FOTO: Pengukuhan dan Ikrar Guru Profesional Periode I 2024 serta pembentukan alumni.
DENPASAR – sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, meluluskan sebanyak 359 mahasiswa Program Profesi Guru (PPG) angkatan 1 tahun 2024, bertempat di Auditorium Redha Gunawan, Jumat (20/1/2024). Kegiatan dikemas dalam "Pengukuhan dan Ikrar Guru Profesional Periode I 2024" serta pembentukan alumni.
Kaprodi PPG UPMI Dr. Wayan Sumandya, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya mengatakan, mahasiswa PPG yang dilepas hari ini, terdiri dari 308 guru dalam jabatan dan 51 orang pra jabatan.
"Untuk yang pra jabatan, dari 51 orang 43 di antaranya telah diterima sebagai guru ASN/PPPK, tersebar di berbagai jenjang sekolah se-Bali. Sisanya masih proses," kata Sumandya.
Sumandya menambahkan, sejak dibuka, total mahasiswa PPG UPMI sebanyak 525 orang, baik dalam dan pra jabatan. Sedangkan yang telah lulus sejumlah 265 orang. Ia mengingatkan, Bali dan daerah lain masih kekurangan guru, sehingga prospek lulusan PPG khususnya yang pra jabatan sangat cerah.
Pada kesempatan ini, UPMI mengundang Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Provinsi Bali, Kepala Disdikpora seluruh kabupaten/kota se-Bali, Balai Guru Penggerak, sejumlah kepala sekolah dan pemangku kebijakan di bidang guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. IGB Arthanegara, SH., MH., M.Pd., berpesan, bahwa guru adalah profesi berdasarkan panggilan hati sehingga sangat mulia. Meski terkadang guru harus keras mendidik muridnya, itu semata-mata bertujuan agar karakter anak didiknya menjadi baik.
"Sekarang keras sedikit guru dilaporin. Saya minta percayakan masa depan anak-anak pada guru. Hargai guru dan jaga wibawa mereka," pinta Arthanegara.
Berkaca dari kebangkitan Jepang pasca-dibombardir oleh musuh, lanjut dia, hal pertama yang ditanyakan Kaisar Jepang saat itu adalah 'berapa orang guru yang tersisa?'. Bukan menanyakan jenderal yang masih hidup.
Dengan sisa-sisa guru ini lah, menurut Arthanegara, Jepang melesat menjadi negara maju di segala bidang. Untuk itu, ia meminta kepada lulusan PPG UPMI untuk memetik spirit dari peristiwa dunia tersebut. "Guru bukan orang hebat, tapi melahirkan orang-orang hebat," tegasnya.
Senada, Rektor UPMI Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., berpendapat, guru adalah tulang punggung sebuah bangsa. Karakteristik guru paling berbeda, tidak bisa disamakan dengan profesi lain, seperti dokter misalnya. Jika dokter salah menangani pasien, korbannya hanya satu orang, tapi jika guru salah mendidik, maka bangsa akan hancur.
Memikul tugas seberat itu, sudah selayaknya semua guru hidup sejahtera. Suarta bersyukur dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristek telah memberikan sentuhan nyata yang bisa dirasakan langsung oleh guru.
"Cita-cita saya dari kecil ingin jadi guru. Tapi pernah diingatkan, harus siap hidup sederhana. Saya akhirnya benar-benar menjadi pendidik. Dan, saya menikmati profesi yang mulia ini. Guru adalah pelita dalam kegelapan," ungkapnya.
Kebanggaan lain menjadi guru, lanjut Suarta, adalah dikenal banyak orang. Pergi kemana pun, selalu disapa orang yang ternyata mantan anak didik. "Kadang saya lupa tapi mereka ingat. Itu kebanggaan tersendiri bagi guru," lanjut Suarta.
Lebih lanjut, Rektor UPMI membeberkan, pihaknya kini memiliki tiga fakultas, yakni Fakultas Sains dan Teknologi yang membawahi Prodi Sistem Informasi, Teknologi Informatika, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Jasmani Rekreasi, yang dulu namanya Pendidikan Olahraga.
Kemudian Fakultas Bahasa dan Seni, Prodi yang diampu yaitu 4 Prodi masing-masing: Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Prodi Sendratasik (Seni, Drama, Tari dan Musik), Prodi Seni Rupa dan Program Pendidikan Bahasa Indonesia. Kemudian yang ketiga Fakultas Ilmu Sosial. Prodi yang diampu yaitu pendidikan Ekonomi, Pendidikan Sejarah, Bimbingan Konseling dan Kewirausahaan.
Tak ketinggalan, tahun ini UPMI membuka program studi Pariwisata jenjang setara D1 dan D2. Hal itu didasari aspirasi dan inspirasi masyarakat.
"Selama ini saya akui, guru bidang pariwisata untuk sekolah – sekolah pariwisata diambil dari praktisi pariwisata dan bukan dari tenaga pendidikan yang merupakan guru pariwisata tulen,” katanya.
Selain menjadi tenaga pendidik pariwisata, lulusan ini juga siap kerja di dalam dan luar negeri dengan berbagai kompetensi keahlian.