Musim Kokokan Kawin, Wisatawan Penikmat Fotografi Berdatangan

“Puncaknya nanti di Desember, semua kokokan akan mengeram telur, namun momen terbaik mengambil foto saat ini, pas musim kawin,” jelas Made Rawa. Sehingga kalau datang sekitar bulan Desember, kokokan sudah pada mengeram, sehingga obyek foto terbatas.

 Save as PDF
(Last Updated On: 20/10/2022)
GIANYAR-fajarbali.com | Desa Petulu Kecamatan Ubud terkenal dengan Obyek Wisata Kokokan. Jelang akhir tahun, biasanya wisatawan mancanegara khususnya yang menggemari fotografi mukai berdatangan untuk mengambil foto terbaik. Menjelang akhir tahun, burung kokokan kembali ke habitat asal untuk bertelur, sehingga momen ini sangat baik untuk fotografi. 
 
Pengelola obyek wisata Petulu, Made Rawa, Kamis (20/10/2022) menjelaskan burung kokokan saat ini sudah mulai berdatangan (kembali) untuk bersarang dan bertelur. “Puncaknya nanti di Desember, semua kokokan akan mengeram telur, namun momen terbaik mengambil foto saat ini, pas musim kawin,” jelas Made Rawa. Sehingga kalau datang sekitar bulan Desember, kokokan sudah pada mengeram, sehingga obyek foto terbatas. Dan di bulan Maret mendatang, kokokan akan kembali ke alam liar untuk mencari pakan. 
 
Dikatakannya, beberapa kokokan yang bersarang di rumah warga, dipindahkan ke habitat asli, di hutan desa dekat Pura Dalem Desa Adat Petulu. Sayangnya, sarang burung kokokan sangat rentan terhadap cuaca, sehingga yang bersarang di pohon dan terkena hujan, telur tidak bisa menetas. “Sarangnya sangat rentan, bertelur di pohon dan kena hujan tidak akan bisa menetas,” urainya. Sehingga dengan kondisi ini, pengelola obyek wisata ingin memindahkan tempat bertelur agar aman dari pengaruh hujan. 
 
Disebutnya, saat musim kawin tahun sebelumnya, jumlah Kokokan mencapai ribuan, sebagiannya bersarang di rumah warga. Yang bersarang di rumah warga ini biasanya gagal menetas. Sebelumnya ada sekitar 60an ekor Kokokan yang bertelur di rumah warga, hanya sebagian yang berhasil menetas. Sedangkan wisatawan yang mendatangi obyek wisata Petulu, rata-rata 20 wisatawan. Sebagian besar wisatawan ini adalah pengget fotografi dan mengambil gambar sejak pagi. “Ada yang beberapa kali datang, mencoba mengambil momen musim kawin burung. Rata-rata mereka puas,” jelas Made Rawa.sar
 
 
 Save as PDF

Next Post

STF 2022: Transformasi Menuju Transportasi Berkelanjutan Ramah Lingkungan

Kam Okt 20 , 2022
Dibaca: 50 (Last Updated On: 20/10/2022)Pembukaan Sustainable Transportation Forum 2022 di BICC, Nusa Dua.   MANGUPURA-fajarbali.com | Kementerian Perhubungan Republik Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi didukung lembaga pembangunan internasional Pemerintah Jerman, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH menggelar Sustainable Transportation Forum (STF) 2022 bertempat di Bali […]
Pembukaan Sustainable Transportation Forum 2022-8602bbb7

Berita Lainnya