Usung Tema “Samskerti Bhumi Jana”, Festival Desa Penglipuran XII Perkuat Komitmen Jaga Lingkungan untuk Pariwisata Berkelanjutan

IMG_5917
Pembukaan Festival Desa Penglipuran XII dengan menampilkan Tari Gabor kolosal.

Loading

BANGLI-fajarbali.com | Dalam balutan tradisi yang kaya dan komitmen teguh terhadap keberlanjutan, Desa Penglipuran, sebuah permata budaya Bali yang telah diakui secara global, dengan bangga mengumumkan penyelenggaraan Festival Desa Penglipuran XII 2025. Mengusung tema filosofis "Samskerti Bhumi Jana: Harmoni Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif", festival ini akan berlangsung selama tiga hari penuh, mulai tanggal 10 hingga 12 Juli 2025, menjanjikan sebuah perayaan budaya yang mendalam, refleksi inspiratif, dan pengalaman tak terlupakan bagi setiap pengunjung.

Kepala Pengelola Dewi Penglipuran, Wayan Sumiarsa, menjelaskan bahwa festival tahunan ini bukan sekadar ajang pameran seni dan budaya. Ia adalah perwujudan nyata dari filosofi Tri Hita Karana, ajaran kuno Bali yang menganjurkan penciptaan harmoni antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Melalui tema "Samskerti Bhumi Jana", Penglipuran ingin memperkuat kesadaran akan pentingnya harmoni esensial ini dalam membangun pariwisata yang tidak hanya lestari secara ekologis, tetapi juga adil dan merangkul secara sosial. "Festival ini menjadi wadah untuk menampilkan berbagai seni budaya, edukasi, serta diskusi yang mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kelestarian desa adat dan menciptakan pariwisata yang ramah lingkungan serta merata manfaatnya bagi seluruh masyarakat," ujarnya.

Wayan Sumiarsa menyebutkan, Festival Desa Penglipuran merupakan jantung dari identitas desa, wujud syukur atas berkah yang diberikan, sekaligus ajakan tulus kepada dunia untuk bersama-sama melestarikan warisan leluhur demi generasi mendatang. "Melalui setiap tarian, setiap alunan gamelan, dan setiap karya seni yang ditampilkan, kami berharap dapat menyebarkan pesan perdamaian, keharmonisan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan kepada setiap insan yang hadir. Dengan semangat harmoni, diharapkan Penglipuran Village Festival dapat menjadi model bagi pengembangan pariwisata di daerah lain, sekaligus memperkuat posisi Desa Penglipuran sebagai destinasi wisata yang bertanggung jawab dan berwawasan masa depan,” tambahnya.

BACA JUGA:  Musyawarah Anggota FORKOM DEWI Bali 2024-2029; Fokus Pemberdayaan Potensi Desa Wisata

Rangkaian acara Festival Desa Penglipuran XII 2025 dibuka pada Kamis, 10 Juli 2025, dengan Hari Harmoni Keseimbangan Alam dan Spiritual. Pagi hari akan diramaikan dengan Lomba Gebogan di Pewaregan Pura Penataran, diikuti oleh Opening Ceremony megah di Jabe Pura Penataran yang akan menampilkan pertunjukan tari Legong Mesatya, Kolosal Tari Gabor, dan Parade Gebogan. Acara ini direncanakan mengundang pejabat terkait dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup, serta pejabat Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli, bersama dengan siswi SMP, seniman lokal, desa tetangga, dan seluruh masyarakat setempat. Sore harinya, perhatian akan beralih ke Penilaian Penjor di Tugu Pahlawan, dan malam akan ditutup dengan Pengumuman Juara Penjor serta Hiburan Budaya Bali.

Hari kedua, Jumat, 11 Juli 2025, didedikasikan sebagai Hari Kreativitas, Edukasi, dan Spirit Komunitas. Pagi hari akan menjadi arena Lomba Mewarnai di Tugu Pahlawan, sebuah kegiatan edukatif yang mengajak anak-anak mengekspresikan imajinasi mereka sambil mengenal kekayaan budaya Bali. Sepanjang hari, berbagai seni pertunjukan budaya dan musik lokal Bali akan memeriahkan suasana, dan malam akan dipenuhi dengan Hiburan Budaya Bali lainnya, mempersembahkan kekayaan seni pertunjukan tradisional.

Festival akan mencapai puncaknya pada Sabtu, 12 Juli 2025, sebagai Puncak Perayaan, Pelestarian Seni, dan Apresiasi Budaya. Sorotan utama adalah Lomba Tari Barong Macan di Pasar Pelipurlara, sebuah pertunjukan dinamis dari salah satu tarian ikonik Bali. Selain itu, Festival XII juga memfasilitasi para pelaku UMKM lokal Desa Penglipuran dan luar desa, baik di bidang kuliner maupun kerajinan tangan, memberikan dampak ekonomi langsung dan menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk membawa pulang buah tangan autentik. Sebagai penutup yang berkesan, Hiburan Musik Lokal akan menghibur pengunjung di Tugu Pahlawan, menciptakan suasana akrab dan ceria.

BACA JUGA:  Ratusan Pelari Ikuti The Trans Beachathon 2024, Lari di Pantai Sekaligus Beramal

Festival ini bertujuan sebagai sarana promosi Desa Wisata Penglipuran, melestarikan seni budaya dan lingkungan, serta sebagai media rekreasi dan peningkatan kompetensi kepariwisataan masyarakat. Desa Wisata Penglipuran menerapkan sistem pariwisata berbasis masyarakat yang terbukti mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang usaha. Dengan kunjungan mencapai 1.023.750 orang pada tahun 2024, serta predikat sebagai salah satu dari tiga desa terbersih di dunia dan penghargaan "One of The Best Tourism Villages in The World" dari UNWTO pada tahun 2023, Penglipuran terus mempertahankan eksistensinya. Kolaborasi pentahelix dan penyelenggaraan festival tahunan menjadi strategi berkelanjutan untuk menjaga popularitas dan tanggung jawab desa.

Bendesa Adat Penglipuran, Wayan Budiarta, dengan bangga menyampaikan bahwa Desa Penglipuran telah dikenal sebagai desa terbersih dan terbaik di dunia berkat komitmen masyarakatnya dalam menjaga lingkungan dan melestarikan budaya, dibuktikan dengan penghargaan Kalpataru Lestari. Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Artan, menyoroti kemampuan Penglipuran dalam menghadapi isu-isu terkini, seperti masalah sampah, menjadikannya garda terdepan. Asisten 1 Setda Pemprov Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra, berharap kegiatan ini terus dikembangkan demi manfaat semua pihak, sementara Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Event Kemenpar RI, Nova Arines, berharap festival ini menginspirasi destinasi pariwisata lainnya.

Wayan Sumiarsa mengundang seluruh wisatawan domestik dan internasional untuk datang dan merasakan langsung harmoni Desa Penglipuran, menjadi bagian dari upaya pelestarian seni, budaya, dan lingkungan, sekaligus mendukung pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. (M-001)

Scroll to Top