https://www.traditionrolex.com/27 Gara-Gara Ini, Kelian Adat Penglumbaran Ditebas Dengan Sabit  Diduga Karena Menyinggung Masalah Pembayaran ‘Patus’ - FAJAR BALI
 

Gara-Gara Ini, Kelian Adat Penglumbaran Ditebas Dengan Sabit  Diduga Karena Menyinggung Masalah Pembayaran ‘Patus’

(Last Updated On: 03/05/2020)

BANGLI – fajarbali.com | Nasib naas dialami Kelian Adat Penglumbaran, Desa Susut, Kecamatan Susut, Bangli, Minggu (03/05/2020). Pasalnya, diduga karena pelaku tersinggung saat ditanya pembayaran patus (iuran kematian), korban I Wayan Arta (58) justru menjadi korban penebasan yang dilakukan oleh warga sendiri. Akibatnya, wajah korban terluka cukup parah akibat sabetan sabit pelaku sehingga harus menjalani perawatan di RSU Bangli.

 

 

Sesuai informasi yang berhasil dihimpun kasus penebasan tersebut, terjadi pada sekira pukul 15:00 wita di Jalan umun perkampungan dusun Penglumbaran, desa Susut. Pelakunya, yakni  I Wayan Merdana (57), seoarang buruh serabutan. Pasca kejadian tersebut, pelaku beserta barang bukti langsung diamankan ke Mapolsek Susut.

Kasubag Humas Polres Bangli, AKP. Sulhadi saat dikonfirmasi membenarkan kasus penebasan yang menimpa Kelian Adat Pengelumbaran tersebut. Sesuai pengakuan pelaku, kronologis kejadian bermula saat, pelaku didatangi oleh kurang kebih 20 orang yang di pimpin oleh korban Kelian Adat Penglumbaran, I Wayan Arta (korban) ke rumah pelaku. “Saat itu dia (korban) bersama dua puluh warga datang kerumah menanyakan masalah pembayaran air kepada saya dengan kata kata “oh ne kebetulan ade bapanne, kenken masalah yeh ne mayah ape sing? ( oh ini mumpung ada bapak ini, sekarang bagai mana masalah pembayaran airnya,),” ungkap pelaku mengutif pernyataan korban.

Ditanya demikian, pelaku selanjutnya menjawab “oh tiang bayah yang di cek oleh adat kalau sudah selesai urusannya di kelompok” jelasnya. Setelah dijawab demikian, selanjutnya korban justru menyinggung soal pembayaran patus yang tidak pelaku bayar sebanyak dua kali yang membuatnya tersinggung. “Tinggalkan saja, patus saja sudah 2 kali tidak bayar, kata korban sehingga saya jawab kok masalah air menyinggung masalah patus,” ungkapnya.

Ditanya demikian, korban tidak ada jawab kemudian korban bersama sekitar 20 orang meninggalkan rumah pelaku. Hal itu yang kemudian diduga membuat pelaku kian geram dan tersinggung hingga akhirnya pelaku mengejar korban hingga di TKP dijalan dusun Pengelumbaran. Menurut AKP. Sulhadi, saat di TKP, pelaku Kembali menanyakan soal maksud penyataan korban yang menyinggung dan menghubungkan masalah air dengan patus. “Karena saat ditanya Kembali, korban juga tidak menjawab sehingga pelaku mengaku emosi dan menebas korban sebanyak satu kali dengan menggunakan sebilah sabit,” ungkap Sulhadi. Fatalnya, tebasan tersebut tepat mengenai muka korban. Meski demikian, masih sesuai pengakuan pelaku, setelah ditebas antara pelaku dan korban juga sempat bergulat sampai di lerai oleh warga yang ikut pada saat itu.

Tindak lanjut dari itu, pelaku sudah berhasil diamankan beserta barang bukti berupa sebilah sabit dan sebuah masker warna biru kombinasi putih yagg berisi bekas darah. “Sementara untuk korban sudah dirujuk ke RSU Bangli untuk dirawat di RSU Bangli. Motifnya, diduga karena salah paham. Kasusnya masih kita dalami,” pungkasnya. (arw)

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Cegah Meluasnya Penyebaran Covid-19, Bupati PAS Imbau Perbekel Perketat Pintu Masuk Desa

Ming Mei 3 , 2020
Dibaca: 15 (Last Updated On: 03/05/2020)SINGARAJA – fajarbali.com | Cegah terjadinya penambahan kasus  baru Covid-19 di Buleleng dan khususnya di Desa Bondalem, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di Buleleng mengimbau seluruh perbekel di Kecamatan Tejakula untuk perketat pintu masuk ke desa. […]

Berita Lainnya