tulang, sekaligus mencegah jatuh.
• Lakukan olahraga ringan minimal 3–5 kali seminggu, sesuai kemampuan.
D. Hindari Rokok dan Alkohol
• Rokok dan alkohol terbukti mempercepat pengeroposan tulang dan mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh.
E. Cegah Risiko Jatuh di Rumah
• Pasang pegangan (grab bar) di kamar mandi dan dekat tempat tidur
• Gunakan pencahayaan yang cukup terutama di malam hari
• Hindari karpet yang mudah tergelincir
• Gunakan sandal atau alas kaki yang tidak licin dan mendukung keseimbangan
F. Pemeriksaan Tulang Secara Berkala
Pemeriksaan kepadatan tulang (bone mineral density/BMD) sebaiknya dilakukan terutama bagi:
• Wanita usia > 50 tahun
• Pria usia > 65 tahun
• Orang yang memiliki faktor risiko
Pemeriksaan ini bisa dilakukan di rumah sakit dengan alat khusus seperti DEXA scan.
4. Kalau Sudah Terjadi, Apa yang Harus Dilakukan?
Berikut langkah-langkah penanganan yang direkomendasikan:
A. Gaya Hidup Sehat Tetap Dijaga
• Pola makan tinggi kalsium dan vitamin D
• Tetap bergerak dan berolahraga sesuai kemampuan
• Menghindari jatuh dengan modifikasi rumah yang aman
B. Obat-obatan untuk Menguatkan Tulang
Terdapat beberapa jenis obat yang dapat membantu memperlambat pengeroposan tulang atau bahkan membantu membentuk tulang baru. Jenis obat diberikan tergantung pada kondisi masing-masing pasien dan harus melalui penilaian dokter spesialis.
C. Fisioterapi dan Rehabilitasi
Jika sudah terjadi patah tulang, fisioterapi sangat penting untuk membantu memulihkan fungsi gerak, menguatkan otot, dan menjaga keseimbangan. Latihan fisik rutin juga membantu mencegah patah tulang berulang.
D. Dukungan Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam mendampingi lansia menjalani pengobatan, memastikan mereka minum obat, aktif bergerak, dan tidak merasa sendiri atau terbebani.
Kesimpulan
Osteoporosis bukanlah takdir yang harus diterima begitu saja saat usia bertambah. Ini adalah penyakit yang bisa dicegah dan dikendalikan. Dengan perhatian yang cukup dari diri sendiri dan keluarga, lansia tetap bisa memiliki tulang yang kuat, tubuh yang bugar, dan menjalani hari tua dengan bahagia serta mandiri. Jangan tunggu sampai patah tulang. Rawat tulang sejak o, jaga kesehatan hingga hari tua.
Penulis: Ni Putu Yusica Maylasari, R.A. Tuty Kuswardhani.