DENPASAR, sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com |Di masa pandemi covid-19, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putera meminta kepada insan media agar membangun pemberitaan yang positif untuk membangkitkan perekonomian dan destinasi wisata di Bali. Menurutnya, pariwisata Bali saat ini sedang terpuruk karena banyaknya karyawan yang dirumahkan, di PHK, hingga sejumlah tempat usaha seperti restoran ditutup akibat wabah virus yang mematikan tersebut.
Hal itu disampaikan Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putera saat menggadakan pertemuan bersama sejumlah pimpinan redaksi media di Bali dan wartawan melalui virtual Video Conference (Vidcon) yang diiikuti seluruh Polres-Polresta, pada Jumat 19 Juni 2021.
Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Bali Made Sunarsa dan Ketua PWI Dwikora Putra ini sebagai bentuk sinergitas Polda Bali dengan awak media guna menjaga dan memelihara situasi kamtibmas tetap kondusif.
Dalam sambutannya, Kapolda menerangkan bahwa penyebaran wabah pandemi di Bali saat ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes) yang kian membaik serta percepatan vaksinasi di wilayah Bali.
"Tentunya hasil yang didapat saat ini merupakan kerja keras semua pihak, demi mempercepat ekonomi nasional khususnya ekonomi di Provinsi Bali kembali pulih," ujar Kapolda Jayan.
Diterangkannya, berdasarkan catatan perkembangan perekonomian selama wabah pandemi, lapangan usaha yang bertalian erat dengan sektor pariwisata menjadi kategori terdampak paling parah.
Terlebih, pengetatan mobilitas penduduk yang dianggap sebagai salah satu cara utama untuk mencegah penularan penyakit, menjadi suatu kebijakan yang sangat bertolak belakang dengan aktivitas kepariwisataan khususnya di Bali.
"Bila dilihat di tahun 2019 dimana Bali mendapat predikat devisa nasional pada bidang pariwisata dengan meraih posisi ke 2 dengan kontribusi tertinggi sebesar 75 triliun atau 28,9% dari total devisa nasional," ungkapnya.
Namun kata Irjen Putu Jayan, kondisi ini berbanding sangat jauh dengan tahun 2021. Berdasarkan data perbandingan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, kunjungan wisatawan mancanegara triwulan 1-2021 tercatat turun drastis dengan jumlah hampir 99,99%.
Sehingga berdampak pada penurunan drastis di devisa nasional Bali adalah salah satu provinsi dengan peringkat implementasi CHSE tertinggi di Indonesia. Hal ini ditambah dengan presentasi vaksinasi tercepat mencapai 94,88% dari target total.
"Sampai saat ini jumlah karyawan yang dirumahkan dampak dari pandemi covid sebanyak 79.100 orang dan 3.300 orang yang di PHK. Dari total jumlah restoran 1.533 terdapat 435 restoran yang tutup akibat pandemi," beber jenderal bintang dua dipundak ini.
Menurutnya, dalam upaya pemulihan ekonomi serta pariwisata saat ini tengah dilaksanakan serbuan vaksinasi. Dari data, secara keseluruhan masyarakat Bali telah menggunakan vaksin sebanyak 2.435.769 dosis. Dan, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan bahwa total sasaran yang tervaksin sampai dengan vaksin kedua sebanyak 715.915 dan sudah terealisasi sebanyak 700.596 atau 98 persen.
"Untuk internal Polda Bali total sasaran yang tervaksin sampai dengan vaksin kedua sebanyak 11.953 dan sudah terealisasi sebanyak 11.146 atau sebesar 93.25%," tegas jenderal asal Bangli ini.
Irjen Putu Jayan mengucapkan terimakasih kepada seluruh awak media di Bali yang sudah membantu melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat umum untuk tidak ragu dan yakin akan pelaksanaan vaksinasi, sebagai upaya pemerintah membentuk hard immunity atau kekebalan kelompok.
Kapolda kembali mengatakan perlu diketahui bahwa wacana pemerintah Bali untuk membangkitkan sektor pariwisata sudah ada sejak tahun 2020 dan awal tahun 2021. Namun karena adanya trend peningkatan terkonfirmasi covid-19, dan belum datangnya vaksinasi, wacana tersebut belum terlaksana dengan baik. "Saya berharap dukungan dari semua pihak untuk membantu para negara target bahwa Bali aman untuk dikunjungi," bebernya.
Dalam rangka membangkitkan kembali dunia pariwisata Bali, jelas Kapolda Jayan, tentu tidak bisa dilaksanakan secara parsial, karena perlu ada dukungan dari semua pihak termasuk peran Insan media yang ada di Bali.
Ia pun berharap bantuan dari media di Bali untuk membantu mensosialisasikan dan menyadarkan masyarakat Bali tentang pentingnya prokes yang harus tetap dijalankan. Namun kelemahannya adalah upaya ini belum terpublikasi dengan baik kepada dunia luar.
Sejalan dengan itu, peran dari media untuk membantu sektor pariwisata dalam menyampaikan kepada dunia internasional sangatlah diperlukan, bahwa sektor pariwisata di Bali telah menerapkan prokes dengan baik.
"Kita tidak memungkiri bahwa beberapa pengunjung baik dari domestik maupun warga negara asing yang masih ada di Bali ditemukan adanya pelanggaran dalam menerapkan 5M dan kemudian menjadi viral di media sosial maupun di pemberitaan publik. Hal ini menjadi penilaian yang negatif yang akan menurunkan keyakinan masyarakat luar terhadap upaya Bali," ungkapnya.
Untuk membuka pariwisata dan menghindari penilaian negatif tersebut, hal ini tidak terlepas dari peran media dalam membantu melakukan counter opini. Sehingga beberapa pelanggaran tersebut tidak dinilai secara general bahwa tempat wisata di Bali tidak menerapkan prokes.
"Saya ingin mengajak kepada seluruh media untuk mendukung upaya pemerintah dalam membangkitkan kembali sektor pariwisata di Bali dengan cara mempublikasikan hal-hal yang positif di bidang pariwisata. Dan juga membantu mendorong pelaku pariwisata atau masyarakat yang belum maksimal dalam menerapkan protokol kesehatan," ajak Kapolda.
Diharapkannya, insan media sebaiknya membangun pemberitaan yang mampu merubah masyarakat menjadi taat prokes, sehingga niscaya pariwisata Bali dinilai dan diyakini oleh masyarakat luar sudah siap untuk dikunjungi. (hen)