https://www.traditionrolex.com/27 Berkebun Sayuran Hidroponik Jadi Tren di Masa Pandemi - FAJAR BALI
 

Berkebun Sayuran Hidroponik Jadi Tren di Masa Pandemi

(Last Updated On: 28/09/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Imbauan untuk berdiam diri di rumah selama pandemi Covid-19, ternyata berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat di perkotaan, termasuk Kota Denpasar.

Masyarakat yang biasanya gemar nongkrong di luar rumah sudah tentu saat ini tidak bisa melakukannya lagi, pasalnya jam operasional mall maupun tempat nongkrong lainnya dibatasi.

Namun berdiam diri di rumah pastinya cepat menimbulkan rasa bosan dan jenuh. Guna menghilangkan rasa tersebut, ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan selama berada di rumah, diantaranya berkebun.

Pemilik toko bibit dan alat pertanian di Denpasar, Handoko mengungkapkan sejak adanya anjuran berdiam di rumah, paket berkebun di rumah menjadi salah satu produk yang diminati masyarakat.

“Selama pandemi serta adanya himbauan dari pemerintah untuk membatasi kegiatan di luar rumah, paket berkebun di rumah menjadi salah satu yang paling laku,” ungkap Handoko saat ditemui Senin, (28/9/2020).

Salah satu paket yang paling diminati adalah berkebun sayuran. Untuk paket ini, ada beberapa jenis yang ditawarkan tergantung pada varian sayuran. Biasanya satu paket ini terdiri dari tiga jenis sayuran, satu media semai, pupuk dan polybag.

Untuk harga, Handoko mengatakan beragam mulai dari Rp 100 ribu sampai dengan Rp 250 ribu per paket. “Harga per paket disesuaikan dengan varian bibit yang disertakan dalam satu paket,” paparnya.

Pemilik toko hidroponik di Denpasar, Kencanawati juga mengatakan hal yang sama. Selama anjuran diam di rumah, permintaan paket hidroponik rumahan mengalami peningkatan yang signifikan. “Selama 5 bulan ini, permintaan paket hidroponik rumahan mengalami peningkatan hampir 300 persen,” terangnya.

Dari rata-rata penjualan bibit per minggu sebanyak 15 paket, selama pandemi ini bisa mencapai ratusan paket dengan jenis paket adalah sayuran yang mudah untuk dikembangkan seperti kangkung, bayam, pakcoy, dan selada.

Peminatnya, menurut Kencanawati berasal dari kalangan rumah tangga. Konsumen melakukan pemesanan tidak dengan datang langsung ke toko, melainkan via online dan diantar oleh ojek online.

Sementara itu, Pande Arta salah satu karyawan Hotel yang dirumahkan akibat pandemi Covid-19 pada awal April lalu memilih menekuni bisnis hidroponik, dia mengaku ingin membuat usaha pertanian yang mudah untuk dilakukan tapi memiliki prospek bagus untuk kedepannya.

“Setelah dirumahkan dari tempat saya bekerja, saya putuskan untuk bertani sayuran hidroponik. Adapun tanaman yang saya kembangkan adalah tanaman pakcoy. Menurut saya, bertani memiliki sisi yang mudah dan sulit, tapi semua saya lakukan dengan penuh semangat, sehingga akan selalu ada harapan untuk kehidupan selanjutnya,” tuturnya. (dar). 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

perkenalkan sistem pembelajaran, Koding Next gelar event di Kuta.

Sen Sep 28 , 2020
Dibaca: 13 (Last Updated On: 28/09/2020)MANGUPURA – fajarbali.com | Koding Next sebagai salah satu sekolah teknologi terkemuka di Indonesia telah berdiri sejak 2016 lalu dan saat ini membuka cabang baru yang berlokasi di Imam Bonjol Square, Denpasar. Sekolah ini hadir dengan memberikan ide-ide baru untuk kualitas pendidikan anak-anak di masa depan.  Save […]

Berita Lainnya