DENPASAR - fajrbali.com | Dokter spesialis jantung Prof. dr. Lukman Hakim Makmun mengatakan, pola hidup masyarakat yang kurang banyak bergerak menjadi salah satu pemicu mudahnya terkena serangan jantung. "Karena kecanggihan teknologi, semakin jarang masyarakat yang rutin mau berjalan kaki dan bersepeda, padahal itu sangat baik bagi kesehatan jantung," katanya, di Denpasar, Senin (02/12/2019).
Aterosklerosis sendiri, lanjut dia, merupakan proses penumpukan plak kolesterol yang diendapkan pada dinding pembuluh darah arteri sehingga arteri (pembuluh nadi) menjadi menyempit dan tidak dapat mengantarkan darah yang cukup untuk mempertahankan fungsi normal organ tubuh.
"Aterosklerosis awalnya tidak menimbulkan gejala, sampai pembuluh darah arteri sudah sangat menyempit bahkan tertutup hingga tidak lagi dapat menyalurkan darah dalam jumlah cukup ke organ-organ tubuh. Akibatnya, banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita aterosklerosis hingga timbul komplikasi," ujarnya.
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh kolesterol tinggi, tekanan darah yang tinggi, diabetes, peradangan akibat penyakit tertentu, seperti lupus, obesitas, dan kebiasaan merokok.
Saat lapisan dalam arteri rusak, lemak serta zat lain menjadi mudah menempel dan menggumpal di sana. Seiring berjalannya waktu, gumpalan (plak) ini terus menumpuk, mengeras, hingga pembuluh darah arteri menyempit dan kaku.
Penyempitan pembuluh darah akan menghambat suplai oksigen serta nutrisi ke organ-organ yang dialirinya. Hal ini membuat fungsi organ tersebut menurun bahkan terhenti, tergantung seberapa parah sumbatan yang terjadi.
"Sampai terjadinya proses penyempitan pembuluh darah ini, sangat berkaitan karena pola makan dan pola hidup yang dilakukan masyarakat saat ini yang semakin dimudahkan dengan penggunaan teknologi," tutup dr. Lukman. (dar).