Kondisi SDN 2 Ped Nusa Penida Memprihatinkan

SEMARAPURA-fajarbali.com | Sebagian siswa di SD Negeri 2 Ped, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung harus rela belajar di ruang perpustakaan. Lantaran sejak atap sekolah rusak, ruang belajar kelas 1 hingga IV tak bisa digunakan lagi.

Ironisnya, kondisi ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, namun tak kunjung tersentuh perbaikan. Tak hanya atap bangunan kelas I hingga IV, tapi Komisi II DPRD Klungkung yang melakukan peninjauan Selasa (30/1/2018) juga mendapati plafon di kelas V dan VI jebol.

Kepala UPT Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Nusa Penida, Komang Sumendra menyampaikan, kondisi atap bangunan kelas I hingga IV memang memprihatinkan. Banyak genteng yang berlubang. Penyebabnya bukan karena bangunan tua, melainkan tertimpa buah dan daun kelapa. Kebetulan di samping sekolah tumbuh pohon kelapa yang menjang tinggi. 

Setiap saat ada saja buah kelapa yang jatuh dan melubangi genteng. Akibatnya, saat hujan deras, air akan merembes hingga menggenangi ruangan. Oleh karena itu, proses belajar mengajar untuk sementara dipindah ke ruang perpustakaan. Menyikapi permasalahan ini, Sumendra mengatakan pihaknya sudah sempat mendatangi rumah pemilik pohon kelapa tersebut. Ia datang bersama kepala sekolah, dan memohon agar sang pemilik bersedia menebang, tapi belum direspon. "Dulu kerusakannya sudah sempat diperbaiki, tetapi tertimpa lagi,” ujarnya. 

Sedangkan terkait plafon di kelas V dan VI yang jebol, Sumendra menegaskan sudah menyarankan pihak sekolah agar mengajukan permohonan renovasi ke Pemkab. Tapi, meski kondisinya demikian, proses belajar mengajar untuk kelas V dan VI masih berjalan seperti biasa. 

Kondisi bangunan SD Negeri 2 Ped ini juga sudah sempat ditangani oleh Perbekel Ped, Ketut Karya. Menurutnya, pihak desa sudah berkali-kali menyampaikan kepada pemilik pohon kelapa. Namun, hingga kini memang belum ada tanda-tanda pohon tersebut akan ditebang. Untuk selanjutnya, dirinya kembali akan menyampaikan permohonan kepada pemilik pohon kelapa tersebut. Namun, kali ini akan dilengkapi dengan surat resmi. 

Sementara, Sekretaris Komisi II DPRD Klungkung, I Wayan Buda Parwata usai melakukan peninjauan bersama Wakil Ketua Komisi, Gede Gita Gunawan, anggota Anak Agung Sayang Suparta dan Wayan Widiana mengungkapkan, sejatinya kerusakan di kelas I hingga IV sudah sempat ditangani dengan rehab di tahun 2011. Sayangnya, karena kerap tertimpa kelapa dan daunnya, genteng-genteng bangunan inipun kembali berjatuhan. Selanjutnya, mengenai plafon di kelas V dan VI, Buda Parwata menilai ada indikasi pengerjaan yang asal-asalan. Ia melihat kerusakan sangat parah, bahkan nyaris sebagain plafon jebol. Padahal di tahun 2012 sudah sempat direhab, tapi nyatanya sudah jebol lagi. 

“Katanya 2012 sempat direhab. Tapi setelah itu jebol. Kami berharap kerusakan ini mendapat penanganan. Kan cukup memunculkan kekhawatiran dan menimbulkan ketidaknyaman,” ungkapnya.(dia)

Scroll to Top