DENPASAR-fajarbali.com | Richardo Rusli, seorang dokter mata yang sedang magang di RSUD Wangaya, Denpasar mengungkap fakta yang cukup mencengangkan tentang akibat kekurangan vitamin A pada mata. Dalam istilah medis, kekurangan vitamin A disebut Xeroftalmia, merupakan suatu gangguan nutrisi yang memberikan kelainan pada mata dan merupakan penyebab umum kebutaan pada bayi di negara berkembang.
Rata-rata kebutuhan harian vitamin A untuk anak-anak adalah 1500-5000IU tergantung dari usia. Kekurangan vitamin A bisa terjadi akibat kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A (Contoh : ikan, hati, susu, telur terutama kuning telur, sayuran hijau, wortel) atau kelainan pada penyerapan dan penggunaan dari vitamin A dalam tubuh. Demikian dikatakan dr. Richardo Rusli di Denpasar, Kamis (19/04/2018).
Pada penderita kekurangan vitamin A, kata dia, gejala awal yang akan sering muncul adalah buta senja. Buta senja sendiri merupakan akibat dari disfungsi fotoreseptor sel batang pada retina, dengan gejala kesulitan melihat pada sinar redup. Pada mata kita terdapat sel batang dan sel kerucut yang berfungsi untuk penglihatan, di mana pada sel kerucut berfungsi untuk menangkap sinar pada keadaan terang dan sel batang berfungsi untuk menangkap sinar pada keadaan gelap.
”Setelah itu selaput lendir bola mata akan tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit berkeriput. Pada saat ini orangtua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna kecoklatan,” ujar dr. Richardo.
Ditambahkan, bila kekurang vitamin A ini dibiarkan berlanjut maka akan timbul gejala yang lebih serius dan mengancam mata yaitu munculnya ulkus kornea. Segera bawa anak ke pusat kesehatan terdekat bila sudah terdapat tanda-tanda kelainan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Menurut dokter muda kelahiran 1992 itu, pencegahan untuk kekurangan vitamin A sendiri pemerintah sudah memberikan jadwal periodik untuk pemberian vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak, yaitu untuk bayi di bawah satu tahun, diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus dengan dosis 100.000SI biasanya berbentuk kapsul biru, sedangkan untuk anak balita di atas satu tahun, diberikan enam bulan sekali secara serentak pada bulan Februari dan Agustus dengan dosis 200.000 SI biasanya berbentuk kapsul merah.
“Jangan lupa untuk memberikan makanan yang adekuat sesuai kebutuhan untuk mencapai status gizi normal. dan memberikan makanan tinggi sumber vitamin A. untuk mengoreksi kekurangan pada vitamin A,” pungkas dia. (GDE)