AMLAPURA – fajarbali.com | Dampak penyebaran virus corona di sejumlah negara membuat denyut pariwisata sepi. Akibatnya, sejumlah negara membuat denyut pariwisata sepi lantaran tidak ada wisatawan. Tak pelak, hal ini membuat para pekerja disektor ini juga dirumahkan sementara waktu. Hal itu dikatakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Cabang Karangasem, Wayan Kariasa, Minggu (5/4/2020) .
Menurut Kariasa, penutupan sementara hotel dan restaurant telah dimulai sejal pertengahan Maret lalu. Kebanyakan, hotel dan restaurant yang ditutup berada di kecamatan Karangasem, Abang, Sidemen, Manggis dan Kecamatan Kubu. Langkah ini diambil lantaran tidak ada wisatawan yang menginap di Karangasem. “Penutupanya sudah sejak pertengahan bulan Maret,” ujar Kariasa.
Selain karena sepi wisatawan, kata Kariasa, penutupan sementara juga dilakukan sebagai bentuk mengikuti himbaun pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona. Jumlah hotel dan restaurant tutup, sampai saat ini baru dikonfirmasi sekitar 76 usaha. Sedangkan pengusaha lainya belum mengkonfirmasi penutupanya. Yang jelas, kata Kariasa, hampir 90 persen pengusaha hotel dan restaurant telah menutup usahanya. “Banyak yang belum konfirmasi, kemungkinannya sudah hampir 90 persen tutup,” ujarnya lagi.
Dikatakan, pada bulan April ini telah banyak wisatawan yang sudah booking hotel akan tetapi mereka membatalkannya lantaran penyebaran virus corona yang belum reda. Dikatakannya, penutupan hotel dan restaurant juga berimbas pada sektor tenaga kerja yang harus dirumahkan. “Karena hotel dan restaurant tidak beroperasi, ya pekerja juga dirumahkan, tetapi pekerja selama dirumahkan ada yang diberikan gaji pokok dari 25 sampai 50 persen,” ujarnya lagi.
Pemberian gaji pokok tersebut, katanya lagi, tergantung dari kondisi keuangan masing-masing pengusaha. Selain itu, pengusaha juga harus mengeluarkan keuangan dari kantongnya untuk biaya operasional listri, air maupun lainya. Meskipun saat ini, beberapa hotel dan restaurant masih buka, dengan melihat kondisi saat ini, dalam waktu dekat pun mereka pasti akan tutup. “Pemasukan dari wisatawan tidak ada, kalau pun buka rugi juga,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) I Nyoman Suyadnya, mengaku, ratusan pekerja di sektor pariwisata dan kerajinan mulai dirumahkan lantaran imbas penyebaran virus corona. Jumlah yang telah terdata, kata Suyadnya saat itu, sekitar 753 pekerja. “Paling banyak memang pekerja hotel dan restaurant yang dirumahkan,” ucapnya.(bud).