https://www.traditionrolex.com/27 Ketum Kadin: Jangan Pernah Lupakan Petani - FAJAR BALI
 

Ketum Kadin: Jangan Pernah Lupakan Petani

(Last Updated On: 18/07/2023)

FOTO : TATAP MUKA-Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid bertatap muka dengan para petani yang tergabung dalam Konsorsium Bawang Merah di Kabupaten Pidie, Aceh.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) RI Arsjad Rasjid mengatakan, salah satu isu krusial ASEAN ke depan adalah persoalan ketahanan pangan. Untuk itu, Arsjad mengajak semua pihak untuk tidak melupakan petani jika bicara ketahanan pangan.

Arsjad, dalam keterangannya yang diterima Fajar Bali di Denpasar, Selasa (18/7/2023), mengatakan, peran penting sektor pertanian dengan para petani sebagai tulang punggung tidak bisa diabaikan, menyusul ancaman krisis pangan di seluruh dunia.

Melalui mandat ASEAN Business Advisory Council (BAC), Kadin mendorong negara-negara ASEAN menyikapi serius ancaman tersebut, dengan memberikan tempat istimewa dan strategis bagi peran petani.

Saat ini, menurut Arsjad, harga-harga komoditas pangan di dunia naik signifikan, menyebabkan tekanan yang luar biasa terhadap kondisi ketahanan pangan dunia.

“Negara-negara terancam mengalami krisis pangan karena tidak mampu menjamin sumber pasokan pangan secara stabil,” kata dia mengingatkan.

Kondisi tersebut, lanjut dia, tidak boleh terjadi di kawasan ASEAN. Karena itu, pihaknya mengajak negara-negara ASEAN untuk menjadikan ASEAN BAC 2023 sebagai momentum untuk mempererat kolaborasi yang inklusif dalam memitigasi kondisi rawan pangan di dunia.

“Kita tidak boleh melupakan petani. Para petani adalah bagian penting dari strategi ketahanan pangan di kawasan ASEAN. Mereka adalah pilar utama dalam memitigasi situasi rawan pangan. Strategi ketahanan pangan itu harus melibatkan mereka secara holistik,” ujar dia.

Ajakan dan penegasan tersebut disampaikan dalam lawatannya ke Thailand, salah satu lumbung pangan ASEAN dalam rangka ASEAN BAC 2023. Arsjad Rasjid, yang juga adalah Ketua ASEAN BAC 2023, bersama rombongan Kadin bertemu dengan sejumlah kalangan di Thailand, baik dari kalangan pemerintah Thailand maupun pelaku usaha dan industri negeri tersebut.

Isu prioritas ASEAN-BAC 2023, seperti transformasi digital dalam finansial, pembangunan berkelanjutan terkait ekosistem energi bersih seperti EV, penguatan infrastruktur kesehatan, penguatan investasi dan perdagangan intra-ASEAN, dan terutama terkait ketahanan pangan menjadi topik pembahasan pada kunjungan tersebut.

Arsjad menegaskan, Inclusive Closed Loop atau pendampingan melekat di sektor pertanian yang dicanangkan oleh Kadin Indonesia bakal diperluas cakupannya ke wilayah ASEAN. Petani sebagai pilar utama ketahanan pangan harus dibantu dengan inisiatif pendampingan kolaboratif, yang mengajak semua pihak untuk perduli terhadap kebutuhan dan kepentingan para petani.

Dengan inisiatif tersebut, perusahaan-perusahaan skala besar maupun menengah dapat membantu para petani melalui berbagai pendampingan untuk meningkatkan produktivitas, menjadi pembeli siaga terhadap hasil pertanian, memperluas akses terhadap pasar, dan mendapatkan pendanaan untuk modal kerja.

“Perusahaan-perusahaan Indonesia dan Thailand, juga dari negara ASEAN lainnya dapat bekerja sama agar para petani mendapatkan pendampingan yang memadai dan membantu para petani meningkatkan produktivitas sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan pangan di ASEAN,” katanya.

Arsjad menambahkan, untuk konteks Indonesia, model pendampingan melekat sudah diterapkan Kadin Indonesia di berbagai daerah, di antaranya di Jawa Barat, Jawa Timur, Aceh, maupun Bali.

Dengan pendampingan yang intensif dari kolaborasi multipihak, baik pemerintah daerah, akademisi, perusahaan swasta, maupun Kadin daerah, para petani menikmati berbagai manfaat. Dimulai dari peningkatan produksi, penjualan, hingga pemasaran.

Selain menopang ketahanan pangan nasional, menstabilkan harga dan inflasi, para petani untuk menjadi sejahtera. Program “Inclusive Closed Loop” tersebut akan terus diperluas ke seluruh daerah, antara lain di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Tengah.

Melalui program tersebut, Kadin Indonesia mendorong kolaborasi inklusif untuk mendukung kesejahteraan petani di seluruh Indonesia

Dirinya mengaku telah berkeliling Indonesia untuk memantau peran Kadib dalam memberikan nilai tambah bagi daerah. Di Aceh, melalui program Konsorsium Bawang Merah, petani lokal dan ekonomi daerah mendapatkan nilai tambah yang luar biasa. Di Bali, dengan program Kelompok Tani Pola Organik, mereka telah menghadirkan model pertanian yang berkelanjutan.

“Ini semua karena kolaborasi, mewujudkan ekonomi Pancasila, yang kita kenal sebagai gotong royong,” pungkas Arsjad. rl

 Save as PDF

Next Post

Punya Bukti Baru, Sudikerta Ajukan Peninjauan Kembali

Rab Jul 19 , 2023
."Selain kwitansi pembayaran DP tanah, juga ada novum baru berupa Surat Edaran MA Nomor 7 tahun 2012 dan Surat Edaran dari Kejaksaan RI," jelas Juliandri Manalu usai sidang.
i ketut sudikrta

Berita Lainnya