BANGLI-fajarbali.com | Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Perwakilan Bali, meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), bertepatan dengan Hari Kartini 21 April 2025 di Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., MARS., mengungkapkan, GATI diluncurkan mengingat pentingnya peran ayah dalam keluarga, khususnya turut mengawal tumbuh kembang anak.
dr. Luh De, sapaannya, mengungkapkan, Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 47 telah mengamanatkan kepada pemerintah dan daerah untuk menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Ia mengatakan, keluarga memainkan peran penting dalam membentuk identitas sosial seseorang. Keluarga menginternalisasikan nilai-nilai agama, budaya/etnik, agama, dan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya.
"Kemampuan biologis untuk mengandung dan melahirkan anak seringkali menyebabkan peran pengasuhan secara otomatis diasosiasikan dengan perempuan, sementara peran sebagai pencari nafkah dianggap sebagai tugas laki-laki sebagai ayah," ujar dr. Luh De.
Menurutnya, pembagian peran antara ibu dan ayah yang didasarkan pada kondisi biologis tersebut seringkali menimbulkan permasalahan dalam praktik pernikahan, terutama ketika ibu juga terlibat dalam dunia kerja.
Pengasuhan anak yang efektif dan maksimal diperlukan partisipasi aktif dari kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu. Namun, statistik menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia yang tumbuh tanpa kehadiran ayah atau fatherless dalam hidup mereka.
Sedangkan berdasarkan data UNICEF 2021, sekitar 20,9% anak di Indonesia tidak memiliki figur ayah, baik karena perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang mengharuskan mereka tinggal jauh dari keluarga.
Selain itu, lanjut dr. Luh De, survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun yang sama menunjukkan bahwa hanya 37,17% anak usia 0–5 tahun yang dibesarkan oleh kedua orang tua secara bersamaan.
Lebih lanjut kata dia, dalam banyak kasus, peran ayah terhadap pengasuhan anak seringkali terabaikan atau dianggap sekadar sebagai pencari nafkah.
Akibatnya, pengasuhan dan pendidikan anak lebih banyak dilakukan oleh ibu, sementara ayah cenderung kurang terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak, terutama dalam hal pengasuhan emosional, intelektual maupun pendampingan anak di masa remaja.
"Menurut banyak ahli mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan periode krusial dalam pembentukan karakter dan identitas diri seorang anak. Pada fase ini, anak—terutama remaja—memerlukan bimbingan, pemahaman, dan pendampingan yang lebih intensif dari kedua orang tua, termasuk ayah," ungkapnya.
Dari hasil penelitian hubungan antara keterlibatan ayah dengan pembentukan karakter pada remaja, menunjukan adanya hubungan yang signifikan dan searah antara keterlibatan ayah dengan karakter anak.
Berbagai penelitian lain menunjukkan dengan keterlibatan aktif ayah dalam kehidupan anak, baik pada masa kanak-kanak maupun remaja, terbukti dapat memperbaiki kesehatan mental, hubungan sosial, dan prestasi akademis mereka.
Ia juga menyoroti fenomena fatherless memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak dan kesejahteraan keluarga. Situasi ini menuntut perhatian bersama, mengingat pentingnya kehadiran ayah dalam mendukung terciptanya lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis.
"Maka dari itu Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN terus mendorong penguatan peran ayah, dalam pengasuhan, agar tumbuh kembang anak optimal melalui Kampanye Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI)," ujar dr. Luh De.
Dalam tataran implementasi, program ini diimplementasikan melalui 4 (empat) pendekatan yaitu melalui pendekatan layanan konsultasi, pendekatan basis sekolah (SEBAYA), pembentukan konsorsium ayah teladan serta pendekatan komunitas yang berbasis desa/kelurahan.
Hal tersebut dirancang dengan tujuan untuk membantu ayah/calon ayah mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri mereka dalam pengasuhan anak.
Selain itu, program ini juga akan menyediakan akses ke berbagai sumber daya online yang dapat membantu ayah dalam menghadapi tantangan sehari-hari dalam pengasuhan anak/pendampingan remaja GATI, para ayah/calon ayah didorong untuk mulai peduli akan pentingnya keterlibatan peran ayah dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja.
"Mari jadikan diri kita para ayah/calon ayah yang tidak hanya bekerja keras untuk keluarga, tetapi juga hadir secara penuh dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja. Bersama sama, kita wujudkan keluarga berkualitas, melalui GATI," harapnya.