BANGLI-fajarbali.com | Meski belum diresmikan, suasana di Pasar Terminal Loka Srana sejak beberapa hari selalu diramaikan oleh masyarakat Bangli yang bekerja sebagai tenaga pelipatan surat suara.
Yang menarik dari 81 tenaga lipat yang dilibatkan oleh KPU Bangli ini, salah satunya adalah seoarang pemuda penyandang disabilitas. Gung Darma sapaan akrab pemuda bernama lengkap Anak Agung Darma Laksana asal Susut, Bangli ini.
Dalam keterbatasan fisiknya terutama bagian kakinya yang tidak berkembang secara sempurna, Gung Darma tampak begitu semangat dan cekatan melakukan pelipatan satu persatu surat suara yang telah disortir bersama kelompoknya. Keterbatasan fisik yang dialami Gung Darma sejak lahir, tidak menjadi penghambat baginya untuk tetap bekerja.
Gung Darma mengatakan, dalam sehari rata-rata dua dus surat suara berisi 1000 lembar berhasil dilipatnya mulai pukul 08.00 wita hingga 17.00 wita. Dia pun bercerita, keterlibatannya ikut melipat surat suara sejak sepekan terakhir karena ajakan dari kerabatnya yang bekerja di KPU Bangli. Dengan pekerjaan ini, diakuinya, pihaknya lumayan bisa mengisi waktu luangnya dan mendapatkan hasil yang cukup memadai.
“Saudara yang awalnya kasih tau. Setelah saya mau, dia langsung mendaftarkan saya juga sebagai tenaga lipat disini,” ungkapnya.
Karena keterbatasan fisiknya tersebut, Gung Darma setiap hari diantar jemput oleh ayahnya menuju Pasar Terminal Loka Srana untuk bisa bekerja sebagai tenaga lipat. Kedua orang tuanya juga terus memberikan dukungan dan semangat kepada yang bersangkutan untuk terus bisa bangkit. Dengan kegiatannya tersebut, dalam sehari rata-rata Gung Darma bisa mendapatkan imbalan puluhan ribu saja.
“Hasilnya dari ini, nanti akan saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membantu meringankan biaya keluarga,” ungkapnya.
Dalam hiruk pikuk persiapan pemilu serentak 17 April mendatang, dirinya pun menyampaikan sepercik harapan kepada calon legislatif maupun calon presiden yang nantinya terpilih, agar lebih memberikan perhatian dalam wujud nyata kepada para penyandang disabilitas.
“Harapan saya, siapa pun nanti terpilih sebagai legislative dan presiden agar bisa terus memperhatikan orang seperti saya, sesama penyandang disabilitas,” ungkapnya.
Bukan hanya pada saat memerlukan suara saja diperhatikan. “Tidak hanya perhatian berupa bantuan saja yang kami perlukan, melainkan juga agar kami diberikan kesempatan yang sama dalam sebuah pekerjaan,” harapnya.
Sementara itu, Ketua KPU Bangli, Putu Pertama Pujawan menyampaikan, ditengah banyaknya temuan surat suara yang rusak di Kabupaten Bangli, proses pelipatan dan sortir terus digenjot dilakukan. Untuk mempercepat proses tersebut, pihaknya mengaku telah menambah tenaga lipat dengan mempekerjakan sedikitnya 81 orang masyarakat Bangli.
Disebutkan, biaya satuan sortir dan lipat surat suara presiden dan wakil presiden Rp. 75 per lembar, surat suara DPD RI biaya saruannya Rp. 100 per lembar. Sedangkan biaya satuan surat suara DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten biaya per lembar masing-masing dihargai Rp. 150.
Untuk pelipatan surat suara ini, semula KPU Bangli menyediakan anggaran sebesar Rp 95 juta. Jumlah tersebut, rencananya akan direvisi kembali untuk meningkatkan upah para tenaga lipat tersebut dengan menambah Rp. 55 juta. Jadi totalnya Rp. 120 juta lebih.
“Diawal Rp. 95 juta itu perhitungannya Rp. 100 per lembar, ternyata setelah berjalan kegiatannya petugas sortir dan lipat ini hanya mendapatkan Rp. 60 ribu hingga 75 ribu per hari. Kasihan mereka kerja dari pagi sampai sore hanya mendapatkan segitu,” ungkapnya.
Dengan rencana perubahan tersebut, upah mereka per hari rata-rata mendapatkan Rp. 110 ribu hingga Rp. 150 ribu, tergantung jumlah lipatan yang mereka selesaikan. “Upahnya itu, diakumulasi dan dibayarkan tiap lima hari kerja,” pungkasnya. (ard)
Save as PDF