https://www.traditionrolex.com/27 Mengejutkan, Awal Rapid Test Sebanyak 443 Warga Banjar Serokadan Mengarah Positif - FAJAR BALI
 

Mengejutkan, Awal Rapid Test Sebanyak 443 Warga Banjar Serokadan Mengarah Positif

(Last Updated On: 01/05/2020)

BANGLI- fajarbali.com | Sebanyak 443 warga banjar Serokadan, desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli hasil rapid test yang dilaksanakan Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Propinsi Bali bersama Satgas Kabupaten  Bangli, Kamis 30 April 2020 justru menunjukkan hasil reaktif. Dampaknya, masyarakat kian khawatir terkait semakin tingginya kasus transmisi lokal yang terjadi. 

 

 

 

Padahal, rapid test massal tahap satu tersebut baru menyasar 1.210 jiwa dari jumlah penduduk Serokadan sebanyak 2.640 jiwa. Karena itu, rapid test akan kembali dilanjutkan oleh Satgas Penanggulangan Covid-19 Propinsi Bali bersama Kabupaten Bangli, Jumat hari ini (01/05/2020) untuk 1.430 yang tersisa. Tindak lanjut dari itu, wilayah banjar Serokadan langsung diisolasi agar penyebaran virus yang belum ditemukan obatnya tersebut tidak semakin meluas. Disisi lain, karena terkejut dan tidak percaya dengan hasil tersebut, Bupati Bangli selaku Kasatgas Penanggulangan Covid-19 sempat mengintruksikan petugas medis melakukan rapid test ulang pada puluhan warga setempat pada malam harinya. Hasilnya, dari 25 warga yang awalnya rapid testnya reaktif, justru non reaktif. Dampaknya, masyarakat pun kian bingung dengan akurasi hasil test cepat tersebut. 

 

Hal ini diakui Juru Bicara Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa saat dikonfirmasi, kemarin. Disampaikan  awalnya pelaksanaan rapid test dimulai pukul 09.15 wita di empat lokasi berbeda. Yakni, di Bale banjar Tempek Kaje untuk warga masyarakat Tempek Kaja, Balai banjar Serokadan untuk warga Tempek Sangging dan Tempek Satria, SDN 2 Abuan untuk keluarga PMI dan di Wantilan Pura Puseh untuk warga tempek Kelod Kangin. “Hasilnya, dari 1.210 orang yang di rapid test, 767 orang hasilnya non reaktif dan sebanyak 443 orang reaktif,” ungkapnya. 

Secara rinci disampaikan, untuk rapid test di Tempek Kelod Kangin yang bertempat di Jabe Pura Puseh Serokadan, dari 500 orang yang dirapid test, non reaktif 494, reaktif 6 orang. Tempek Satria dan Sangging  tempat Rapid Bale Banjar Serokadan, dari 348 yang dirapid test, hasilnya reaktif 335 dan Non reaktif 13 orang. Selanjutnya untuk warga di Tempek Kaja tempat Rapid test dilakukan di Bale Banjar Tempek Kaja, dari 276 yang dirapid test, reaktif 16, non reaktif 260. Sedangkan untuk para PMI dan keluarga PMI tempat rapid test dilakukan di SDN 2 Abuan, dari 86 yang dirapid hasilnya, Reaktif 86, Non reaktif nihil. “Rapid test secara massal itu dilakukan akibat adanya penambahan warga yang positif Covid-19 tanggal 28 April 2020 sebanyak 8 orang yang seluruhnya berasal dari Br. Serokadan Ds. Abuan akibat kontak langsung dengan warga positif Covid -19,” ungkapnya. 

Tindak lanjut dari itu, dari informasi masyarakat juga diketahui sebanyak 156 orang  dengan hasil reaktif telah diambil sample swabnya. Selain itu, bagi warga yang hasil rapid testnya reaktif akan diisolasi di Balai Diklat BPK Perwakilan Provinsi Bali yang berlokasi di wilayah Gianyar, sembari menunggu test Swab. 

Pasca rapid test tersebut, disampaikan, berdasarkan printah Bupati Bangli I Made Gianyar selaku Kasatgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bangli, mulai hari ini semua warga Serokadan langsung diisolasi dan diawasi Satgas Kabupaten dan Desa. “Untuk sementara baru warga Serokadan saja yang dirapid test. Sedangkan untuk warga dua banjar lainnya di desa Abuan yakni banjar Sala dan Abuan masih menunggu selesai di banjar Serokadan. Waktunya masih dirancang,” ungkapnya. 

Tindak lanjut dari itu, kaitan dengan logistik yang akan disaluran terhadap penerapan isolasi banjar Serokadan, sudah dipersiapkan oleh Tim Satgas Kabupaten Bangli. “Untuk pembagian logistik bagi warga yang diisolasi dilaksanakan oleh Satgas Desa ke rumah rumah. Sedangkan logistiknya sendiri Kabupaten yang menyiapkan,” terangnya. Meski demikian, Dirgayusa membantah isolasi wilayah banjar Serokadan bukan lockdown atau PSBB. “Ini situasi lokal, dimana Kasatgas bertindak agar tidak terjadi perluasan ke wilayah lainnya. Jadi bentuknya isolasi biasa hanya diperketat. Semua warga desa di Serokadan dilarang melakukan aktivitas keluar desa dan rumah dan pengawasan dilakukan langsung satgas kabupaten,” tegas Mantan Camat Kintamani ini. Dalam hal ini, untuk warung ditutup kecuali untuk jalur sembako tetap dibuka. Sedangkan akses keluar masuk dipastikan dijaga dan diawasi oleh Satgas. Dimana, pemberlakuan isolasi disesuaikan dengan SOP penanganan Covid-19 selama 14 hari.

Disisi lain, pihaknya juga membenarkan rapid test sempat kembali dilakukan pada malam harinya menyasar sebanyak 25 warga secara sampling yang awalnya reaktif. Hasilnya, ke 25 warga tersebut non reaktif. Oleh karena itu, Dirgayusa meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Yang terpenting kata dia, masyarakat diminta lebih disiplin mengikuti seluruh himbauan pemerintah untuk bisa segera memutus rantai penyebaran Covid-19. (arw)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Bagikan 469.583 Masker Giri Prasta : Tidak Memakai Masker Dikenakan Denda

Jum Mei 1 , 2020
Dibaca: 11 (Last Updated On: 01/05/2020)MANGUPURA – fajarbali.com | Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyerahkan secara simbolis ratusan ribu masker kain kepada seluruh masyarakat Badung, di Kantor Camat Kuta Selatan, Jimbaran, Jumat (1/5/2020).    Save as PDF

Berita Lainnya