MANGUPURA-fajarbali.com | Pemerintah Kabupaten Badung tahun 2019 lalu getol meresmikan bank sampah di seluruh kecamatan wilayah setempat. Bahkan, Badung telah membentuk 500 lebih Bank Sampah yang tersebar di seluruh desa/dan kelurahan. Saat itu, keberadaan bank sampah dianggap menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan sampah.
Namun sayang, program tersebut vacum. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung kini berusaha mengaktifkan kembali kegiatan yang dikelola oleh PKK Mangu Srikandi itu. Hanya saja dari 589 baru 43 bank sampah yang bisa diaktifkan kembali. Pihak DLHK pun mengaku, alasan diaktifkan kembali lantaran produksi sampah tidak akan berhenti meski pandemi Covid-19 menyerang.
“Masa pandemi tidak menghentikan produksi sampah rumah tangga,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3, DLHK Kabupaten Badung, AA Gde Agung Dalem, Kamis (20/5/2021).
Baca Juga :
Terapkan Prokes, Pemedek di Pura Silayukti Diberikan Kartu Antre
25 SD di Karangasem Masih Tunda Gelar PTM
Gung Dalem mengungkapkan, bila produksi sampah yang terus terjadi itu tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan masalah. Sebaliknya bila langsung dibuang ke pembuangan akan cepat memenuhi tempat pembuangan akhir (TPA). Disisi lain sampah masih dapat dipilah dan menghasilkan rupiah.
“Sampah yang hanya langsung dibuang ke TPA akan mempercepat penuhnya TPA. Sementara 20 persen sampah adalah sampah bernilai ekonomi. Maka bank sampah harus dihidupkan kembali,” kata Gung Dalem.
Pejabat asal Klungkung itu juga menilai, ditengahi produktivitas perekonomian yang lesu akibat pandemi Covid-19, tidak bisa mengurangi produksi sampah. Terutama, sampah rumah tangga.
“Kenyataannya Bisnis sampah tetap bergerak,” imbuhnya seraya mengatakan rencana penutupan TPA Suwung menjadi pemantik dibangkitkannya kembali bank sampah. (put)
Save as PDF