Inovasi SMK Dwijendra, Terapkan UAS Berbasis Android

Loading

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Pemandangan berbeda tersaji saat pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) siswa kelas XI SMK Dwijendra Denpasar, Senin, 14 Mei 2018. Para siswa tampak asyik menatap gadget masing-masing ketika menjawab soal-soal ujian.
Rupanya UAS yang berlangsung 11-18 Mei itu dimanfaatkan pihak sekolah untuk uji coba program android bernama "Moodel". Aplikasi "Moodel" merupakan program penyedia materi ajar dan soal-soal yang dirancang dan dikembangkan para guru. "Moodel" dimanfaatkan untuk pembelajaran sehari-hari, tugas, maupun ujian harian, Ujian Tengah Semester (UTS), serta Ujian Akhir Semester (UAS).

 

“Aplikasi itu bisa diakses siswa lewat playstore (layanan penyedia aplikasi android). Di aplikasi itu terdapat soal-soal ujian yang dirancang guru-guru Mapel (mata pelajaran),” demikian kata Kepala SMK Dwijendra Denpasar, IB. Oka Dwi Putra atau Gus Dwi ditemui saat pelaksanaan UAS.

 

Gus Dwi mengatakan, UAS berbasis android itu baru pertama dilakukan sebagai tindak lanjut penerapan e-learning di sekolah. “Di samping itu kami di sekolah juga berinisiatif untuk mengenalkan sistem pelaksanaan UNBK ini kepada anak-anak agar tahun depan mereka siap,” tegas Kasek yang sebelumnya menjabat Kepala UPT Yayasan Dwijendra.

 

Lebih lanjut dikatakan, aplikasi Moodel dirancang oleh guru-guru dari Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ). “Uji coba pertama tanggal 30 April. Kami coba saat UAS. Hasilnya ya siswa tak merasa sulit,” ungkapnya seraya mengatakan, ujian ini sebagai upaya membatasi pengadaan kertas dan komputer.

 

Disinggung mengenai ujian berbasis handphone/android dapat menimbulkan kecurangan, pihaknya optimis kecurangan tidak terjadi. Dia menegaskan, ujian tetap dilaksanakan di kelas didampingi para pengawas. Pengawas juga memonitoring ke masing-masing siswa. “Ujian di kelas untuk mengurangi tindakan contek-mencontek,” tambah Gus Dwi.

 

Namun demikian, UAS berbasis android baru bisa diterapkan ke siswa kelas XI. Sementara kelas X saat ini masih menerapkan UAS berbasis kertas pensil atau UASKP. Pihaknya pun berharap, penerapan UAS berbasis android bisa dilakukan di semua tingkat pada tahun depan, dengan memperbaiki server dan menambah jaringan internet.

 

Sementara, Ketua Program Keahlian TKJ yang juga pengembang aplikasi Moodel, Ni Kadek Lih mengungkapkan, aplikasi tersebut sudah dirancang sejak enam bulan lalu. Bersama rekan-rekannya, Kadek Lih awalnya kesulitan mengembangkan aplikasi tersebut karena terkendala server.

 

“Server kami awalnya kecil. Tapi yang paling utama adalah jaringan internet harus baik, aplikasi akan berjalan lancar,” kata Kadek Lih.
 
Ia menjelaskan, siswa dapat mengakses aplikasi itu melalui dua perangkat, yakni handphone dan juga komputer. Siswa terlebih dahulu harus meng-instal aplikasi di masing-masing perangkat. Setelah itu, siswa masuk menggunakan token yang sebelumnya dibuat oleh pengembang aplikasi.

 

“Guru dan siswa harus punya user name. Itu (user name) kami yang buat. Tujuannya, siswa tak bisa samakan jawaban. Untuk guru dipakai saat memasukkan soal-soal ke aplikasi,” terang dia.
 
Cara menjawab soal pun diakui masih sama dengan sistem yang berlaku pada UNBK. Caranya, yakni mengklik lingkaran jawaban yang tersedia pada soal pilihan ganda, lalu secara otomatis jawaban siswa akan tersimpan pada server. (eka)
Scroll to Top