Alcoholic Fatty Liver: Ketika Kebiasaan Minum Alkohol Perlahan Merusak Hati

u10-IMG-20251121-WA0001
Foto: ilustrasi/ist.

SEBAGIAN orang menganggap minum alkohol sesekali bukan masalah besar. Namun, jika kebiasaan itu terus berlanjut, tanpa disadari hati mulai bekerja terlalu keras hingga akhirnya rusak.

Salah satu gangguan hati yang sering muncul akibat konsumsi alkohol berlebihan adalah alcoholic fatty liver disease, atau perlemakan hati akibat alkohol.

Hati adalah organ vital yang memiliki peran penting dalam tubuh, seperti menyaring racun, memetabolisme obat, dan menyimpan energi. Dalam keadaan normal, hati memang mengandung sedikit lemak.

Akan tetapi, bila kadar lemak di hati meningkat hingga lebih dari sepuluh persen dari berat organ tersebut, maka disebut perlemakan hati. Alkohol menjadi salah satu penyebab paling umum karena dapat mengganggu proses metabolisme lemak di dalam sel hati.

Konsumsi alkohol berlebihan membuat hati bekerja lebih berat dalam memecah dan menetralkan zat beracun dari alkohol. Proses ini menghasilkan zat sisa yang menghambat pembakaran lemak dan justru mendorong penumpukan lemak di hati.

Jika kebiasaan minum alkohol terus berlanjut, kondisi ini bisa berkembang menjadi peradangan hati, bahkan berujung pada sirosis, yaitu kerusakan permanen pada jaringan hati yang menurunkan fungsi organ tersebut.

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami perlemakan hati akibat alkohol. Risiko tertinggi terdapat pada mereka yang mengonsumsi alkohol secara rutin dalam jumlah banyak, terutama bila disertai pola makan tidak sehat.

Obesitas, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi juga mempercepat kerusakan hati. Selain itu, wanita lebih rentan mengalami kerusakan hati akibat alkohol karena secara fisiologis kemampuan tubuh mereka dalam memetabolisme alkohol lebih rendah dibandingkan pria.

Perlemakan hati akibat alkohol sering kali tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal. Inilah sebabnya kondisi ini kerap tidak terdeteksi hingga menjadi lebih berat. Penderita mungkin hanya merasa cepat lelah, nafsu makan menurun, atau ada rasa tidak nyaman di perut kanan atas.

BACA JUGA:  Uapaya Pengendalian Ancaman DBD di Blahbatuh, Gianyar

Kadang disertai penurunan berat badan tanpa sebab jelas. Jika perlemakan berlanjut menjadi peradangan hati, dapat muncul gejala seperti kulit dan mata menguning, nyeri perut, mual, hingga pembengkakan di perut karena penumpukan cairan. Pada tahap sirosis, kerusakan hati menjadi permanen dan berisiko menyebabkan gagal hati.

Penatalaksanaan perlemakan hati akibat alkohol berfokus pada menghentikan konsumsi alkohol dan memperbaiki gaya hidup. Langkah pertama dan paling penting adalah berhenti total dari alkohol.

Tidak ada batas aman untuk konsumsi alkohol bila seseorang sudah menunjukkan tanda kerusakan hati. Berhenti minum alkohol dapat menghentikan perburukan dan bahkan memungkinkan hati pulih, terutama bila dilakukan pada tahap awal penyakit.

Perubahan pola makan juga sangat membantu. Disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan cukup protein, vitamin, dan antioksidan. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan atau daging berlemak, serta batasi asupan gula dan karbohidrat sederhana.

Aktivitas fisik teratur, seperti berjalan kaki atau bersepeda, membantu mengurangi lemak di hati dan memperbaiki fungsi metabolisme tubuh.

Pada beberapa kasus, dokter dapat memberikan terapi tambahan sesuai kondisi pasien. Jika terdapat gangguan gizi, suplemen vitamin B kompleks, terutama tiamin, dapat membantu memperbaiki metabolisme hati.

Bila sudah terjadi komplikasi seperti sirosis, pengobatan lebih difokuskan untuk mengendalikan gejala dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Pada tahap akhir, satu-satunya pilihan pengobatan yang efektif adalah transplantasi hati.

Pencegahan merupakan langkah terbaik dalam menghadapi perlemakan hati akibat alkohol. Batasi atau hindari konsumsi alkohol, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit hati, obesitas, atau diabetes.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga penting, karena perlemakan hati sering tidak menimbulkan gejala hingga mencapai tahap lanjut.

Deteksi dini melalui pemeriksaan fungsi hati dan ultrasonografi (USG) dapat membantu menemukan gangguan sebelum menimbulkan kerusakan permanen.

BACA JUGA:  Kasus Positif Covid-19 di Denpasar Melonjak Tajam hingga 544 Orang 390 Pasien Sembuh

Hati bekerja setiap detik untuk membersihkan racun dari tubuh. Kebiasaan minum alkohol berlebihan berarti memaksa organ ini bekerja di luar batasnya. Menjaga kesehatan hati bukan sekadar menghindari penyakit, tetapi juga menjaga kualitas hidup.

Dengan menghentikan alkohol, memperbaiki pola makan, dan menjalani hidup sehat, hati akan mampu melakukan tugasnya dengan optimal menjadi penjaga kehidupan yang tenang dan tanpa keluhan.

Penulis: dr. Ni Putu Yusica Maylasari, S.Ked

 

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top