Delegasi CHANDI 2025 Kunjungi Green School Bali, Jajaki Model Pendidikan Berkelanjutan

20.06.06_984c9296
Delegasi CHANDI 2025 antusias melihat cara pembuatan Gebogan di Green School Bali.

MANGUPURA-fajarbali.com | Delegasi Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 yang terdiri dari perwakilan pemerintah hingga akademisi dari negara-negara anggota akhirnya tiba di Bali untuk memulai serangkaian kegiatan maupun kunjungan penting. Salah satu agenda utama mereka adalah mengunjungi Green School Bali, sebuah institusi pendidikan yang telah lama dikenal sebagai pelopor dalam pendidikan berbasis keberlanjutan, Jumat (5/9).

Kedatangan delegasi ke Green School Bali yang berlokasi di Jl. Raya Sibang Kaja, Br. Saren, Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali disambut hangat oleh para staf, menandai dimulainya dialog dan pertukaran pengetahuan yang diharapkan akan sangat berharga bagi semua pihak. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya CHANDI 2025 untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan ke dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan.

Delegasi ini secara khusus tertarik pada filosofi pendidikan yang diterapkan di Green School. Mereka ingin memahami bagaimana sekolah ini berhasil memadukan kurikulum akademik yang kuat dengan pembelajaran praktis tentang isu-isu lingkungan.

Green School tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Mereka belajar melalui proyek-proyek nyata, seperti bercocok tanam organik, mengolah limbah menjadi kompos, dan membangun struktur dari bahan-bahan alami. Pendekatan ini selaras dengan tujuan CHANDI 2025 untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga sadar akan tanggung jawab mereka terhadap bumi.

Community License Manager and Sustainability Green School Bali, Putri Trianita Wijayanti mengatakan, pada kunjungan ini, delegasi diberi tur komprehensif di seluruh kompleks sekolah. Putri mengaku bahwa delegasi menyampaikan rasa takjubnya melihat bangunan-bangunan yang sebagian besar terbuat dari bambu, yang bukan hanya indah secara arsitektural tetapi juga ramah lingkungan. "Kami ingin menunjukkan kepada peserta bahwa ini adalah bukti nyata bahwa arsitektur dan alam dapat hidup berdampingan secara harmonis," ujarnya.

BACA JUGA:  Perdana Menteri Tajikistan dan Presiden RI Perkuat Kerja Sama Tata Kelola Air

"Kami juga mengajak peserta melihat berbagai fasilitas seperti permakultur, kebun organik, dan sistem daur ulang limbah. Mereka menyaksikan penuturan staff dengan penuh antusias. Para delegasi terkesan dengan tingkat kemandirian dan kesadaran lingkungan yang ditunjukkan oleh anak-anak usia muda. Selain itu, kami juga memperkenalkan para peserta tentang tradisi membuat gebogan, canang, penjor, hingga lawar yang akan digunakan dalam perayaan Hari Suci Saraswati. Hal ini juga tidak terlepas dari konsep Tri Hita Karana yang selalu kami sampaikan kepada seluruh siswa," imbuh Putri.

Kunjungan ini juga mencakup diskusi mendalam tentang peran orang tua dan komunitas dalam mendukung pendidikan di Green School. Para delegasi menyadari bahwa keberhasilan sekolah tidak hanya bergantung pada guru dan siswa, tetapi juga pada ekosistem yang lebih luas.

Selain itu, keterlibatan program-program komunitas juga menunjukkan bagaimana sekolah dapat menjadi pusat inspirasi bagi seluruh masyarakat, menciptakan sinergi antara pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari.

Putri menyimpulkan bahwa model Green School bukanlah sesuatu yang bisa disalin mentah-mentah. Sebaliknya, hal yang paling penting adalah filosofi di baliknya yaitu keyakinan bahwa pendidikan harus memberdayakan individu untuk menjadi pelayan bagi bumi ini.

"Kami berharap kepulangan delegasi CHANDI 2025 dari Bali membawa lebih dari sekadar kenang-kenangan, mereka tentu kami ingin membawa cetak biru inspirasi. Pengalaman di Green School telah memperkuat tekad mereka untuk mendorong reformasi pendidikan yang lebih holistik dan berorientasi pada keberlanjutan," pungkasnya.

Salah satu peserta, Sefyan Artawan mengatakan, perjalanan ke Green School Bali adalah pengalaman yang luar biasa, dimulai dengan kesan pertama yang tak terlupakan. "Saat tiba, saya disambut oleh pemandangan yang benar-benar berbeda dari sekolah pada umumnya. Tidak ada gedung beton bertingkat, melainkan sebuah gerbang sederhana yang terbuat dari bambu. Kesan pertama ini langsung memancarkan aura kealamian dan ketenangan. Udara sejuk dan suara alam menjadi irama selamat datang yang menenangkan jiwa, seolah-olah saya sedang memasuki sebuah dunia lain yang harmonis dengan alam," ujarnya.

BACA JUGA:  Kolaborasi Rotary District 3420 Bersama Sri Chinmoy Oneness-Home PEACE RUN Gaungkan Perdamaian di Bali

Sefyan mengungkapkan, salah satu hal yang paling menarik perhatiannya adalah bentuk bangunan yang unik dan ikonik dengan atap melengkung menyerupai tunas bambu. Struktur masif ini berdiri megah, membuktikan bahwa arsitektur ramah lingkungan bisa sangat inovatif dan menawan. "Kehadirannya seolah menjadi simbol dari komitmen sekolah ini untuk mendidik anak-anak agar memiliki hati yang peduli terhadap bumi. Dari kejauhan, bangunan ini sudah terlihat begitu mengesankan, dan dari dekat, detail anyaman bambunya sungguh luar biasa," sambungnya.

Sementara itu, peserta lainnya yakni Pasca Wirsutha menuturkan, fasilitas di Green School benar-benar mencerminkan pendekatan holistik mereka terhadap pendidikan. Ada kebun organik di mana siswa belajar menanam dan merawat tanaman, ada juga area peternakan kecil tempat mereka bisa berinteraksi langsung dengan hewan. "Semua ini tidak terasa seperti pelajaran tambahan, melainkan bagian integral dari kurikulum. Ini membuat saya berpikir bahwa pendidikan di sini tidak hanya tentang teori, tetapi juga tentang praktik langsung dan koneksi emosional dengan alam," ucapnya.

"Selain itu, komunitas di Green School terasa sangat erat. Saya melihat orang tua yang berinteraksi dengan guru dan siswa dengan santai, menciptakan suasana kekeluargaan. Rasa kebersamaan dan keterbukaan ini sangat terasa. Tampak jelas bahwa sekolah ini bukan hanya tempat belajar, melainkan sebuah komunitas yang saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan generasi yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan," tutup Wirsutha.

Secara keseluruhan, kunjungan delegasi CHANDI 2025 ke Green School Bali menjadi sebuah kisah sukses. Ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi internasional dapat menyatukan visi untuk masa depan yang lebih baik. Melalui jembatan pendidikan yang dibangun oleh Green School, delegasi CHANDI 2025 kini siap untuk menanamkan benih-benih kesadaran lingkungan di tanah air mereka, memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh dengan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya hidup harmonis dengan alam. (M-001)

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top