IMG-20241104-WA0008

Hindari Kampanye Negatif, Fokus ke Komitmen Kandidat Kepala Daerah

I Nengah Yasa Adi Susanto

DENPASAR-fajarbali.com | Menjelang Pilwali Kota Denpasar 2024, tensi politik kian menghangat dengan munculnya sejumlah isu. Salah satunya adanya pihak yang mengungkit bahwa I Nengah Yasa Adi Susanto bukan orang asli Denpasar.

Diketahui, Yasa Adi Susanto alias Bro Adi, merupakan calon Wakil Wali Kota Denpasar berpasangan dengan Gede Ngurah Ambara Putra atau Paket ABDI. Bro Adi juga menjabat Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali.

Ia memang putra kelahiran Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, tetapi sudah menjadi warga kota sejak 25 tahun lalu. Bro Adi juga memiliki hunian di Kota Denpasar.

Pengamat komunikasi politik I Nyoman Sedana, menyebut jika ada pihak yang mempersoalkan keaslian daerah para kandidat, merupakan isu konyol yang tidak perlu ditanggapi terlalu serius.

Akademisi Undiknas ini menyebut, oknum yang memunculkan wacana itu hanya iseng memanfaatkan situasi. Padahal perilaku tersebut tergolong diskriminatif dan melanggar regulasi.

"Definisi orang asli Denpasar itu gimana? Apakah harus lahir di sini? Kan nggak boleh diskiriminatif begitu. Siapapun boleh maju mencalonkan diri yang penting komitmennya yang dilihat," tegas Sedana, dikonfirmasi di Denpasar beberapa waktu lalu.

Menurut dia, hal seperti ini masuk ke dalam ranah kampanye negatif. Apalagi kemunculannya setelah yang bersangkutan ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Denpasar.

"Jika memang [Yasa Adi Susanto] enggak boleh mencalonkan diri, kan enggak dilolosin sama KPU. Ini kan bisa. Karena sudah warga kota. Sudah KTP Denpasar. Kalau mau protes ke KPU dong sebelum pendaftaran calon, " kata dia.

"Coba cek deh di pemilihan legislatif, misalnya orang Jawa Barat nyalon di Dapil Jakarta, orang Jakarta nyalon di Jawa Timur dan sebagainya. Begitu juga dalam Pilkada. Lah wong undang-undang ngebolehin kok," imbuh Sedana.

Dalam konteks Pilwali kali ini, ia berpandangan, justru Bro Adi berpotensi mendulang keuntungan. Sebab, begitu banyak warga Karangasem yang telah menjadi warga Denpasar.

Misalnya saja di wilayah Jalan Nangka, Gunung Agung, Semila Jati, Subak Dalem, Monang-Maning dan Kreneng. Di sana merupakan kantong-kantong orang Karangasem yang telah lama merantau ke ibu kota.

Jika potensi ini bisa dikomunikasikan dengan baik, akan menjadi keuntungan tersendiri bagi pasangan ABDI. 

Sebagai akademisi, Sedana berpesan agar seluruh masyarakat bersatu mewujudkan pilkada yang sehat, bebas dari diskirminasi agar tercipta pesta demokrasi yang sehat.

"Visi-misi para kandidat bisa dilihat di berbagai media dan debat. Jadi pilihan ada di tangan rakyat. Sekali lagi lihat komitmennya dalam membangun daerah. Itu yang terpenting," pungkasnya.

 

Scroll to Top