NEGARA-fajarbali.com | Setiap desa pastilah memiliki potensi, baik potensi pertanian, perkebunan, pariwisata, komoditi, sumber daya alam dan juga sumber daya manusianya. Memompa dan memacu potensi di masing-masing desa, menjadi keinginan bagi pemimpin dan masyarakatnya.
Tentu untuk menggali potensi yang ada di desa, harus dilakukan bersama-sama. Salah satu desa yang menggali potensi di antaranya Desa Mendoyo Dangin Kecamatan Mendoyo Jembrana.
“Salah satu potensi yang kami olah dan kembangkan adalah pengolahan hasil pertanian kelapa untuk dijadikan minyak kelapa yang diolah secara tradisional,” ujar Perbekel Mendooyo Dangin Tukad, I Gusti Kade Agung Bambang Sumitra ditemui dikantornya kemarin. Minyak kelapa atau lebih akrab disebut Lengis Tandusan merupakan hasil olahan rumahan dari para kelompok ibu-ibu yang terdiri satu kelompok sebanyak 10 orang.
Kelompok tersebut juga merupakan binaan PKK dan hasilnya dibeli oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Berkat ketrampilan kelompok Sri Krambil ini, dapat memompa potensi perkebunan kelapa yang ada di Desa Mendoyo Dangin Tukad. “Kegiatan mengolah hasil perkebunan kelapa ini, sudah berjalan bertahun-tahun dan pengembangan potensi desa ini juga didukung oleh APBDes. Mereka diberi modal perorang dan mengerjakan dirumah masing-masing,” terangnya.
Selain itu juga diberikan bantuan peralatan pengolahan buah kelapa, mesin parut, ember serta peralatan lainnya. Sebelum mahir dalam pengolahan buah kelapa menjadi minyak kelapa rumahan, mereka diberikan pelatihan dari kabupaten. Produksi pengolahan buah kelapa rumahan tersebut tumbuh dan ada sejak lama dan kegiatan ini sudah jadi kebiasaan lama. Namun pekerjaan pengolahan minyak kelapa ini, hanya merupakan mata pencaharian tambahan. “Kegiatan ini, sudah berjalan sejak lama, hasilnya lumayan dan konsumennya selain masyarakat, juga menyasar rumah rumah makan di Jembrana,” terangnya.
Meski sudah cukup berkembang, namun hasil produksinya belum dalam bentuk kemasan. Namun keinginannya ke depan, akan dikelola lebih baik dan tentunya akan dikelola oleh BUMDes. Untuk sementara hasil produksinya sebulan baru mencapai 8 liter perorang dalam satu kelompok. Perliter dijual dengan harga Rp 15 ribu. Selain untuk rumah makan sebagai bahan kuliner tradisional, olahan minyak ini juga dapat dimanfaatkan untuk terapi spa. (prm)