https://www.traditionrolex.com/27 Antisipasi Meningkatnya Kasus Covid-19, Pemerintah Bali Tambah Tempat Tidur di Ruang Isolasi  - FAJAR BALI
 

Antisipasi Meningkatnya Kasus Covid-19, Pemerintah Bali Tambah Tempat Tidur di Ruang Isolasi 

(Last Updated On: 14/07/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Dalam upaya mengantisipasi meningkatnya kasus positif Covid-19 di Bali, Pemerintah Provinsi Bali kembali menambah kapasitas tempat tidur di ruang isolasi di tiga rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM menuturkan, ada tiga RS yang sedang dikembangkan untuk penambahan tempat tidur di ruang isolasinya, yakni RSUD Buleleng sebanyak delapan tempat tidur, RS Daerah Mangusada Badung penambahan tiga tempat tidur, dan RSUD Karangasem enam tempat tidur.

 

“Penambahan kapasitas tempat tidur ruang isolasi tersebut untuk mengatasi lonjakan jumlah pasien positif corona di daerah itu. Saat ini daya tampung atau kapasitas tempat tidur untuk ruang isolasi di 15 rumah sakit rujukan sebanyak 486 tempat tidur, masih dalam pengembangan untuk 17 tempat tidur sehingga nantinya menjadi 503 tempat tidur,” ungkapnya.

 

Menurut dr. Suarjaya, sampai saat ini kapasitas ruang isolasi di Bali masih mencukupi karena dilakukan pemilahan pasien yang dirawat di rumah sakit.

Sedangkan pasien positif yang tergolong sebagai orang tanpa gejala (OTG) dirawat di sejumlah tempat karantina seperti di Bapelkesmas Denpasar, Wisma Bima, Badan Diklat di Pering, hingga tiga hotel yang juga dijadikan tempat karantina, yakni Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan Hotel Ramada.

 

“Yang gejalanya berat diarahkan dirawat di RSUP Sanglah, dan yang dengan gejala ringan hingga sedang dirawat di RS rujukan lainnya,” imbuhnya.

 

dr. Suarjaya menyatakan, pada bulan Juni, pasien positif Covid-19 yang dirawat di RS rata-rata sembuh dalam waktu 13 hari. Oleh karena pasien di RS itu bergejala, sehingga memang agak lama proses penyembuhannya.

 

“Kami terus mendorong angka kesembuhan yang OTG ini, kami harapkan tiap hari ada yang sembuh sehingga akan mengurangi kepadatan di tempat karantina,” ucapnya.

 

Di tempat karantina, lanjut Suarjaya, yang berstatus OTG ada yang sembuh dalam waktu tiga hari, lima hari hingga tujuh hari.

 

“Yang dirawat di tempat karantina memang lebih cepat sembuh karena mereka tanpa gejala, selain di sana diberikan makanan yang bergizi, vitamin, diberikan madu kele pada pagi dan sore hari, diajak berjemur, berolahraga, juga ada konsultan psikologi, dengan harapan imunitas mereka segera meningkat,” tutupnya. (dar).

 

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Obyek Wisata Dibuka, Pengunjung Lokal Mulai Berdatangan

Sel Jul 14 , 2020
Dibaca: 4 (Last Updated On: 14/07/2020)AMLAPURA – fajarbali.com | Sejumlah obyek wisata di Karangasem mulai di buka setelah sebelumnya sempat ditutup lantaran pandemic covid-19. Pasca dibuka untuk pengunjung local ini, wisatawan mulai berdatangan berkunjung ke obyek wisata yang baru dibuka. Seperti obyek wisata Taman Edelwies dan Taman Tirta Gangga, kini […]

Berita Lainnya