"Ada terdeteksi varian Delta. Yang jelas di Bali. Karena baru terdeteksi variannya dari hasil uji gene squensing Litbangkes. Makanya kasus naik terus ternyata varian Delta yang masuk Bali. Dari hasil uji yang kita terima tersebut, diketahui ada tiga varian Delta B.1.617.2 di Bali. Mereka yang terinfeksi di antaranya pasien laki-laki berusia 20 tahun dan 50 tahun, serta pasien perempuan berusia 48 tahun. Kita berpesan agar masyarakat lebih waspada dan sebaiknya diam di rumah," ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis (15/7/2021). Disinggung soal kondisi pasien, dr Suarjaya belum dapat memastikan, apakah masih dalam perawatan atau sudah dinyatakan sembuh.
Baca Juga :
Se’i Sapi Kana dan Bagaimana Ekosistem Digital Berkontribusi pada Kesuksesannya
The Nusa Dua Tingkatkan Kelola Kawasan Berbasis Protokol Kesehatan
"Data pasien yang terkonfirmasi terpapar Covid-19 varian Delta tersebut akan kita lacak. Semoga kasus seperti ini dapat segera teratasi. Kita juga berharap agar masyarakat terus menjalani dan memperketat protokol kesehatan. Karena hal itu adalah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus corona varian Delta ini. Lingkungan sosial perlu diperkecil, kegiatan luar ruangan harus dikurangi. Gunakan kemudahan dan kepraktisan teknologi digital untuk setiap aktivitas," ujarnya.
Dari sekian banyak varian mutasi virus corona, varian delta lebih mudah menular dibandingkan varian yang lain. Hal ini dikarenakan beberapa mutasi pada protein yang memungkinkan virus mampu menembus dan menginfeksi sel sehat. "Mengetahui varian Delta lebih mudah dan cepat menular, tentu membuat kita semakin khawatir. Ini sebagai pembelajaran buat kita semua untuk selalu taat prokes sebagai upaya pencegahan," imbuh dr Suarjaya.
Ia menegaskan, semua lapisan masyarakat termasuk pemerintah di dalamnya harus terus mematuhi prokes. "Prokes dan melakukan vaksinasi masih menjadi cara terbaik untuk mencegah virus corona varian Delta. Selain itu, usaha pencegahan harus lebih diperketat dan lebih disiplin dengan membatasi mobilitas," tutupnya.