BANGLI-fajarbali.com | Sejak merebaknya Covid-19, sejumlah petani di wilayah Desa Tiga, Susut, Bangli kini terus mengembangkan budidaya tanaman jahe gajah. Sebab, selain banyak manfaat untuk kesehatan, prospek pasarnya juga sangat menjanjikan.
Harga jahe khususnya jenis jahe gajah menembus angka Rp 23 ribu hingga Rp 28 ribu per kilo. Salah seoarang petani di desa Tiga, I Ketut Sukadia mengatakan dirinya telah tertarik mengembangkan tanaman jahe sejak tiga tahun lalu. Awalnya, Sukadia mengaku cuma iseng menanam jahe dengan system tumpangsari. “Awalnya, saya hanya iseng agar tanah tidak nganggur. Maka, di sela-sela tanaman jagung saya tanaman jahe,”ujar dia.
Namun belakangan, disebutkan, hasilnya justru sangat menjanjikan. Terlebih saat pandemic Covid-19 saat ini. Harga jahe, kata dia, yang semula sempat jatuh sampai titik nadir kini mulai mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dimana, harga jahe yang sempat jatuh hingga harga Rp 15 ribu per kilo, kini melonjak dengan harga Rp 23 ribu hingga Rp 28 ribu di tingkat petani.
“Saat ini, jahe banyak digunakan masyarakat untuk campuran minuman yang hangat-hangat. Semenjak itu saya ketagihan menanam tanaman yang memiliki bau khas ini,”ujar dia.
Disinggung soal hasil panen, kata dia, dirinya enggan merinci. Cuma yang jelas, kalau menanam sekitar 200 kilo bibit, bisa menghasillkan hingga 1 ton. Sementara untuk bibit jahe , jelas dia, lebih banyak diusahakan petani. Biasanya hasil panen sebelumnya, disimpan untuk bibit.
Hal yang sama juga diakui, Made Astawa petani lainnya. Kata dia, dirinya mengembangkan tanaman jahe karena memang prospek pasarnya yang saat ini cukup tinggi.
“Sekarang banyak masyarakat memanfaatkan jahe sebagai salah satu campuran bahan yang baik untuk Kesehatan sehingga harganya semakin naik,” ungkapnya. Kata dia, saat ini tanaman jahenya sudah tumbuh dan diperkirakan sekitar 3 bulan lagi sudah bisa panen. “Mudah-mudahan harganya terus naik atau setidaknya bisa bertahan seperti saat ini, agar para petani jahe bisa tersenyum ditengah kondisi saat ini,” harapnya. (ard)