https://www.traditionrolex.com/27 Air Terjun Tukad Cepung Kian Mendunia - FAJAR BALI
 

Air Terjun Tukad Cepung Kian Mendunia

(Last Updated On: 08/05/2019)

BANGLI-fajarbali.com | Sejumlah potensi wisata di Kabupaten Bangli terus bermunculan sejak beberapa tahun terakhir. Dari sekian banyak potensi muncul, potensi air terjun ternyata cukup banyak ada di Kabupaten Bangli. Salah satunya berada di Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku.



Bahkan di wilayah ini, tercatat tiga air terjun yang kini mulai mendunia. Diantaranya Air Terjun Tukad Cepung, Air Terjun Kerisik dan Air Terjun Goa Giri Campuhan (GGC).

Namun yang paling dominan dikunjungi wisatawan baik dometik maupun mancanegara  yakni air terjun Tukad Cepung yang berada di Desa Pakraman Penida Kelod. Karena itu, Air Terjun yang awalnya dikenal dengan air terjun turun dari langit ini, kini menjadi andalan bagi Desa Tembuku, untuk menghasilkan pundi-pundi pendapatan untuk desa setempat. Sebab, rata-rata tingkat kunjungan ke Tukad Cepung yang dikembangkan sejak 3,5 tahun lalu, bisa mencapai 400 orang per hari.



Hal ini diakui Kepala Desa Tembuku, I Ketut Mudiarsa saat dikonfirmasi awak media, Rabu (8/5/2019). Kata dia, karena keindahan dan keasriaan panorama di Tukad Cepung, telah banyak menarik wisatawan ke tempat ini.  “Tamu yang banyak berkunjung terutama dari Eropa dan Australia,” ungkapnya.

Wisatawan yang datang, tidak hanya untuk melihat langsung keindahan Tukad Cepung. Banyak juga tamu memanfaatkan indahnya lokasi untuk pemotretan (pra wedding). Sebab selain terkenal dengan air terjunnya, keiindahan bebatuan dan struktur tebingnya yang alami serta airnya yang jernih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.



“Sejak mulai dikembangkan sekitar 3,5 tahun lalu, lokasinya kini sudah mulai tertata. Penataan kami lakukan secara bertahap karena memang anggaran desa terbatas. Minimal ada perubahan lah setiap bulannya,” ungkapnya.

Karena itu, disebutkan, ada sejumlah tamu yang bisa lima kali datang berkunjung karena kekagumannya dengan keindahan di Tukad Cepung. Lanjut Mudiarsa, karena terbatasnya anggaran desa, pihak desa maupun Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tukad Cepung hanya bisa melakukan penataan sebatas penataan ringan saja. Misalnya pengadaan tempat istirahat, penataan kebun sepanjang jalur, dan pembenahan jalan dengan rabat semen.



Untuk penataan lebih lanjut, Mudiarsa menyampaikan, pihaknya terkendala status jalan setapak (trek) menuju air terjun karena masih tercatat di Dinas PU Provinsi Bali. Sebab, jika dilakukan perbaikan oleh desa, tentunya akan menyalahi aturan. Oleh karena itu, diharapkan akses jalan setepak tersebut dilimpahkan ke kabupaten dan kabupaten menyerahkan ke desa. “Setelah itu bisa diserahkan kedesa, baru kami bisa menata secara penuh,” terangnya.

Terhadap persoalan tersebut, pihaknya juga mengaku sudah mengirim proposal sebanyak tiga kali. Namun sampai kini tak kunjung mendapat tanggapan. Hal yang sama juga disampaikan Ketua Pokdarwis Tukad Cepung, Ketut Joni Wismayana. Pihaknya mengaku bersyukur karena angka kunjungan ke Tukad Cepung selalu meningkat. Di sisi lain, dia juga berharap supaya pemerintah daerah bisa bergerak cepat soal hibah jalan tersebut.

“Masih banyak yang ingin kami lakukan untuk penataannya,” jelasnya. Sebab, jika hal tersebut bisa terwujud, pihaknya optimis bisa memberikan pemasukan pendapatan bagi daerah. (ard)



 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Polemik Maskot Bangli, Dewan Minta Bupati Lakukan Kajian Ulang

Rab Mei 8 , 2019
Dibaca: 11 (Last Updated On: 08/05/2019)BANGLI-fajarbali.com | Polemik rencana Pemkab Bangli menggunakan Bunga Gumitir sebagai maskot Kabupaten Bangli kian meluas. Setelah PHDI menyampaikan aspirasinya dan akan dilanjutkan dengan menggelar rapat khusus membahas soal maskot itu, kalangan Dewan juga kembali angkat bicara.  Save as PDF

Berita Lainnya