DENPASAR-fajarbali.com
Pencemaran lingkungan khususnya di laut menjadi aspirasi yang disampaikan oleh para nelayan di kawasan Badung Selatan. Diketahui, pengerukan yang dilakukan oleh Pelindo di Benoa yang membuat hasil tangkapan ikan menurun drastis.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bali Wayan Rawan Atmaja usai turun langsung ke masyarakat dalam rangka serap aspirasi (reses). Menurutnya, masyarakat di kawasan Kuta Selatan yang kesehariannya sebagai nelayan merasakan dampak langsung dari pembangunan oleh Pelindo. Yakni pencemaran pada air laut dampak dari pembuangan hasil kerukan membuat ikan-ikan semua kabur. Bahkan, warna air laut pun berubah menjadi keruh seperti susu.
“Hasil kerukan yang ada di Pelindo, karena dibuang dekat pantai tidak di laut lepas. Karena dekat bibir pantai, membuat airnya kayak warna susu yang membuat air tercemar dan hasil tangkapan nelayan khususnya ikan permukaan seperti tongkol kabur,” kata Rawan saat dikonfirmasi, Kamis (03/11).
Akibatnya, hasil tangkapan ikan menurun drastis sampai 90 persen. Padahal, seharusnya saat ini sudah musim ikan tongkol. Khususnya nelayan di kawasan Tanjung Benoa, Sawangan, Serangan hingga Uluwatu.
Sebagai tindaklanjut, Rawan mengaku telah berkoordinasi dengan Komisi III DPRD Bali yang membidangi pembangunan. “Leading sektornya di sana (Komisi III DPRD Bali), sudah disampaikan juga dengan Ketua Komisi III, Gung Adhi Ardhana. Termasuk untuk membuangnya pasir tersebut malam, banyak ada pemancing juga, takutnya pemancing diseruduk kapal,” akunya.
Politisi Partai Golkar ini menegaskan bahwa dirinya tak akan berhenti sampai disitu. Ia berkomitmen akan mengawal keluhan para nelayan sampai tuntas. “Kemarin terkait kelangkaan pohon di sana sudah dikawal dengan Komisi III, sudah beres. Kelangkaan minyak juga sudah teratasi, kita bicara untuk masyarakat kecil, seperti petani dan nelayan,” tandasnya. Kata dia, apa yang menjadi keluhan dan aspirasi masyarakat harus dikawal sampai tuntas.
Aspirasi lain yang disampaikan oleh masyarakat yakni yang berkaitan dengan pembangunan. Yang mana erat kaitannya dengan hibah. Ia meminta kepada Gubernur Bali agar hibah bisa lebih ditingkatkan. Pasalnya, hibah bansos bisa menggerakkan perekonomian masyarakat. “Hibah inikan ke masyarakat, jadi ada perputaran perekonomian disana,” ujarnya.
Terakhir, Rawan menambahkan bahwa apa yang menjadi keluhan dan masukan dari masyarakat harus dikawal dengan serius. Mengingat, ekonomi Bali saat ini sudah mulai menggeliat secara keseluruhan. “Untuk masyarakat kan sudah banyak sekarang menggeliat perekonomiannya. Terutama di pariwisata juga sudah mulai bangkit,” pungkasnya. (sis)