SEMARAPURA-Fajar Bali, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali I Nyoman Suwirta prihatin melihat maraknya kasus hukum yang melibatkan anak di Kabupaten Klungkung. Untuk itu, Bupati Klungkung dua periode ini mengimbau agar orangtua tidak cuek dan lebih memingkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya. Desa adat juga diminta untuk kembali mengaktifkan Yowana atau organisasi kepemudaan.
Kasus terbaru yang mendapat sorotan adalah curanmor di Klungkung yang pelakunya semuanya anak di bawah umur. Nyoman Suwirta bahkan terjun langsung ke rumah para pelaku dan berbincang dengan pihak keluarga anak-anak tersebut. "Saya sangat prihatin dengan situasi yang terjadi. Mungkin ibarat fenomena gunung es, lambat laun akan terpantau," ujar Suwirta, Minggu (23/3/2025).
Menurutnya, kriminalitas anak di Klungkung memiliki kesamaan. Yakni mayoritas pelakunya merupakan anak-anak yang putus sekolah dan berasal dari keluarga kurang mampu. Di samping itu, peran orang tua dalam memantau pergaulan anak-anaknya juga sangat minim. Bahkan orang tuanya terkesan cuek ketika anaknya keluar rumah hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Parahnya, orang tua juga seakan tidak peduli hingga tidak menelusuri lebih lanjut ketika anaknya tiba-tiba membawa sepeda motor yang bukan miliknya ke rumah. Padahal, sepeda motor tersebut justru diperoleh dengan cara mencuri.
"Saya kemarin berkeliling ke rumah anak-anak pelaku curanmor. Memang pelaku tidak semua putus sekolah, tapi kalau saya lihat kondisinya, kalau dibiarkan bisa putus sekolah. Mereka sangat kurang pengawasan dari orang tua mereka, dan mereka ini jarang berada di rumah," terang Suwirta prihatin.
Menindaklanjuti fenomena ini, Suwirta menilai sudah saatnya pihak desa, baik desa dinas maupun adat turun tangan untuk lebih memperhatikan pergaulan anak-anak di wilayahnya. Tak kalah penting, anggota dewan asal Nusa Ceningan ini mengimbau agar desa adat mengaktifkan kembali Yowana atau organisasi kepemudaan di wilayahnya. Lantaran di beberapa kali reses, Suwirta mengaku mendapat banyak keluh kesah, terkait banyaknya Yowana atau pemuda di wilayah banjar mereka, tapi justru jarang berkumpul dan berkegiatan.
Menurut Suwirta, organisasi kepemudaan ini sangat penting, agar anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan karakter di sekolah, tetapi juga di lingkungan mereka hingga ke keluarga. "Peran bendesa atau kelihan, komunikasi dengan Yowana lagi. Kita punya wadah adat yang luar biasa, aktifkan kegiatan Yowana, gembleng generasi muda ini dengan pendidikan karakter," saran anggota dewan yang membidangi masalah pendidikan dan perlindungan anak ini.
Untuk diketahui, aksi kriminalitas dengan pelaku anak-anak di Klungkung mencuat sejak awal tahun 2025. Tercatat ada tiga kasus dengan pelaku anak-anak di bawah umur dan dilakukan secara berkelompok. Pertama kasus pembobolan warung di wilayah Klotok, dan Jumpai. Kedua, kasus yang viral di media sosial, yakni perundungan terhadap anak yang disertai penganiayaan. Perundungan tersebut dilakukan oleh sekelompok remaja putri di Klungkung yang mayoritas putus sekolah dan berasal dari keluarga broken home. Saat ini kasusnya masih terus bergulir, dan empat orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Nah, yang terbaru adalah kasus pencurian 7 sepeda motor, yang dilakukan oleh 5 anak-anak di bawah umur. Kelima anak tersebut sudah berstatus tersangka. W-019
Marak Anak-anak Terlibat Kriminalitas di Klungkung, Ketua Komisi IV DPRD Bali Ingatkan Orangtua Jangan Cuek


DPPM Unwar Gelar Workshop Penulisan Proposal Grant InternasionalÂ
29/04/2025
9:10 pm


Komplotan Jambret Asal Tianyar Barat Karangasem Diringkus
29/04/2025
7:28 pm


