Penandatanganan nota kesepakatan guna membangkitkan Wellness Tourism di Indonesia.
DENPASAR-fajarbali.com | Dalam upaya mendorong kebangkitan kembali “Wellness Tourism” di Indonesia, Wellness Spa Professional Association (IWSPA) bersama Wellness and Healthcare Enterpreneur Association (WHEA), Indonesia Wellness Master Association (IWMA), Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN), International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) dan Konsil Kedokteran Indonesia menggelar kegiatan bertajuk “IWSPA Reborn-Empowering Ethnowellness Nusantara” bertempat di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Jumat (7/10).
Ketua Umum WHEA, Agnes Lourda Hutagalung mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan menetapkan titik awal kebangkitan kembali Wellness Tourism di Indonesia secara menyeluruh. Adapun tema yang diusung dalam kegiatan itu adalah “Ethnowellness Nusantara”, yang dapat dijabarkan sebagai langkah yang terintegrasi dan berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan di bidang “Wellness” di Indonesia yang akan mengangkat warisan leluhur dari berbagai etnik yang ada di Indonesia yang terkait dengan bidang “Wellness” secara menyeluruh.
“Keseluruhan program yang memperkenalkan “Ethnowellness Nusantara” ini merupakan kolaborasi IWSPA dengan WHEA, IWMA, MAKN, IAMRA, dan Konsil Kedokteran Indonesia untuk secara bersama-sama dan bahu membahu membangkitkan kembali Wellness Tourism di Indonesia. Keberadaan Lembaga Sertifikasi Therapist (LST) dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) yang terkoordinasi secara menyeluruh di bawah asosiasi-asosiasi tersebut, akan mendukung keseluruhan program kerja yang akan dijalankan,” ungkapnya.
Laporan Ketua Umum WHEA, Agnes Lourda Hutagalung.
Agnes menyebutkan, langkah-langkah yang akan diambil dimulai dengan melakukan ‘training & certfication’ secara masif sehingga therapist di Bali sebagai ‘Pilot Project’ mendapatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, serta kecintaan pada “Ethnowellness Nusantara”, sekaligus membekali therapist dengan kemampuan yang mumpuni untuk mengikuti sertifikasi.
“Sertifikasi dan Re-Sertifikasi ini akan mendukung para therapist dan lembaga usaha yang ada untuk dapat kembali bekerja dan beroperasi sesuai dengan standar yang dibutuhkan, serta memampukan keseluruhan Wellness Tourism yang ada di Indonesia untuk bangkit lebih cepat, bangkit lebih kuat. Program training yang dilakukan akan mengajarkan keseluruhan materi terkait wellness, dengan modul dan kurikulum yang dirancang khusus dan lengkap dari berbagai sertifikasi yang sudah ada, sehingga sertifikasi Ethnowellness ini dapat menjadi patokan standar untuk semua therapist yang ada,” ujarnya.
Menurut Agnes, untuk dapat membangkitkan kembali Wellness Tourism di Indonesia, salah satunya dengan membantu pelatihan 10.000 terapis, manajer, dan pemijat pantai. Ia menyebutkan, terdapat 1100 tempat SPA dari berbagai variasi dan level di Bali. Namun karena pandemi COVID-19, hampir 34 persen tidak sanggup bangkit kembali. “Semua pelatihan dan sertifikasi ini akan diberikan secara cuma-cuma atau gratis, program pelatihan akan mengajarkan keseluruhan materi terkait wellness,” terangnya dihadapan awak media. M-001