Duta Badung dalam Wimbakara Gender Wayang Anak-Anak Tampil Maksimal pada PKB ke-47

1000314702

Loading

Seniman dari Sanggar Seni Selendro Agung Duta Badung dalam Wimbakara (Lomba) Gender Wayang Anak-Anak tampil pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Minggu (29/6). 

MANGUPURA-Fajarbali.com | Seniman dari Sanggar Seni Selendro Agung, Banjar Saren, Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Badung tampil dalam Wimbakara (Lomba) Gender Wayang Anak-Anak tampil pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Minggu (29/6). 

 

Koordinator Gender Wayang, Dinas Kebudayaan Badung, I Wayan Muliadi menjelaskan, dalam lomba gender wayang anak ini membawakan tiga gending. "Ini merupakan acuan dari provinsi, kita di masing-masing kabupaten/kota menunjukan ciri khas masing-masing. Karena karakteristik pasti berbeda, jangan antara kabupaten, antara desa pun akan memiliki perbedaan," katanya. 

 

Muliadi menjelaskan, pemilihan duta untuk Gender Wayang telah dilakukan selama satu tahun sebelumnya. Sementara, latihan-latihannya telah dimulai sejak Desember 2024. “Proses untuk menentukan seniman gender wayang tidaklah sulit, proses regenerasi telah dilakukan dan berjalan dengan baik. Sanggar yang fokus ke gender wayang itu sudah ada jadi kita tinggal memilih saja," jelasnya.

 

Usai tampil, Ida Ayu Ganiswari dan kawan- kawan mengaku plong. "Awal-awal agak grogi, tapi saat tampil jadi menikmati, sekarang sudah plong aja," katanya.

 

Sementara, Putu Raditya juga mengaku, sangat senang sudah bisa tampil dalam PKB ke-47 2025. Untuk hasil akhir, Raditya mengaku tidak menargetkan untuk keluar sebagai juara"Semoga bisa jadi yang terbaik aja," pungkasnya. 

 

Duta kabupaten Badung yang diwakili empat orang yakni I Putu Raditya Sedana, I Putu Marbin Andrika Putra Pratama, Si Ngurah Arya Widana, dan Ida Ayu Putu Aishwarya Ganiswari membawa tiga tabuh/gending, masing-masing: Gending Cangak Merengang, Gending Pamungkah, serta Gending Rebong dan Angkat Angkatan itu beradu dengan dua kelompok/duta lainnya dari Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar, di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center).

BACA JUGA:  Mampu Realisasikan Program di 100 Hari Kepemimpinan, Wabup Alit Sucipta Apresiasi Dukungan Semua Pihak 

 

Tabuh Cangak Merengang merupakan sajian musikal gender wayang yang terinspirasi dari burung yang berkaki panjang yang kerap berdiri waspada dan tampak liar dalam pengamatan. Dalam liarnya nada dan ritme yang merengang, tersirat pesan mendalam tentang kepekaan, keseimbangan, serta keharmonisan antara manusia dan alam. Inilah wujud seni sebagai laku Jagat Kerthi.

 

Kemudian, Pamungkah adalah tabuh pembuka dalam sebuah pertunjukan wayang kulit Bali. Gending ini ditata mengedepankan unsur-unsur musikal dengan teknik fender wayang yang rumit dari cepat dan lambatnya memilih atau mengeluarkan wayang.

 

Gending Rebong dang Angkat Angkat bertujuan membangkitan getar asmara yang halus tersusun dari dua palet yang saling bersahutan, seakan menggambarkan dua rasa bertemu dan bertarung dalam ruang batin.W-004

 

 

Scroll to Top