Umat Rasakan Efek Positif dari Puncak Penileman Griya Agung Beraban

IMG-20250228-WA0024
Setelah pelebon Ida Pandita Mpu Daksa Mertha Yoga pada awal Februari 2025 lalu, Griya Agung Beraban Denpasar melanjutkan dengan upacara Atma Wedana yang puncaknya berlangsung pada 27 Februari 2025 di Girya Agung Beraban.

DENPASAR-fajarbali.com | Setelah pelebon Ida Pandita Mpu Daksa Mertha Yoga pada awal Februari 2025 lalu, Griya Agung Beraban Denpasar melanjutkan dengan upacara Atma Wedana yang puncaknya berlangsung pada 27 Februari 2025 di Girya Agung Beraban.

Acara ini juga diikuti oleh umat Hindu yang hendak menunaikan upacara Atma Wedana. Ica, warga Denpasar, salah satunya. Ia bersyukur dapat bergabung dalam upacara tersebut untuk mengupacarai almarhum mertuanya.

“Bersyukur Griya Agung Beraban menggelar acara seperti ini. Saya cukup lama menanti upacara dengan konsep massal ini,” ujarnya.

Tanpa bermaksud memanfaatkan upacara orang lain, ia menilai, jika upacara seperti ini digelar mandiri tentu membutuhkan biaya lebih besar. 

“Anak saya juga ikut metatah (potong gigi). Jadi sangat hemat,” imbuhnya.

Sebagai bentuk pengabdian terhadap Griya Agung Beraban, ia mengabdikan waktu dan tenaganya untuk ngayah. 

Nyoman Kenak, Penglingsir Griya Agung Beraban menyebut, konsep massal ini diharapkan dapat meringankan beban umat untuk upacara.

“Ini juga pesan dari almarhum, Ida Nabe Surya, bahwa jangan merepotkan umat,” sebutnya. Dari panitia pelaksana memang tidak memungut biaya untuk pemilet. Namun pemilet mapunia secara ikhlas dengan kemampuan masing-masing.

Dalam pelaksanaannya, Kenak yang juga Ketua PHDI ini menyebut tingkatan upacara ini tergolong utama, yakni tingkat Nyatur Niri. Para memilet juga mendapat perlakuan dan upacara yang sama.

Upacara Atma Wedana diikuti sebanyak 36 peserta, sementara upacara metatah diikuti sebanyak 34 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah di Bali, namun didominasi oleh umat di Denpasar. 

Upacara ini dipimpin sebanyak 32 sulinggih, dan dibantu oleh puluhan sulinggih, serta jero mangku. Kenak berterimakasih kepada para peserta atas pengabdian yang diberikan kepada Griya Agung Beraban. 

BACA JUGA:  Pakeling, Gaparan Musik Instrumental Orkestra. “Jangan Hanya Ingat Tetapi Berbuat”

“Tanpa bantuan semeton, upacara ini tidak bisa berjalan dengan lancar. Kami bangga bisa memberi fasilitas kepada umat Hindu,” tuturnya.

Dalam upacara itu, Kenak yang juga Ketua Umum MGPSSR Pusat juga sempat memberi dharma wacana tentang esensi yadnya, dengan harapan umat memahami upacara yang sedang dilakoni. 

Upacara puncak ditutup dengan prosesi meajar-ajar menuju unsur laut yakni Pantai Padang Galak dan unsur gunung di Pura Goa Lawah yang dilakukan pada 2 Maret 2025 mendatang. Ritual ini merupakan simbol penyatuan kembali sang atma kepada sang pencipta.

Scroll to Top