DENPASAR-fajarbali.com | Bali yang sampai saat ini diakui sebagai pulau yang damai dan mampu menjaga toleransi antar umat beragama, secara nasional maupun internasional tidaklah terlepas dari peran dan kontribusi umat Katolik.
“Peran dan kontribusi umat Katolik dalam ikut menjaga kedamaian dan toleransi di Bali ini cukup signifikan. Saya pun selalu pimpinan daerah sangat mengapresiasi hal itu,” kata Gubernur Made Mangku Pastika.
Apresiasi itu diungkap Gubernur Mangku Pastika, saat menerima audiensi Panitia Sinode keempat atau sidang raya keempat, umat Katolik keuskupan Denpasar, di ruang kerja gubernur, Kamis (16/11/2017). Rombongan panitia Sinode dipimpin langsung ketua umum Panitia, Romo Herman Yosef Babey, Pr, didampingi sejumlah panitia, antara lain ketua SC kepanitiaan, Romo Evensius Dewantoro, Pr. Sekretaris panitia, Blasius Naya Manuk, Pembimas Katolik Kantor Agama provinsi Bali, Lodovikus Lena, serta Humas Panitia Sinode, Yoseph Yulius Diaz.
Lebih lanjut Gubernur Mangku Pastika menilai, sidang raya atau Sinode umat Katolik Keuskupan Denpasar, yang mewilayahi provinsi Bali dan NTB, tersebut sangatlah penting, terutama bila dikaitkan dengan situasi adanya gangguan-gangguan idiologi dan kehidupan beragama yang kerap terjadi beberapa tahun terakhir.
Karena itu, gubernur memandang pertemuan umat Katolik tersebut sangat penting. “Dalam kondisi idiologi negara yang mengalami gangguan seperti sekarang ini, saya kira setiap umat beragama perlu merapatkan barisan, untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI dibawah idilogi negara yang sudah kita sepakati bersama. Itu juga sebabnya saya akan berusaha untuk menghadiri pembukaan Sinode itu nanti. Saya akan berusaha hadir. Saya ingin urun rembuk juga dengan umat Katolik dan pimpinan gereja Katolik di Bali, tentang bagaimana kita sama-sama memelihara dan menjaga kedamaian dan pembangunan Bali secara menyeluruh,” ujar Gubernur Mangku Pastika.
Sinode adalah sidang raya umat Katolik dalam satu wilayah Keuskupan yang diselenggarakan secara periodik, setiap lima tahun sekali. Sinode tahun 2017 yang dilaksanakan 26-30 November mendatang, adalah Sinode keempat yang dilaksanakan di Keuskupan Denpasar. Acara tersebut dihadiri seluruh pimpinan Gereja dan tokoh umat dari masing-masing wilayah paroki (struktur pewilayahan umat).
Dikatakan Gubernur Mangku Pastika, dalam kaitan dengan kedamaian dan toleransi antarumat beragama yang terus terjaga dengan baik di Bali, pemerintah pusat bahkan tetap menempatkan Bali sebagai soft power Indonesia. Dimana konsekuensinya, pemerintah pusat selalu memberi perhatian penuh pada provinsi Bali.
“Saya mendapat tugas khusus dari Presiden untuk terus menjaga suasana yang kindusif seperti itu. Makanya coba lihat, begitu Gunung Agung mengalami gangguan, pemerintah pusat langsung bergerak secara penuh. Raja Salman dari Arab mungkin tidak bisa datang ke tempat lain, tetapi dia datang ke Bali. Itu menunjukan bahwa Bali tetap ditempatkan sebagai soft power Indonesia,” ujar gubernur.
Sementara itu, ketua Umum Panitia Sinode, Romo Herman Yosef Babey juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas segala bantuan dan peran pemerintah provinsi Bali dalam memajukan kehidupan beragama umat Katolik di Bali.
“Kami atas nama umat Katolik di Keuskupan Denpasar, menyampaikan trimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada bapak gubernur dan pemerintah provinsi Bali yang telah mengambil peran sangat penting bagi pengembangan kehidupan beragama di Bali, tak terkecuali bagi umat Katolik di Bali,” kata Romo Babey.
Atas kesediaan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang menurut rencana akan membuka Sinode keempat Keuskupan Denpasar, minggu 26 November mendatang, Romo Babey yang adalah pastor paroki Katedral Denpasar dan Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar, menyampaikan terimakasih.
“Ya, saya berterimakasih atas kesediaan bapak gubernur. Semoga pada Sinode keempat ini, bliau diajuhkan dari segala halangan, sehingga bisa membuka Sinode nanti. Karena pada Sinode ketiga, lima tahun lalu, gubernur hampir bisa hadir, tetapi mendadak ada urusan kedinasan ke Jakarta, makanya tidak bisa hadir. Mudah-mudahan pada Sinode keempat nanti bliau hadir untuk menjawab kerinduan umat Katolik di Bali dan NTB selama ini,” kata Romo Babey. (ed)