https://www.traditionrolex.com/27 Minim Promosi dan Kalah Saing, Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Pura Kehen Menurun - FAJAR BALI
 

Minim Promosi dan Kalah Saing, Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Pura Kehen Menurun

(Last Updated On: 25/04/2019)

BANGLI-fajarbali.com | Tingkat kunjungan wisatawan ke Pura Kehen, Bangli sejak beberapa tahun terakhir, terutama pasca Bom Bali hingga saat ini benar-benar stagnan. 

Kondisi ini, kian diperparah karena tidak ada terobosan yang dilakukan. Salah satunya, karena kurang didukung penambahan fasilitas penunjang dan minimnya promosi yang dilakukan Pemkab Bangli. Dampaknya, Pura Kehen yang sempat berjaya pada era tahun 70-an hingga 90-an dikhawatirkan lambat laun akan semakin ditinggalkan karena mulai kalah saing.

Hal itu diakui, Ketua Pokdarwis Obyek Wisata Pura Kehen, I Ketut Wahya, saat dikonfirmasi Kamis (25/04). Disampaikan, rata-rata tingkat kunjungan ke Pura Kehen sejak bom Bali tidak pernah ada peningkatan yang significant.  “Perkembangan tingkat kunjungan ke Pura Kehen stagnan,” tegasnya. Kata dia, tingkat kunjungan pada saat musim sepi seperti saat ini, hanya mencapai sekitar 1.500 orang per bulan.

“Peningkatan biasanya mulai terjadi memasuki bulan Juni sampai September, maksimal bisa mencapai 4.000-an sebulan. Namun setelah bulan Oktober lagi dah turun,” jelas Ketut Wahya. Dengan rata-rata tingkat kunjungan tersebut, disebutkan, PAD yang mampu dihasilkan hanya sekitar Rp 600 juta setahun.

Dampak merosotnya tingkat kunjungan tersebut, diakui, banyak pedagang di Pura Kehen gulung tikar. “Pasca Bom Bali, banyak pedagang bangkrut dan beralih profesi. Ada yang kembali lagi menjadi petani,” sebutnya. Terbukti, banyak kios-kios dan pedagang souvenir kini juga terpaksa tutup. Diceritakan, Pura Kehen yang masuk sebagai salah satu Cagar Budaya yang dilindungi ini, pernah mengalami masa jaya sekitar tahun 1980 dan tahun 1990-an. Sebab, kala itu kata Wahya, Pura Kehen masuk dalam paket kunjungan.

“Dulu kalau ada paket kunjungan dari Tampaksiring-Kintamani-Pengelipuran, Pura Kehen pasti masuk didalamnya. Sekarang tidak masuk dalam paket kunjungan. Itu kemungkinan karena selama ini, Pura Kehen tidak banyak masuk di buku-buku promosi dan sebagainya. Keberadaan Pura Kehen sangat minim promosi dan sarana penunjang. Makanya, kunjungannya menjadi stagnan,” bebernya.

Lebih lanjut, diakui Wahya, merosotnya tingkat kunjungan ke Pura Kehen, juga disebabkan karena mulai kalah saing. “Kalau sekarang, banyak Pura juga yang telah menjadi obyek, seperti Taman Ayun. Apalagi Pura di Batuan, Gianyar tidak bayar tiket, hanya dana punia. Perkembangan sekarang saya lihat, lebih banyak kunjungan ke Pura yang di Batuan, Gianyar itu daripada ke Pura Kehen,” sebutnya. Untuk itu, pihaknya mengaku telah berupaya mengusulkan terobosan untuk membangun Gedung kesenian dan stage untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Pura Kehen.

Hanya saja, dalam perkembangannya, usulannya tersebut belum bisa terealisasi karena berbagai kendala. “Sebenarnya saya ingin ada terobosan supaya tingkat kunjungan ke Pura Kehen kembali ramai. Tapi ya tergantung dari pemerintah daerah. Saya menginginkan ada sebuah stage atau panggung, untuk pementasan kesenian. Awal-awalnya mungkin bisa digratiskan terlebih dahulu untuk menarik minat kunjungan. Tapi semua itu tergantung Pemkab,” jelasnya.

Menurutnya, jika pembangunan stage kesenian itu bisa direalisasikan, pihaknya berkeinginan dibangun di areal timur Pura Kehen agar supaya saat tamu keluar dari Pura bisa langsung menyaksikan pementasan kesenian tersebut. “Mungkin bisa melibatkan anak-anak yang latihan setiap harinya, itu kan menarik dan dalam seminggu sekali ada pementasan tarian-tarian untuk menarik kunjungan wisatawan,” tandasnya.

Hanya saja, diakui, karena masih ada persoalan tanah dan adanya keinginan salah satu tokoh yang menghendaki pembangunannya dilakukan disebelah barat Pura Kehen, sehingga usulannya itu hingga kini belum bisa direalisasikan lantaran belum ada titik temu. Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada Pengempon Pura Kehen dan Pemerintah Daerah untuk bersama-sama mencarikan solusi persoalan tersebut. (ard)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Pleno Tingkat Kecamatan, Sutrawan, Baru Bisa Rampung 50 Persen

Kam Apr 25 , 2019
Dibaca: 11 (Last Updated On: 25/04/2019)SINGARAJA-fajarbali.com | Setelah usai dilakukan proses pungut hitung setelah pelaksanaan pencoblosan pada 17 April 2019 lalu kemudian dilakukan pleno yang dimulai tanggal 19 April 2019 lalu hingga kini proses baru bisa diselesaikan hingga 50 persen. Dalam pelaksanaan pleno dimana Komisi Pemilihan (KPU) Buleleng menargetkan pelaksanaan […]

Berita Lainnya