https://www.traditionrolex.com/27 Hari Pangan Sedunia, Karangasem Pamerkan Olahan Buatan Pengungsi - FAJAR BALI
 

Hari Pangan Sedunia, Karangasem Pamerkan Olahan Buatan Pengungsi

(Last Updated On: 11/12/2017)

Di tengah situasi Karangasem yang masih belum menentu akibat erupsi Gunung Agung, tidak menjadikan masyarakatnya sepi kreativitas.

AMLAPURA-fajarbali.com | Bahkan, situasi ini membuat mereka lebih. Seperti saat peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVII, Senin (11/12/2017) yang digelar Pemkab Karangasem di UPTD Pembenihan Pertanian, Rendang, sejumlah olahan tradisional hasil kreativitas masyarakat dipamerkan. Beberapa di antara mereka berasal dari masyarakat yang harus mengungsi lantaran aktivitias Gunung Agung. 

Olahan-olahan seperti, makanan tradisional, kue, coklat yang terbuat dari Nangka, olahan dari buah salak seperti kripik, dan kurma salak, hingga anyaman dari batok kelapa. Pengusaha pembuatan olahan salak, Wayan Pica, mengatakan, kondisi Gunung Agung memang sangat mempengaruhi produksinya. Apalagi pihaknya harus mengungsi dari tempat tinggalnya di dusun Perangsari, Desa Duda Utara. “Sementara kami mengungsikan peralatan ke desa yang lebih aman,” ujar Pica. 

 Pica mengatakan, olahan dari buah salak dan nangka telah digeluti sejak lama. Namun kini usahanya ini harus ikut diungsikan mengingat wilayahnya berada di KRB III. Ia pun mengatakan, beberapa alat tidak bisa dibawa karena cukup berat. Sehingga sementara ini hanya mampu memproduksi penganan coklat dan pia yang bahan produksinya salak. “Kalau bahan baku kita ambil dari sekitaran desa, namun untuk kripik sementara belum bisa kita produksi karena peralatan tidak bisa di bawa ke pengungsian,” ujar Pica yang memindahkan sementara tempat produksinya ke desa Duda Timur. 

Pica mengatakan kalau hasil olahanya telah dipasarkan ke sejumlah pusat oleh-oleh sebagai makanan khas Karangasem. Selain pusat oleh-oleh, pihaknya juga memasarkanya ke pasar seni Sukawati. “Kalau pemasaran sebenarnya cukup terbuka, cuma karena situasinya seperti ini, produksinya yang kurang lancar,” ujarnya. 

Sementara olahan yang berbahan baku dari buah salak lainya juga dicoba dipamerkan oleh Ni Wayan Murdani asal Dusun Juwuk Legi, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. Murdani memamerkan olahan buah salak menjadi kurma salak, kopi,Teh,dan dodol Salak. Murdani mengatakan, buah salak hampir semuany bisa di olah menjadi produksi yang bisa dipasarkan. Untuk kulit salak sendiri, pihaknya mengolahnya menjadi teh salak. “Kalau batunya, kami buat sebagai kopi,dagingnya bisa kita buat dodol maupun kurma salak,” ujarnya. 

Peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXVII juga memarkan sejumlah produksi yang dihasilkan oleh masyarakat Karangasem. Selain itu, juga di pamerkan hasil perkebunan masyarakat Karangasem serta hasil kerjanin yang berbahan baku batok kelapa. (bud)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Adukan Masalah di RSUD Buleleng, Puluhan Dokter Fungsional Datangai DPRD

Sen Des 11 , 2017
Dibaca: 9 (Last Updated On: 11/12/2017)SINGARAJA-fajarbali.com | Lantaran banyaknya permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singaraja membuat puluhan dokter fungsional mendatangi gedung DPRD Kabupaten Buleleng, Senin (11/12/2017) sekitar pukul 14.30 Wita  Save as PDF

Berita Lainnya