KPwBI bersama BMPD Launching Gerakan 10 Ribu Face Shield dan Penggunaan QRIS

(Last Updated On: 28/06/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Mendukung penerapan aspek protokol kesehatan menyambut New Nornal Bank Indonesia bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Provinsi Bali meresmikan Pasar Sindu sebagai kawasan pasar tradisional digital berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), Sabtu (27/6/2020).

Dihadiri langsung Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugro dan Wakil Gubernur Provinsi Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace).

 

Pada kegiatan tersebut juga diisi Launching Gerakan 10 Ribu Masker/Face Shield (pelindung wajah) oleh Perbankan di Bali. KPwBI Provinsi Bali, Trisno Nugro mengatakan, Pasar Sindu sebagai digital traditional market area saat ini sudah mampu menerapkan transaksi pembayaran yang bersifat contacless memakai QRIS. Selain transaksi bisa lebih cepat, mudah dan aman juga dapat mengurangi resiko penularan virus. Pada aspek kesehatan, Gerakan 10.000 Masker dan Face Shield merupakan bentuk kepedulian dari perbankan di Provinsi Bali untuk mencegah penularan Covid-19. 

 

“Pasar penting sekali buat masyarakat Bali dan semua masyarakat di Indonesia, sehingga pasar harus kita siapkan menghadapi New Normal dengan face shield dengan masker. Perbankan dan kami semua ingin mempercepat Bali agar bisa siap New Normal, apalagi Pasar Sindu sebagai pasar internasional karena banyak bule dan ekspatriat sering kesini,” terang Trisno Nugroho.

 

Ditegaskannya, Gerakan 10 ribu masker dan face shield serta digitalisasi transaksi di wilayah Kota Denpasar dan daerah lainnya di Bali akan terus berlanjut. Selain pedagang pasar perbankan di Bali juga dininta untuk menyediakan QRIS untuk sektor usaha lainnya seperti UMKM hingga pedagang kaki lima. Disampaikan hingga akhir Juni 2020, jumlah merchant QRIS di Provinsi Bali telah mencapai hampir 100 ribu. Dengan adanya komitmen perbankan dan dukungan dari Pemerintah Daerah, pihaknya menargetkan penggunaan QRIS hingga akhir tahun 2020 minimal mencapai 200 ribu.

 

“Merchent sudah 98 ribuan, saya targetkan di akhir Juni ini 100 ribu lah. Tiap minggu ada penambahan sekitat 5 ribu hingga 7 ribuan, kami mendorong bank-bank untuk segera agresif ya karena ini bagian dari menghadapi New Normal. Bali adalah indikator nasional, karena Bali adalah salah satu destinasi dunia. Saya kira Bali layak untuk mendapatkan julukan digital island,” tandas Trisno Nugroho.

 

Pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur Provinsi Bali, Cok Ace mengatakan Pemerintah Provinsi Bali sangat mengapresiasi dan mendorong upaya BI bersama perbankan di Bali untuk mewujudkan sistem digitalisasi transaksi di masyarakat. “Kalau di pasar sudah menggunakan, karena kita tau banyak transasksi masyarakat lokal tentu nanti ber top up dari bawah keatas dan kita semua akan mengikuti. Jadi mudah-mudahan dengan cashless ini dimulai dari pasar-pasar tentu akan lebih efesien dan efektif. Kedua, sementara sekarang ada Covid juga ini menurukan resiko tertular dari media-media uang atau lain sebagainya. Ini sangat mendukung sekali penerapan protokol kesehatan di masyarakat,” harap Cok Ace. (kdp).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Hadapi New Normal Dan Mencegah Penyebaran Covid-19 Melalui Uang, Bank BPD Bali Targetkan 10 Ribu Merchant QRIS

Ming Jun 28 , 2020
Dibaca: 26 (Last Updated On: 28/06/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Usai menghadiri peresmian Pasar Sindu sebagai kawasan pasar tradisional berbasis digital di Sanur, Denpasar Sabtu (27/6/2020), Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma mengatakan dengan adanya Pasar Sindhu sebagai pasar tradisional berbasis digital, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Pasalnya, transaksi […]

Berita Lainnya