DENPASAR -fajarbali.com
Pencetak dan pengedar uang palsu (upal), Dewa Agus Putra Yasa (29) yang diciduk di rumahnya di Tegalalang Gianyar mengaku korban PHK akibat dampak covid-19. Sementara upal palsu yang dicetaknya sudah beredar di masyarakat sebanyak Rp 5 juta.
Kepada penyidik Ditreskrimum Polda Bali, Dewa Agus mengatakan bila dia bisa mencetak upal setelah belajar otodidak melalui google. Bermodalkan sebuah printer, Dewa Agus sukses memalsukan uang rupiah tapi tidak bisa memalsukan dollar.
“Dia mengaku belajar mencetak upal dari Google setelah wabah Covid-19,” ujar Direktur Ditreskrimum Polda Bali Kombes Pol Andi Fairan, Rabu (29/4/2020).
Pria bertubuh tambun itu menjelaskan dirinya nekat mencetak upal karena menganggur. Dia sudah di PHK di tempat kerjanya sebuah perusahaan, tepatnya akhir Pebruari 2020 lalu. “Dari tiga mata uang, hanya rupiah yang bisa dipalsulan yakni pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000,” ungkapnya.
Jelasnya, uang palsu hasil cetakan tersangka sudah beredar di masyarakat sebanyak Rp 5 juta. Uang palsu sebanyak itu diedarkan tersangka dengan cara berbelanja. Seperti membeli rokok, bensin, dan kebutuhan harian lainnya. Termasuk Rp 900.000 yang digunakan membeli handphone korban, Putu Novi (31). “Kami masih mengembangkan keterangannya,” bebernya.
Tersangka Dewa Agus Putra Yasa ditangkap Tim Resmob Polda Bali setelah membeli handphone Putu Novi dengan membayar menggunakan uang palsu senilai Rp 900 ribu.
Ia ditangkap Polisi di rumahnya di Jalan Raya Sapat Tegalalang Gianyar, Senin (27/4/2020). Selain menemukan sebuah printer, Polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang palsu sebesar Rp 5.750 juta. (hen)
Save as PDF