https://www.traditionrolex.com/27 HPS Gelar Soul of Sanur, Pamerkan 56 Karya - FAJAR BALI
 

HPS Gelar Soul of Sanur, Pamerkan 56 Karya

(Last Updated On: 06/10/2022)

DENPASAR – fajarbali.com | Sanur, selain dikenal dengan wilayah turis tertua di pulau Bali bahkan di Indonesia, Sanur juga dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan seni rupa di Bali yang penting.

Para seniman Sanur mampu mengembangkan kekhasannya dengan menyerap berbagai corak seni lukis disekitarnya, terutama pengaruh dari pergerakan seni lukis di Ubud dan sekitarnya. Seperti dari Pita Mahapada era 1930-an. Corak seni lukis khas inilah yang kemudian dikenal sebagai “Mahzab Sanur” atau “Sanur School” yang menonjolkan tema-tema fauna, dunia bahari dan adegan erotis. Hal itu diungkapkan IB Putu Sutama, saat jumpa pers Soul of Sanur, Kamis (6/10/2022) di Galery Santrian, Sanur.

Dia melanjutkan, letak geografisnya menjadikan Sanur secara historis, politik, ekonomi dan budaya menjadi penting karena menjadi pintu masuk pasukan Belanda yang mengakibatkan perang puputan Badung di awal abad 20, lalu dijadikan wilayah turisme oleh pemerintah kolonial, dan kemudian di era setelah kemerdekaan, Presiden Sukarno mendirikan hotel modem pertama di Bali.

Sanur sejak awal sudah didatangi oleh para seniman asing yang terpengaruh suasana dan kemudian menetap, seperti Le Mayeur de Merpres(1880 — 1958) asal Belgia yang kemudian memiliki museum lukisan dengan namanya.

Sempat juga pelukis Donald Fiend asal Australia yang membangun studio dan rumah pada pertengahan 1960an.Tetapi yang paling signifikan adalah dua saudara asal Jerman yang mempunyai usaha akuarium ikan tropis, Hans dan Rolf Neuhaus (dikenaldengan Tuan Be) yang bertemandengan Walter Spies , didekat pantai Shindu.

“Mereka berperan sebagai marketing ratusan hasilkarya-karya para seniman Sanur dan sekitarnya, seperti karya I Made Pica (1915-1946), dan Ida Bagus Nyoman Rai Tengkeng (1915 — 2000),” jelasnya.

Menurut catatan Adrian Vicker , jumlah anggota Sanur School pada ketika itu kurang lebih 60 seniman, antara lain Ida Bagus Nyoman Rai Geria (1901-82), I Made Pica, IB Nyoman Rai Tengkeng atau Klingking, | Sukarya (1922 — 88), | Gusti Putu Rundu (1918-93), Ida Bagus Sondag (? – 1937) , Ida Bagus Pugug (19192006), ida Bagus Ketut Sunia (190690) dan lainnya. Mereka kebanyakan dari keluarga Brahmana. “Para pelukis Sanur tersebut umumnya mempunyai kecenderungan bermain, punya dorongan kuat bereksperimentasi dalam warna, komposisi, penggunaanstilasi untuk mengisi keseluruhan bidang gambar atau mengosongkannya untuk menciptakan pemandangan pantai Sanur yang sangat berbeda,” katanya.

Himpunan Perupa Sanur (HPS) 7 Oktober 2022 di Griya Santrian Sanur adalah Donik Dangin, Ida Bagus Ariana, Ida Bagus Putu Gede Sutama, Ida Bagus Rai Janardana, Ida Bagus Mayun Ida Bagus Putu Purwa, I Nyoman Sani, I Made ‘Dollar’ Astawa, I Made Sudibia, I Wayan Paramarta, Kadek Dwi Armika, Teja Astawa, dan Wayan Apel Hendrawan.

Ida Bagus Putu Sutama menambahkan, pada dasarnya kehidupan masyarakat Sanur dan Bali pada umumnya lekat dengan kesenian secara ritual-tradisi.

Pada pameran HPS kali ini, seniman yang terlibat sebanyak 14 seniman dan sebanyak 56 karya 3 dimensi dan 4 dimensi. Katanya, ada banyak perbedaan namun juga sekaligus benang merah.

Perbedaan utama adalah penggunaan istilah singkatan himpunan “Pelukis” Sanur, menjadi “Perupa” Sanur. Hal ini menandai perubahan paradigma dalam memahami praktek seni yang dahulu selalu didominasi senilukis, yang dalam perkembangannya sekarang banyak terpengaruh dunia luar dan dinamika seni rupa internasional/ global. Interaksi yang intens dalam kehidupan masyarakat Sanur sekarang. Dengan disertakan karyakarya patung dan instalasi seperti karya dari l.B Putu Gede Sutama yang menampilkan dua patung dengan bahan kayu berasal dari dayung dan alat pertanian dan kemudi kapal jukung yang mengasosiasikan kepada bentuk binatang Tikus dan Capung, yang penuh simbolik.

Sedangkan perupa Donik Dangin menghadirkan perahuju kung utuh dengan badan yang dipenuhi lukisan sehingga memberikan makna artistik yang barup ada perahu tersebut. Berbeda dengan Kadek Dwi Armika yang menampilkan instalasi layang-layang, dibuat dengan bentuk — bentuk struktur arsitektural, Suatu perpaduan harmonisa ntara seni dan teknik.

Dalam medium lukisan , Ida Bagus Putu Purwa menampilkan berbagai fragmen kehidupan keseharian pesisir pantai Sanur saat ini dengan khas disetia pkanvasnya, termasuk elemen binatang laut, turis, penyelam, perahu dan sebagainya. Sedangkanl Nyoman Sani menampilkan lukisan dari abstraksi yang berasal dari olahan bentuk kerang dengan garis-garis ritmis yang imajinatif. | Made ’Dollar’ Astawa lukisan-lukisannya diawali dengan “ketidak-sengajaan” menciptakan pola-pola abstrak dari sampah plastik yang hinggap diatas kanvasnya, yang kemudian ditimpali cipratan-cipratan cat yang enerjik.

Berbeda dengan karya — karya lda Bagus Rai Janardana yang menampilkan keseharian pantai atau lalu – lintas dijalan raya Sanur yang terus berkembang dan semakins esak dengan kendaraan bermotor, merekam dinamika sosial – ekonomi secara realis. (rl)

 Save as PDF

Next Post

PAW Anggota DPRD Gianyar Sedang Berproses di DPP PDI-P

Kam Okt 6 , 2022
Ketut Sudarsana yang juga Ketua Fraksi PDIP juga memastikan Ni Made Sanjani Widiastuti sebagai PAW. "Ya, nama Made Sanjani yang kami usulkan untuk pengisi PAW, selanjutnya nanti akan diverifikasi oleh KPU," jelasnya.
IMG_20221006_115208-c805e139

Berita Lainnya