Di BKO ke Papua, Sertu Sumerta Kenalkan Anyaman Jamur di Sekolah dan Masyarakat

Disebutnya, awal mulanya saat ada peresmian Gereja di distrik setempat, para tokoh dan ketua adat meminta TNI membuatkan gapura dengan bahan seadaanya, dari kayu dan cat. “Karena kami lihat tidak begitu bagus. Kita lihat ada bahan seperti janur dan bunga, maka kami buatkan anyaman,” ujarnya bangga. 

 Save as PDF
(Last Updated On: 06/02/2023)
GIANYAR-fajarbali.com | Sertu I Wayan Sumerta mendapat kesempatan bertugas di Papua Barat, sebagai BKO di Distrik Kwoor, Kabupaten Tembrauw, Papua Barat mengenalkan anyaman janur. Sebelumnya, Sertu Sumerta bertugas di Kodim 1616/Gianyar dan di BKO ke Papua dalam kurun waktu 13 bulan. 
Dijelaskan Sertu I Wayan Sumerta, Senin (6/2/2023) menceritakan, ia berada di Papua barat selama 13 bulan atas penugasan. Beruntung distrik yang ia tempati jauh dari konflik. Dirinya di BKO bersama 23 orang ia ditugaskan di Pos Ramil Kwoor. “Georgarfisnya cukup jauh dari kota, bahkah kalau ke Kota harus melewati 10 sungai,” ujarnya. Disebutnya, awal mulanya saat ada peresmian Gereja di distrik setempat, para tokoh dan ketua adat meminta TNI membuatkan gapura dengan bahan seadaanya, dari kayu dan cat. “Karena kami lihat tidak begitu bagus. Kita lihat ada bahan seperti janur dan bunga, maka kami buatkan anyaman,” ujarnya bangga. 
 
Sebelum membuat anyaman, dirinya membicarakannya dengan tokoh adat. Setelah disetujui, kemudian gapura digarap. “Hasilnya banyak yang takjub, apa lagi dalam peresmian gereja itu dihadiri Bupati setempat. Meski tidak sebagus kita di Bali, tapi banyak warga lokal yang senang melihatnya,” jelasnya. Bahkan dalam kesemt tersebut juga di buat karangan bunga. “Awalnya ada tokoh adat yang meninggal. Karena untuk membeli karangan bunga ke kota sangat jauh dan berbiaya mahal. Kita juga buatkan dari ulatan,” ujarnya. Semenjak saat itu, setiap ada tokoh yang meninggal selalu diminta untuk membuatkan karangan bunga dari ulatan. “Saya hitung sudah cukup banyak, selama 13 bulan sekitar 10 lebih karangan bunga kita buat,” ujarnya. 
 
Kerajinan ulatan/anyaman janur menarik warga lokal, sehingga dalam berbagai kesempatan dirinya didapuk mengajari anak-anak SD dan SMP di sana menganyam janur.  “Pas ada kunjungan bupati dan kepala distrik hadir semua dan kepala sekolah serta tokoh masyarakat. Karena kekurangan para guru prakarya, dari kepala sekolah meminta untuk mengisi praktek prakarya,” ujarnya. 
 
Disebutnya, khusus prakarya diajari buat karangan bunga dari ulatan klabang mantri. “Anak SD sampai SMP bahkan warga lokal juga ikut belajar membuat ulatan itu. Akhirnya semua ikut serta belajar. Jadinya setiap ada  acara di Gereja masyarakat sudah bisa sendiri inisiatif membuatnya,”  tutur ayah tiga anak ini. Berkat kreativitasnya itu, ia pun mendapat penghargaan dari Danrem 181/Praja Vira Tama Provinsi Papua Barat.sar
 Save as PDF

Next Post

Wujudkan Sustainable Ekonomi Melalui Penguatan Sektor Pertanian dan UMKM

Sen Feb 6 , 2023
Dibaca: 42 (Last Updated On: 06/02/2023)Sekda Adi Arnawa menghadiri Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan tahun 2023 di Ruang Kertha Gosana Puspem Badung, Senin (6/2/2023)     MANGUPURA – Fajarbali.com | Sekda Badung Wayan Adi Arnawa secara resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Kabupaten di Kecamatan Tahun 2023 secara terpusat […]

Berita Lainnya