Narasumber Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda menerima sertifikat penghargaan dari Wakil Direktur III Poltekkes Kemenkes Denpasar, Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M. Biomed.
DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Ribuan mahasiswa baru angkatan 2024/2025 dari semua jurusan di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Denpasar, mengikuti Dharma Wacana bertema "𝐈𝐦𝐩𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐀𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐓𝐫𝐢 𝐊𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐚𝐫𝐢𝐬𝐮𝐝𝐡𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐌𝐮𝐥𝐚𝐭 𝐒𝐚𝐫𝐢𝐫𝐚 d𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢-n𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐁𝐮𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐇𝐨𝐬𝐩𝐢𝐭𝐚𝐥𝐢𝐭𝐲", secara hybrid, Sabtu (7/9/2024), titik pusat kegiatan di Auditorium Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Dharma Wacana tahun ini menghadirkan Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda, sebagai narasumber tunggal. Nama Ida Pandita Acharya tentu sudah tidak asing lagi di kalangan umat Hindu Nusantara. Kiprahnya dalam mencerahkan umat tidak sebatas di wilayah Bali.
Ida Pandita Acharya, berpesan, mahasiswa Poltekkes Denpasar yang notabene calon tenaga kesehatan, agar melakukan pelayanan berbasis cinta. Sebab, cinta merupakan syarat mutlak dalam memberikan pelayanan yang tulus dari lubuk hati.
“Katakanlah dalam hubungan pacaran, pasti adik-adik sangat tulus melayani pacar. Meski pun tidak disuruh tapi naluri melayani dan memberikan yang terbaik untuk pasangan yang kita cintai selalu muncul. Itulah kekuatan cinta,” kata Ida Pandita Acharya.
Dalam konsep Hindu, lanjut Ida Pandita Acharya, manusia diciptakan untuk melayani Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Itu bisa diimplementasikan dengan melayani pasien yang membutuhkan pertolongan, sebab cahaya suci-Nya bersemayam di setiap individu.
Sedangkan hewan, menurutnya, dilahirkan untuk mengabdikan diri kepada mahluk yang lebih kuat darinya. Ida Pandita Acharya berharap, substansi dari ajaran Tri Hita Kaya Parisudha dan Mulat Sarira bisa diimplementasikan dengan baik oleh mahasiswa.
“Yang penting implementasinya. Percuma juga bicara konsep yang baik tapi pelaksanaannya nol. Saya yakin adik-adik mahasiswa Poltekkes Denpasar akan menjadi tenaga kesehatan professional yang berkontribusi untuk bangsa dan negara,” harap Ida Pandita Acharya.
“Temanya sudah bagus, tapi bagaimana kita memaknai. Jangan sampai kaya tema tapi miskin makna apalagi tuna laksana. Lebih-lebih mereka di pelayanan kesehatan hampir sama dengan saya sebagai sulinggih. Sungai Kapuas, Musi dan Papua saya datangi. Maka saya harap pembangunan mentalitas tidak hanya ditekankan bagi mahasiswa tapi pimpinannya juga,” harapnya.
Peserta yang mengikuti dharma wacana secara offline.
Wakil Direktur III Poltekkes Kemenkes Denpasar, Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M. Biomed., mengungkapkan, dharma wacana merupakan wujud toleransi beragama di lingkungan kampus karena sivitas akademikanya sangat heterogen, terdiri dari berbagai agama, kepercayaan, suku dan daerah.
“BEM [Badan Eksekutif Mahasiswa] kami mempunyai program kerja, yakni Dharma Wacana untuk mahasiswa Hindu, Halal Bihalal untuk Islam, Natal untuk umat Kristiani. Jadi program ini sebagai upaya memupuk toleransi di lingkungan kampus,” jelas Marhaeni.
Yang tak kalah penting, Dharma Wacana diharapkan mampu memupuk spiritualitas semua sivitas akademika dalam kehidupan beragama sehingga terbentuklah toleransi yang dicita-citakan bersama.
Budaya pelayanan yang dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan, menurut dia, sangat penting ditanamkan, karena merupakan sikap moral yang harus dipupuk agar nantinya dapat menjadi kebiasaan yang harus dijaga sebagai pemberi layanan kesehatan, dimana pun mahasiswanya mengabdi kelak.
"Kami berharap melalui kegiatan ini, kita dapat meningkatkan pelayanan, memetik inti makna dan mengimplementasikan ajaran Tri Kaya Parisuddha, dimana kita mulai dari berpikir yang baik, berkata yang baik, berbuat yang baik, introspeksi diri demi kualitas dan pelayanan yang lebih baik dan berkualitas kedepannya,” pungkasnya.
Presiden BEM Poltekkes Kemenkes Denpasar Surya Natallia Bryan didampingi Ni Komang Marheni Wati, menambahkan, banyak nilai-nilai agama dan kearifan lokal Bali yang bisa dipetik dalam implementasi kehidupan sehari-hari, tak terkecuali bagi mahasiswa/tenaga kesehatan.
Di antara banyaknya pilihan nilai-nilai kearifan lokal tersebut, Tri Kaya Parisudha dan Mulat Sarira dinilai paling relevan sehingga dijadikan tema dharma wacana tahun ini.
“Dharma wacana ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai ajaran Tri Kaya Parisuddha dan Mulat Sarira agar sekiranya mahasiswa Poltekkes Denpasar mengimplementasikannya dalam budaya hospilatlity,” pungkas Surya Natallia.