Larangan Mudik, Industri Pariwisata Perlu Melakukan Inovasi dan Strategi untuk Menggaet Kunjungan

(Last Updated On: )

Denpasar-fajarbali | Di tengah kebijakan larangan mudik pada masa libur Idul Fitri tahun ini membuat pelaku industri pariwisata di Bali perlu melakukan inovasi dan strategi dalam menggaet kunjungan wisatawan. Larangan mudik sejatinya tidak akan membuat mati pariwisata di Indonesia, asalkan menerapkan strategi yang tepat. Bali, misalnya, harus mengubah strategi wisatawan yang sebelumnya mengandalkan penduduk luar Bali menjadi masyarakat lokal.

Praktisi Ekonomi, M. Setyawan Santoso menilai larangan mudik tidak akan mempengaruhi sektor pariwisata secara signifikan.

“Biasanya pariwisata Bali mengandalkan wisatawan dari luar pulau Bali, namun kini penduduk Bali yang biasa berwisata keluar Bali, sekarang bisa berwisata di Bali saja. Masih banyak daerah wisata di Bali yang belum dikunjungi oleh orang Bali sendiri,” ujarnya, Jumat (7/5/2021).

Baca Juga :
ITDC Bagikan 1.200 Paket Sembako dan 600 Santunan Anak Yatim Piatu ke Enam Desa Penyangga The Mandalika
Rekomendasi Smartphone untuk Hadiah Lebaran 2021

Ia memerinci sejumlah strategi yang dapat diterapkan Bali untuk bertahan di tengah pembatasan aktivitas masyarakat kala Lebaran. Pertama, mengundang wisatawan lokal menginap di Bali. Seperti layaknya orang di kota-kota besar, orang Bali juga membutuhkan liburan. Bagi orang Bali, kebutuhan ini dapat diatasi dengan cara staycation yaitu menikmati penginapan/vila di gunung yang sejuk atau pantai di pulau Bali dengan kendaraan pribadi.

“Oleh karena itu, maka strategi pemasaran penginapan harus di arahkan kepada wisatawan lokal yang dapat dilakukan melalui media online, medsos atau dengan memasang baliho di pusat pusat keramaian kota,” imbuhnya.

Kedua, menunda waktu menginap setelah libur Lebaran. Penerapan peraturan Menhub 13 tahun 2021 telah mengakibatkan sebagian besar reservasi masa libur Lebaran dibatalkan. Pemilik penginapan dapat mencegah canceled menjadi delayed dengan memberikan special rate atau insentif lainnya, misalnya mengirimkan suvenir khas yang membuat calon wisatawan rindu datang ke Bali.

“Apalagi, perusahaan pasti suatu saat akan memberikan cuti kepada karyawannya mengingat saat ini cuti Lebaran dihapus pemerintah. Ketiga, menyajikan paket makan di hotel retoran untuk keluarga atau kelompok terbatas dengan harga diskon. Paket ini sebaiknya dipopulerkan kepada masyarakat sekitar dan dikemas dalam bentuk paket buka puasa, Lebaran atau event lainnya,” ucap Santoso.

Selain itu, hotel dapat mengubah komposisi pendapatan untuk sementara waktu dari semula berorientasi pada pendapatan kamar, kini menjadi orientasi pada restoran.

“Masyarakat pasti tertarik karena mereka akan merasa meskipun tidak bisa menginap di hotel, setidaknya mereka bisa makan di restoran hotelnya,” sebutnya.

Terakhir, menyediakan paket Hampers, yaitu paket bingkisan yang disajikan secara unik dan menarik. Chain hotel maupun international hotel memiliki peluang bagus dalam membua hampers karena memiliki brand yang menjadi nilai tambah paket tersebut.

“Paket Hampers memiliki prospek cukup bagus karena dapat dikirimkan lintas provinsi,” tandasnya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Geliatkan Pertanian Di Bali, Kodim Badung dan PMK Laksanakan Program Ketahanan Pangan

Ming Mei 9 , 2021
Dibaca: 30 (Last Updated On: )Denpasar-fajarbali.com | Kodim 1611/Badung bersama Petani Muda Keren (PMK) melaksanakan Program Ketahanan Pangan di sebuah lahan kawasan Pantai Mertasari, Sanur Denpasar.  Save as PDF

Berita Lainnya